Pertumbuhan Bakteri Hasil Seleksi Bakteri Desulfurisasi pada Medium MSM-DBT Cair

dapat mengoksidasi DBT menjadi DBT-sulfoxide dan DBT-sulfone, kemudian enzim DszA dan DszD mengubahnya menjadi HBP-sulfonat dan selanjutnya enzim DszB mengubahnya kembali menjadi HBP dan sulfit. Pada proses selanjutnya sulfit akan teroksidasi menjadi sulfat Kevin et al., 1996. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa setiap isolat bakteri yang tumbuh pada medium MSM-DBT agar mengalami pertumbuhan yang berbeda-beda. Isolat 15N, 26N dan 34N mempunyai pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan isolat bakteri lainnya. Isolat bakteri yang mempunyai pertumbuhan paling tinggi diindikasikan mempunyai kemampuan yang tinggi dalam mendegradasi DBT. Oleh karena itu, ketiga isolat tersebut kemudian dipilih untuk diuji lanjut pada tahap seleksi berikutnya yaitu seleksi pada medium MSM-DBT cair.

4.3. Hasil Seleksi Bakteri Desulfurisasi pada Medium MSM-DBT Cair

Tiga isolat bakteri yang mempunyai pertumbuhan paling tinggi pada medium MSM-DBT agar yaitu, isolat 15N, 26N dan 34N diseleksi lebih lanjut pada medium MSM-DBT cair. Seleksi pada tahap ini dilakukan dengan mengamati beberapa parameter selama bakteri tumbuh pada medium tersebut. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan bakteri, perubahan pH medium dan desulfurisasi DBT.

4.3.1. Pertumbuhan Bakteri

Jumlah sel bakteri per unit waktu jam digambarkan dalam bentuk kurva pertumbuhan. Berdasarkan hasil analisis varian multivariate MANOVA pada 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 8 12 16 20 24 L o g j u m la h s e l m l W aktu Jam Kontrol 15 N 26 N 34 N taraf nyata 95, pertumbuhan sel ketiga isolat berbeda nyata diantara waktu- waktu yang berbeda Lampiran 9. Hal ini dapat terlihat jelas pada setiap kurva pertumbuhan masing-masing isolat yang berbeda-beda Gambar 10. Nilai pertumbuhan bakteri selama proses fermentasi pada semua isolat bakteri berfluktuasi berkisar antara 10 4 hingga 1,7x10 9 selml. Pola pertumbuhan dari ketiga isolat bakteri hampir sama satu dengan yang lainnya, yang membedakan hanya pada fase adaptasi yang hanya dialami oleh isolat 34N pada jam ke-4 ditandai dengan pertumbuhan sel yang menurun. Hal ini disebabkan pada fase ini mikroorganisme masih beradaptasi dengan lingkungannya sehingga belum terjadi pertumbuhan mikroba secara signifikan Pumphrey, 1996. Selanjutnya ketiga isolat mengalami fase eksponensial yang ditandai dengan meningkatnya jumlah sel bakteri hingga jam ke-16, namun fase eksponensial isolat 26N berakhir lebih awal dibandingkan dengan dua isolat Gambar 10. Pertumbuhan sel isolat bakteri terseleksi dalam media MSM-DBT cair diinkubasi pada suhu ruang dan agitasi 120 rpm lainnya yaitu pada jam ke-12. Selain itu, pertumbuhan sel pada isolat 26N juga lebih rendah dibandingkan dengan isolat lainnya. Berdasarkan hasil uji Duncan pertumbuhan sel pada isolat 15N lebih tinggi secara nyata dibandingkan dengan pertumbuhan sel pada kedua isolat lainnya Lampiran 9. Hal ini disebabkan isolat 15N memiliki rata-rata jumlah sel tertinggi 5,1x10 8 selml. Meningkatnya jumlah sel setiap isolat pada fase eksponensial menandakan adanya degradasi DBT dan batubara yang dilakukan oleh isolat bakteri untuk memperoleh sumber sulfur dan karbon Labana et al., 2004. Pada jam ke-20 pada isolat 15N dan 34N dan jam ke-16 pada isolat 26N, populasi memasuki akhir dari fase stasioner. Pada fase ini peningkatan biomassa terjadi secara konstan, meskipun komposisi sel mungkin mengalami perubahan Pumphrey, 1996. Akhirnya ketiga isolat bakteri tersebut mengalami penurunan jumlah sel hingga jam ke-24. Berkurangnya jumlah sel dapat disebabkan nutrisi yang telah habis dan terbentuknya senyawa yang bersifat toksik bagi sel Pumphrey, 1996.

4.3.2. pH Medium