Sulfur dalam Batubara TINJAUAN PUSTAKA

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sulfur dalam Batubara

Sulfur dalam batubara hadir dalam dua bentuk yaitu sulfur anorganik dan sulfur organik. Sulfur anorganik dalam batubara terutama terdiri dari sulfit dan sulfat. Beberapa bentuk sulfit yang biasanya ditemukan dalam batubara, antara lain pirit FeS 2 , sphalerit ZnS, galena PbS, arsenopirit FeAsS dan lain-lain. Bentuk sulfat yang biasa ditemukan dalam batubara, antara lain barit BaSO 4 , gipsum CaSO 4 .2H 2 O, kalsium sulfat anhidrit CaSO 4 , serta sejumlah besi sulfat dan lain-lain Calkins, 1994. Pirit pada umumnya merupakan sulfur anorganik yang memiliki ukuran lebih besar dan tidak terikat pada molekul batubara. Partikel dari pirit tersebar secara acak sebagai matriks dan berada dalam bentuk kristal-kristal kubus pada seluruh bagian batubara Gambar 1. Gambar 1. Model struktural batubara keras Wise, 1981 Berbeda dengan sulfur anorganik, sulfur organik dalam batubara terikat secara kovalen ke dalam struktur yang besar dan kompleks pada molekul batubara serta terdistribusi di dalam substansi batubara sehingga sulit untuk dihilangkan secara fisik ataupun kimia Constanti et al., 1994. Menurut Klein et al. 1994 sulfur organik pada batubara terdapat dalam bentuk senyawa alifatik, aromatik atau heterosiklik, yang dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok, yaitu : 1. Thiol alifatik atau aromatik merkaptan, thiofenol 2. Sulfida alifatik, aromatik atau campuran thioeter 3. Disulfida alifatik, aromatik atau campuran dithioether 4. Senyawa heterosiklik atau tiofena yang sejenis dibenzothiophene Kandungan sulfur di dalam batubara bervariasi bergantung pada wilayah batubara tersebut berasal Prayuenyong, 2002. Kandungan sulfur dalam batubara secara umum sesuai dengan Tabel 1. Gambar 2. Jenis-jenis sulfur organik yang diidentifikasi dalam batubara Shennan, 1996 Tabel 1. Jenis serta persentase senyawa sulfur di dalam batubara Unsur Persentase Sufur organik 0,31 – 3,09 Sulfur pirit 0,06 – 3,78 Sulfur sulfat 0,01 – 1,06 Total sulfur 0,42 – 6,47 Sumber : Speight, 1994

2.2. Biodesulfurisasi Sulfur Organik