Review Terhadap Kajian Terdahulu

metode penelitian, review terhadap kajian terdahulu, dan sistematika penulisan BAB II: Menjelaskan tinjauan umum tentang pernikahan, yang meliputi: tinjauan tentang pernikahan, makna perkawinan bagi manusia, tujuan perkawinan,dan syarat-syarat sahnya perkawinan. dan menjelaskan mengenai tinjauan nikah bodong BAB III: Menjelaskan permasalahan tentang kondisi umum pada masyarakat jurang mangu timur desa jurang mangu timur yang meliputi kondisi perekonomian, kondisi pendidikan, dan kondisi sosial keagamaan. serta membahas mengenai motivasi masyarakat dalam melakukan nikah bodong, tata cara dan prosedur nikah bodong BAB IV: Menganalisa perilaku nikah bodong pada masyarakat Pondok Aren meliputi Motivasi Masyarakat Melakukan Nikah Bodong, Tata Cara dan Prosedur Nikah Bodong di Daerah Jurang Mangu Timur, Kedudukan Nikan Bodong Pada Masyarakat Jurang Mangu Timur, Akibat Hukum Yang Ditimbulkan Bagi Orang Yang Melakukan Perbuatan Nikah Bodong Serta Orang Yang Menikahkan Dalam Perbuaan Nikah Bodong. BAB V: Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan ini, yang berisi kesimpulan dan saran 14

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. DEFINISI, TUJUAN DAN SYARAT SAHNYA PERNIKAHAN

1. Makna Pernikahan Bagi Manusia

Sebagai agama penutup, maka Islam menjelaskan arti dari segela perintah dan larangan. Pada umumnya setiap yang baik diperintahkan untuk dilakukan dan ditegakan. Sebaliknya semua yang tidak baik dan ada bahayanya dilarang dan di cegah untuk melakukannya. Setiap yang baik atau yang tidak baik diberi definisi dan batas-batasnnya. Islam mengutamakan diri pribadi seseorang untuk menjaga jiwa,agama, kehormatan, kekeyaan, pikiran dan tanah air.dan melarang menjerumuskan diri ke jurang kebinasaan. Dalam mempertimbangkan manfaat sesuatu, maka diutamakan pertolongan bagi orang lain apalagi keluarga dalam soal-soal yang lebih besar manfaatnya dan sedikit bahayanya 1 . Maka Allah menyuruh kita untuk menjaga diri sendiri dan keluarga kita dari api neraka. Disini diperhatikan tanggung jawab manusia, bahwa ia bertanggung jawab dirinya pertama sekali, sebab setiap manusia berdiri atas kakinya sendri. Maka tidak ada manusia siapapun jua . manusia dapat memaafkan kesalahan orang lain terhadap dirinya, tetapi tidak dapat mengampunkan dosanya. Ini dapat dilihat dari perbuatan seseorang yang melakukan zina terhadap isteri 1 Fuad Mohd. Fachruddin, Kawin Mut’ah Dalam Pandangan Islam, Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya,1992, h.10.