Prosedur Penelitian .1 Pembuatan Media Bakteri

Gambar 5. Inkubator Haraeus, Germany Gambar 6. Pipet mikro Gilson P20, France yang digunakan untuk penetesan bahan percobaan pada petri. 4.8 Prosedur Penelitian 4.8.1 Pembuatan Media Bakteri Sebelum spesimen dibiakkan, dibuatkan media Luria Berthani Agar LBA. LBA sebanyak 12 gram dilarutkan kedalam akuades sebanyak 240 ml dan dipanaskan sampai mendidih. Kemudian dimasukkan kedalam 10 tabung reaksi 20mltabung. Selanjutnya disterilkan didalam autoklaf selama 2 jam. Setelah disterilkan media yang akan digunakan dipanaskan kembali dan dituangkan kedalam petri 20mlpetri dan dibiarkan hingga dingin. Media diinkubasi selama 24 jam untuk melihat kontaminasi. Universitas Sumatera Utara

4.8.2 Pengenceran Bahan

Sebelum digunakan, dilakukan pengenceran bahan percobaan terlebih dahulu. Minyak atsiri sebanyak 4 ml dilarutkan ke dalam 100 ml Luria Berthani Broth dengan menggunakan homogenizer sehingga diperoleh konsentrasi minyak atsiri 4. Selanjutnya minyak atsiri sebanyak 2 ml dilarutkan ke dalam 100 ml Luria Berthani Broth sehingga diperoleh konsentrasi minyak atsiri 2, dan seterusnya untuk mendapatkan konsentrasi minyak atsiri 1, 0,5, dan 0,25. Sedangkan untuk membentuk kalsium hidroksida pasta dibutuhkan sebanyak 0,3 gram yang dilarutkan kedalam 0,3 ml air distilasi. Selanjutnya untuk kombinasi minyak atsiri kayu manis dengan kalsium hidroksida dicampurkan minyak atsiri masing-masing konsentrasi sebanyak 0,3 ml dengan kalsium hidroksida pasta 0,3 gram.

4.8.3 Uji Efek Antifungal

Media yang telah memadat dilubangi dengan menggunakan hole plate Ǿ ± 8,05 mm gambar 7a. Kemudian buat suspensi Candida albicans dengan mengambil 2-3 ose koloni Candida albicans yang telah dibiakkan secara murni, kemudian dimasukkan kedalam NaCl 0,9 dan disetarakan dengan standar MC Farland 8 CFU ml. Suspensi bakteri diambil dengan menggunakan kapas lidi dan buat goresan penuh pada media gambar 7b. Kemudian minyak atsiri masing-masing konsentrasi sebanyak 300 µ l diteteskan dengan menggunakan pipet mikro untuk sediaan cair gambar 7c, sedangkan untuk kalsium hidroksida pasta diambil dengan menggunakan spatula ke dalam media yang telah dilubangi. Untuk mengevaluasi efek antifungal kombinasi minyak atsiri dengan kalsium hidroksida, maka dilakukan pengujian kalsium hidroksida pasta yang ditambahkan Universitas Sumatera Utara minyak atsiri pada tiap-tiap konsentrasi. Bahan coba pada konsentrasi 4, 2, 1, 0,5, 0,25 masing-masing dicampurkan dengan kalsium hidroksida dengan perbandingan 1:1, selanjutnya sediaan ini diambil dengan menggunakan spatula ke dalam media yang telah dilubangi. Kemudian petri dibungkus dan dimasukkan ke inkubator suhu 37 C gambar 7d dan diamati setelah 24 jam. Diamati zona hambat yang terbentuk disekitar masing-masing hole, dilakukan pengukuran diameter yang bebas koloni dengan menggunakan kaliper geser ketelitian dalam milimeter dan kemudian dicatat. A B C D Gambar 7. Prosedur uji efek entifungal A. Pelubangan media dengan menggunakan hole plate, B. Penanaman Candida albicans dengan menggunakan kapas lidi, C. Peletakan bahan coba pada hole dengan menggunakan pipet mikro, D. Pembiakan Candida albicans di inkubator Universitas Sumatera Utara

4.8.4 Pengukuran pH Minyak Atsiri, CaOH

2, dan Kombinasinya Pelepasan ion hidroksil dari sediaan yang telah dilakukan dipastikan dengan mengukur perubahan pH menggunakan kertas lakmus dengan indikator warna. Kertas lakmus yang sudah disediakan dimasukkan ke dalam lumpang. Setelah itu dimasukkan beberapa tetes larutan minyak atsiri pada masing-masing konsentrasi secara bergantian. Perubahan warna yang terjadi dicatat dan bandingkan dengan indikator warna pH. Warna pH yang mendekati indikator dicatat sebagai nilai pH larutan. Selanjutnya dilakukan hal yang sama pada kelompok berbeda yaitu kombinasi minyak atsiri dengan kalsium hidroksida dan kalsium hidroksida sendiri.

4.9 Analisis Data