Penyiapan Hewan Coba Prosedur Percobaan

yang berubah menjadi biru atau biru hijau menunjukkan adanya steroidtriterpenoid Ditjen POM, 1995.

3.6 Pembuatan Ekstrak Etanol Buah Sawo

Pembuatan ekstrak dilakukan secara perkolasi menggunakan pelarut etanol 70. Cara kerja: sebanyak 200 gram serbuk simplisia dimasukkan ke dalam bejana tertutup, tuangi cairan penyari sampai semua simplisia terendam sempurna dan dibiarkan sekurang-kurangnya selama 3 jam. Pindahkan massa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali ditekan hati-hati, tuangi cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator dan biarkan selama 24 jam. Biarkan cairan menetes, ditambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya hingga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia. Perkolasi dihentikan hingga bila 500 mg perkolat yang keluar terakhir diuapkan tidak meninggalkan sisa. Perkolat yang diperoleh dipekatkan dengan alat penguap vakum putar Depkes RI, 1984.

3.7 Pengujian Efek Antidiare

Pengujian efek antidiare meliputi penyiapan hewan percobaan, penyiapan bahan uji, kontrol, obat pembanding, induktor diare, dan pengujian efek antidiare.

3.7.1 Penyiapan Hewan Coba

Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah mencit mus musculus jantan sehat berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 gram. Satu minggu sebelum penelitian mencit diadaptasikan dengan lingkungan percobaan. Universitas Sumatera Utara

3.7.2 Penyiapan Bahan

Bahan yang digunakan meliputi suspensi CMC Na sebagai kontrol, suspensi Loperamid HCl Imodium® sebagai pembanding, suspensi ekstrak sawo sebagai bahan uji dan minyak jarak sebagai induktor diare.

3.7.2.1 Pembuatan Suspensi CMC Na 0,5 bv

Sebanyak 500 mg CMC Na ditaburkan kedalam lumpang yang berisi air suling panas sebanyak 10 ml, ditutup dan dibiarkan selama 30 menit hingga diperoleh massa yang transparan, digerus lalau diencerkan dengan air suling hingga 100 ml Anief M, 1995.

3.7.2.2 Pembuatan Suspensi Loperamid HCl dari Tablet Imodium®

Satu tablet Imodium® mengandung 2 mg Loperamid HCl. Berat satu tablet Imodium ® adalah 162 mg. Sebanyak satu tablet Imodium® digerus halus dalam lumpang kemudian ditambah suspensi CMC Na 0,5 sedikit demi sedikit sambil digerus homogen, kemudian diencerkan dengan suspensi CMC Na 0,5 hingga 10 ml perhitungan volume pemberian pada lampiran 12,hal .

3.7.2.3 Pembuatan Suspensi Ekstrak Buah Sawo dengan Berbagai Konsentrasi

Ekstrak etanol buah sawo masing-masing sebanyak 300 mg, 600 mg dan 750 mg digerus dalam lumpang, lalu ditambahkan suspensi CMC Na 0,5 sedikit demi sedikit sambil digerus homogen, lalu diencerkan dengan suspensi CMC Na 0,5 hingga 5 ml perhitungan volume pemberian pada lampiran 12 ,halaman .

3.7.3 Prosedur Percobaan

Pelaksanaan percobaan ini menggunakan 30 ekor mencit putih jantan yang dibagi secara acak ke dalam 5 kelompok. Sebelum percobaan dimulai, mencit dipuasakan terlebih dahulu selama 16 jam. Volume larutan uji yang dapat Universitas Sumatera Utara diberikan kepada mencit secara per oral adalah 1 ml. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberi CMC Na 0,5 dosis 1 BB, kelompok II diberi Loperamid HCl 2 mg kg BB, kelompok III, IV,dan V diberi ekstrak dosis 1 g, 2 g, dan 2,5 gkg BB. Satu jam kemudian setiap mencit diberi minyak jarak 0,5 mlekor, lalu mencit ditempatkan dalam wadah pengamatan yang dialasi kertas saring. Pengamatan dimulai 30 menit setelah pemberian minyak jarak. Parameter yang diamati meliputi jumlah mencit diare, berat feses, frekuensi defekasi, konsistensi feses, dan lamanya terjadi diare. Respon tiap mencit diamati pada menit ke-30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, 360 setelah pemberian minyak jarak Adnyana, dkk, 2004;Sa’roni, 1996. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil identifikasi sampel menunjukkan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian adalah buah dari tanaman sawo Achras zapota L., suku Sapotaceae. Identifikasi bertujuan untuk memastikan kebenaran sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia berupa potongan-potongan dengan bentuk melengkung seperti bulan sabit, berwarna coklat tua, dan rasa kelat. Hasil pemeriksaan mikroskopik pada buah sawo terlihat adanya serabut skerenkim, sel-sel batu, pigmen berwarna coklat dan sel-sel endosperm dengan butir pati. Hasil penetapan kadar air simplisia 15,33, kadar abu total 1,89, kadar abu tidak larut asam 0,91, kadar sari yang larut dalam air 38,01, kadar sari yang larut dalam etanol 37,45. Dari hasil yang diperoleh pada penetapan kadar sari dapat diamati bahwa serbuk simplisia buah sawo lebih banyak mengandung senyawa yang larut dalam air dari pada yang larut dalam etanol. Standarisasi simplisia untuk buah sawo belum tertera di MMI, sehingga diharapkan untuk hasil karakterisasi ini dapat dijadikan standar simplisia untuk acuan syarat mutu simplisia. Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia menunjukkan adanya kandungan tanin, flavonoid, dan glikosida pada buah sawo yang masih muda. Pengujian efek antidiare menggunakan 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor mencit. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan Universitas Sumatera Utara