Motivasi Masyarakat jurang mangu timur Melakukan Nikah Bodong

Begitu pula hasil wawancara penulis dengan seorang pelaku nikah Bodong bahwasanya pelaku yang berinisisl FMN 2 yang beralamat di Kelurahan Jurang Mangu Timur Kecamatan Pondok Aren Kota Tangrang Selatan mengungkapkan bahwa motivasi melakukan nikah bodong adalah faktor social dan faktor administrasi yang di mana orang tua tidak menyetujui si anak cepat menikah karena keinginan Orang tua ingin anaknya sukses terlebih dahulu atau mapan dalam urusan materi atau dunia, Padahal hubungan antara keduanya sudah hamil di luar nikah maka terjadilah nikah di bawah tangan bodong. 3 Sedangkan menurut Kepala Pemerintahan Kelurahan Jurang Mangu Timur, motivasi pernikahan bodong yang dilakukan pada Masyarakat yaitu terlalu rumitnya masalah Registrasi dan faktor Umur. Masyarakat menjelaskan terhadap motivasi masyarakat melakukan nikah bodong antara lain 4 : 1. Faktor Ekonomi 2. Faktor tidak memberikan Keturunan 3. Faktor ingin memiliki Isteri lebih dari satu tanpa harus diketahui oleh isteri pertama. 2 Wawancara pribadi dengan pelaku yang berinisial FMN, jurang mangu timur . 09 agustus 2010. 3 Hasil wawancara dengan pelaku nikah bodong yang beralamat Kelurahan Jurang Mangu Timur Rt. 0402 No. 61 Kecamatan Pondok Aren yang menjelaskan bahwa Nikah di bawah Tangan adalah Nikah yang dilakukan setelah terjadi hubungan intim sebelum menikah. 4 Wawancara pribadi dengan 20 responden, jurang mangu timur 05 agustus sd 09 agustus 2010.

B. Tata Cara dan Prosedur Nikah Bodong di Daerah Jurang Mangu Timur

Pernikahan bodong yang dilakukan di daerah kelurahan Jurang Mangu Timur adalah sama dengan syarat dan rukun nikah yang diajarkan agama, hanya saja ada permasalahan yang sangat tampak di Kelurahan jurang Mangu Timur dalam Nikah Bodong yaitu bukan melihat dari faktor Ekonomi akan tetapi faktor Sosial yang membuat masyarakat enggan dalam mengurusi pernikahan melalui kantor urusan Agama KUA. Adapun tata cara nikah bodong yang sering dilakukan pada masyarakat jurang mangu timur adalah: 1 calon suami, 2 calon isteri, 3 wali, 4 saksi dan 5 ijab Kabul Adapun tempat melakukan akad pernikahan tersebut biasanya dapat dilakukan di kediaman amil yang menikahkan ataupun dapat pula di lakukan di ke diaman ke dua mempelai,

B. Pandangan Islam Tentang Nikah Bodong

Akad nikah yang sah adalah akad yang memenuhi semua rukun dan syaratnya sebagaimana pada poin pertama. Akad ini sah menurut padangan syariat sehingga semua konsekuensi hukum yang ditimbulkan meskipun dianggap tidak memenuhi syarat adminsitrasi. Ada pula nikah yang dianggap tidak sah secara hukum, seperti kawin lari dan nikah mut’ah. Kawin lari dapat dianggap tidak sah jika pihak perempuan tidak mendapatkan restu dari walinya. Sedangkan nikah mut’ah adalah tidak sah dikarenakan menyebutkan tempo tertentu dalam akad nikah yang hal itu bertentangan dengan ma ksud utama dari menikah yaitu kelanggengan ikatan. Nikah mut’ah berbeda dengan nikah dengan niat talak, dimana dalam nikah yang terakhir ini tidak disebutkan penentuan tempo keberlangsungan ikatan nikah dalam akad yang diucapkan meskipun dalam diri pihak laki-laki ada niat untuk mentalak isterinya. Nikah ini meskipun sah menurut jumhur ulama tapi memiliki dampak sosial dan psikologis. Dalam skripsi berjudul, Perilaku Nikah Bodong pada Masyarakat Kelurahan Jurang Mangu Timur Kecamatan Pondok Aren penulis meneliti di Kelurahan Jurang Mangu Timur Kecamatan pondok Aren, yang terdapat di lampiran hasil wawancara disebutkan bahwa terdapat dari lima faktor itu, yang dominan adalah faktor Sosial. Pandangan tokoh Agama dan Kepala kelurahan Jurang Mangu timur mengatakan bahwa nikah bodong yang dilakukan masyarakat syah-syah saja, karena sesuai dengan ajaran agama islam sesuai dengan rukun dan syarat nikah Begitu pula hasil wawancara penulis dengan seorang pelaku nikah Bodong bahwasanya pelaku yang berinisial FTN, yang beralamat di Kelurahan Jurang Mangu Timur Kecamatan Pondok Aren Kota Tangrang Selatan mengungkapkan bahwa motivasi melakukan nikah bodong adalah faktor social dan faktor administrasi yang di mana orang tua tidak menyetujui si anak cepat menikah karena keinginan Orang tua ingin anaknya sukses terlebih dahulu atau mapan dalam urusan materi atau dunia, Padahal hubungan antara keduanya sudah hamil di luar nikah maka terjadilah nikah di bawah tangan bodong. 5

C. Nikah Bodong dalam Tinjauan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan Dalam Rancangan Undang-Undang tentang Hukum Materil Peradilan Agama Bidang Perkawinan yang masuk dalam daftar Program Legislasi Nasional Prolegnas tahun 2010 dimuat ketentuan pidana Pasal 143-153, khususnya terkait perkawinan siri, perkawinan mutah, perkawinan kedua, ketiga, dan ke empat, serta perceraian yang tanpa dilakukan di muka pengadilan. Ancaman hukuman untuk tindak pidana itu bervariasi, mulai dari 6 bulan hingga tiga tahun dan denda mulai dari Rp6 juta hingga Rp 12 juta. Munculnya usulan ini tidak terlepas dari realita pentingnya pencatatan pernikahan guna menjaga hak setiap pihak sementara belum ada UU yang mengatur hal itu. Pencatatan ini hanya diisyaratkan secara sekilas saja dalam UU Perkawinan nomor 1 tahun 1974 pasal 2, dimana dinyatakan: “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku.”

D. Nikah Bodong serta Orang yang Menikahkan dalam Perbuatan Nikah

Bodong 1. Dampak Negatif Nikah Bodong 5 Hasil wawancara dengan pelaku nikah bodong yang beralamat Kelurahan Jurang Mangu Timur Rt. 0402 No. 61 Kecamatan Pondok Aren yang menjelaskan bahwa Nikah di bawah Tangan adalah Nikah yang dilakukan setelah terjadi hubungan intim sebelum menikah.