Penanganan Konflik LANDASAN TEORI
31
yang diinginkan. Kebutuhan pribadi dianggap sangat penting jadi menomor duakan kebutuhan dan kepentingan bersama. Tipe ini tidak membutuhkan
pendapat orang lain, dia menganggap bahwa konflik harus diselesaikan dengan cara satu pihak menang dan pihak lain kalah. Ia berusaha untuk
menang untuk menguasai, mengatasi dan mengintimidasi pihak yang kalah dan sebaliknya pihak yang kalah akan merasa lemah dan tidak berdaya.
3. Menyesuaikan dengan keinginan orang lain atau placticing. Pada metode
ini hubungan dengan orang lain sangatlah penting. Orang tipe ini ingin diterima dan disukai orang lain. Ia merasa konflik harus di hindari untuk
menjaga keharmonisan dan ia yakin bahwa konflik tidak apat dibicarakan jika merusak hubungan baik. Ia mengorbankan hubugan pribadi untuk
mempertahankan hubungan dengan orang lain.orang yang menggunakan cara ini seolah-olah mengatakan: aku mengorbankan tujuanku dan
membiarkanmu mendapatkan apa yang kau inginkan agar kau menyukai diriku. Orang ini berusaha memperhalus situasi konflik yang terjadi.
4. Tawar menawar. Tawar menawar cukup memperhatikan tujuan bersama
dan tujuan pribadi. Metode ini biasanya mencari kompromi yang mengorbnkan sebagian tujuan pribadi dan membujuk pihak lain yang
berkonflik dengan dirinya agar ikut berkorban juga. Metode ini mencari penyelesaian terhadap konflik yang menempatkan kedua belah pihak
memperoleh sesuatu. Ia ingin mengorbankan sebgaian tujuan pribadinya dan sebagian hubungan dengan orang lain untuk mencapai persetujuan
kearah kebaikan bersama.
32
5. Kolaborasi. Metode ini menghargai tujuan pribadi dan hubungannya
dengan orang lain. Ia memandang konflik sebagai permasalahan yang harus diselesaikan. Metode ini memandang bahwa konflik untuk meningkatkan
hubungan dengan cara mengurangi ketegangan kedua belah pihak. ia tidak puas sampai menemukan suatu penyelesaian yang dapat mencapai tujuan
pribadinya dan tujuan orang lain, ia juga tidak puas sampai ketegangan dan perasaan negatif sepenuhnya selesai.
Dari kelima metode tersebut semuanya dapat dijalankan tergantung situasi dan kondisi. Adakalanya bila kebutuhan pribadi tidak begitu penting dan tidak
perlu menjaga keharmonisan dengan orang lain lebih baik menghindar seperti masalah yang terjadi di tempat umum dengan menghindari permusuhan dengan
orang yang tidak kita kenal. Ketika kebutuhan pribadi sangat penting metode pemaksaan dilakukan karena dapat merugikan kepentingan pribadi, seperti
tindakan perventif yang dilakukan PSSI yang melarang para pemain liga yang tidak diakui oleh PSSI untuk mengikuti timnas dan pencekalan. Metode yang lain
seperti tawar-menawar dan kolaborasi dilakukan oleh pemerintah dan FIFA dalam penanganan kasus PSSI dengan dibentuknya Komite Normalisasi yang dipimpin
Agum Gumelar yang bertugas mengatasi konflik PSSI yang kemudian dibetuknya komite banding PSSI yamg bertugas mengiring konflik PSSI kearah kesepakatan
yang bertujuan untuk kepentingan bangsa dan negara serta peran pemerintah yang terjun langsung dalam mengatasi konflik PSSI yang di lain pihak melanggar statuta
FIFA tetapi pemerintah bersikukuh untuk intervensi langsung proses mediasi PSSI dan KPSI.
33
Dalam penenyelesaian konflik dapat dibantu pihak ketiga untuk menyelesaikan konflik. Dibentuk tim intervensi dapat disebut mediator, arbitrator,
konsiliator dan konsultan, yang yang bersikap netral dalam mengtasi konflik dan tidak terlibat konflik. Tim intervensi dapat memainkan peran negosiasi, mediasi
dan arbitrari. Robbins dalam buku perilaku organisasi menjelaskan tentang mediator,
arbitrator, konsiliator dan konsultan.
25
1. Mediator adalah pihak ketiga yang bersifat netral yang memfasilitasi
negosiasi solusi dengan menggunakan penalaran dan persuasi yang menyodorkan alternatif dan semacamnya.
2. Arbitrator adalah pihak ketiga yang memiliki wewenang untuk
menentukan kesepakatan.
Kelebihan abritrasi
adalah selelu
menghasilkan peneyelesaian walaupun hasil kesepakatan berdampak negatif maupun positif.
3. Konsiliator adalah pihak ketiga yang dipercaya untuk membangun
relasi komunikasi informal antara perunding dengan lawannya dalam praktiknya, konsiliator bertindak lebih dari sekedar saluran komunikasi,
tetapi mereka terlibat dalam pencarian fakta, penafsiran pesan dan usaha untuk membujuk pihak-pihak yang berkonflik untuk membentuk
kesepakatan. 4.
Konsultan adalah pihak ketiga yang terlatih dan tidak berpihak yang berupaya memfasilitasi pemecahan masalah melalui komunikasi dan
25
Stephen P Robbins, Perilaku Organisasi ,Jakarta:Salemba Empat, 2008 hal. 203.
34
analisis, dengan dibantu oleh pengetahuan mereka menegenai manajemen konflik. Berbeda dengan peran-peran sebelumnya, peran
konsultan bukanlah penyelesaian persoalan, melainkan memperbaiki hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik sehingga mereka dapat
mencapai penyelesaian sendiri. Alih-alih menawarkan solusi-solusi yang spesifik, konsultan membantu para pihak yang berkonflik saling
belajar memahami dan bekerjasama. Taktik yang perlu dipertimbangkan dalam penyelesaian konflik melalui
pihak ketiga dijelaskan Peg Pickering dalam buku How to Manage Conflict menjelaskan metode yang dilakukan pihak ketiga antara lain:
26
1. Negoisasi, dengan cara meminta pihak-pihak yang terlibat duduk berhadap-
hadapan dan berupaya bersama-sama mencari pemecahan dengan disaksikan pihak luar.
2. Mediasi ,dengan cara kedua tim membeberkan persoalan kepada tim
intervensi. Metode ini akan mendorong diskusi dan mengusahakan agar pihak-pihak yang bertikai terus berupaya mencari jalan keluar yang
disepakati bersama. Dalam proses mediasi biasanya pihak-pihak yang bertikai bertanggung jawab mencari landasan yang sama dan jalan
keluarnya. 3.
Arbirtari, metode ini menggunakan cara setiap pihak membeberkan argumen terbaik tim abitrase memenangkan salah satu pihak. taktik ini jelas
membawa kerugian besar terhadap kedua belah pihak. namun, konflik
26
Peg Pickering, How To Manage Conflict, Jakarta:Erlangga, 2006 hal. 31.
35
tahap tinggi dapat diselesaikan. Arbitrasi, terutama yang mengikat harus ditegakkan. Semua pihak harus mematuhi dan menerima keputusan tim
arbitrasi. Beberapa metode di atas dapat digunankan dalam mengatasi konflik
sebagaimana proses penyelesaian konflik PSSI yang menggunakan pihak ketiga yaitu dibentuknya Komite Normalisasi yang dipimpin Agum Gumelar karena PSSI
dianggap oleh FIFA tidak bisa mengatasi persepakbolaan di Indonesia.dan juga Banding yang memutuskan dijegalnya Arifin Panigoro George Toisuta dan
pasangan Nurdin Halid Nirwan Bakrie.
36