Periode Komite Normalisasi 2011 KRONOLOGI KONFLIK DAN KETERLIBATAN PEMERINTAH DI

86 Pasca kongres 20 Mei yang gagal, FIFA membeli pernyataan keras, Komite Eksekutif FIFA memberi kesempatan kembali kepada PSSI untuk menggelar pemilihan ketua umum sampai tanggal 30 Juni 2011. Untuk itu masa Komite Normalisasi diperpanjang sampai 30 Juni 2011. Komite Eksekutif FIFA kembali menegaskan kembali pencekalan empat kandidat yang telah dicoret dari bursa calon ketua dan wakil ketua umum PSSI yaitu duet GT-AP, NH-NB, FIFA juga menegaskan LPI harus berada di bawah kendali PSSI, jika syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi hingga tanggal yang ditentukan, PSSI secara otomatis akan dbekukan tanggal 1 juli 2011. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia PSSI yang dinahkodai Komite Normalisasi kembali menyelenggarakan kongres luar biasa di kota Solo. Jika kongres ini mengalami kegagalan atau deadlock, FIFA sudah memastikan akan memberi sanksi sehari setelahnya. Pemerintah membangun komunikasi dengan kelompok 78 dan dan George Toisutta sebagai pihak yang dianggap dalang kericuhan di dua kongres sebelumnya yaitu di Pekanbaru dan Jakarta agar kongres di solo berjalan lancar. Pernyataan Andi Malarangeng bahwa keyakinanya kongres di Solo tidak akan ada lagi kebuntuan dan deadlock, keyakinannya Andi bahwa George adalah orang yang tunduk dengan putusan FIFA yangvmelarang dirinya sebagai ketua umum PSSI. Kongres PSSI yang digelar di Solo, Sabtu tanggal 9 Juli 2011, pernyataan Andi Malarangeng terbukti berjalan lancar tidak ada hujan interupsi dan kericuhan seperti kongres-kongres sebelumnya. Kongres digelar 4 minggu setelah surat undangan dikirim pada para peserta kongres, sesuai Statuta. Kongres PSSI ini 87 dihadiri utusan dari FIFA dan AFC, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng, ketua KOIKONI Rita Subowo. FIFA mengirim Primo Carvaro, Frank van Hattum dan Jay Singh Muthiah. Sementara delegasi AFC terdiri dari Alex Soosay, James Johnson dan Lazarus. Pada saat kongres berlangsung, PSSI akhirnya berhasil memilih ketua umum dan wakil ketua umum baru periode 2011-2015 yang terpilih dengan cara demokratis. Djohar Arifin Husin terpilih menjadi Ketua Umum PSSI dan Farid Rahman terpilih menjadi Wakil Ketua Umum dan sembilan Anggota Komite Eksekutif PSSI. Sembilan Anggota Komite Eksekutif PSSI terpilih periode 2011- 2015 adalah Sihar Sitorus, La Nyala M. Mattalitti, Mawardy Nurdin, Robertho Rouw, Widodo Santoso, Erwin Dwi Budiawan, Tuty Dau, Tony Apriliani, dan Bob Hippy. Dengan hasil ini sepakbola Indonesia terhindar dari sanksi FIFA.

C. Periode Djohar Arifin Hussein 2011-2015

Semangat sepakbola kembali berkobar dan harapan besar berada dalam pundak Djohar Arifin Hussein. Banyak janji yang diungkapkan oleh Djohar sesaat setelah ia terpilih. Salah satunya adalah membentuk kepengurusan yang ramping dan efektif. Janji lainnya adalah membenahi kompetisi agar mampu berjalan lebih professional. Selain itu Djohar juga berjanji akan mengaudit keuangan PSSI bahkan mantan staf ahli Menpora itu berjanji akan melibatkan auditor dari luar negeri untuk menciptakan sistem yang transparan. Namun dalam kinerjanya Djohar Arifin Hussein membuat keputusan yang kontroversial dalam kepemimpinannya yang menimbulkan konflik baru. 88 Konflik PSSI pada masa kepemimpinan Djohar Arifin termasuk jenis konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama. Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja - manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok. Berbeda dengan periode Nurdin Halid yang melibatkan banyak pihak dalam berkonflik dan berkepentingan di dalamnya berbeda pada era Djohar Arifin hanya melahirkan keputusan kontroversial yang menyebabkan perbedaan pendapat organisasi dapat menjadi fakotr penyebab konflik. Agus M Hardjana menyebutkan beberapa penyebab konflik adalah, Perubahan nilai yang cepat dan medadak sehingga membuat culture shock dalam organisasi. 85 Perubahan dalam sasaran perosedur kerja dalam suatu kelompok sehingga individu merasa memiliki harapan yang tidak jelas. Konflik juga berkaitan dengan penetapan dan penetapan kebijakan yang dinilai merugikan salah satu pihak dapat pula memicu adanya konflik. Beberapa faktor pemicu konflik periode ini adalah : 1. Pemecatan Alfed Riedl Hanya dalam waktu empat hari memimpin, PSSI memecat pelatih asal Austria tersebut diganti dengan pelatih asal Belanda Wim Risjbergen. Alasan yang diungkapkan PSSI karena Alfred tidak pernah mendatangani kontrak resmi dengan PSSI dan hanya menggunakan kontrak pribadi dengan Nirwan Bakrie. PSSI tidak menemukan dokumen kontrak Alfred Riedl di kantor PSSI. 86 Riedl pun menanggapi hal tersebut dengan dingin karena pemecatannya karena 85 Ibid. 86 Lihat, http:bola.inilah.comreaddetail1696742inilah-alasan-pssi-pecat-riedl .Uifo lNI0W uI,dia kses tanggal 5 Agustus 2013 pukul 09.15WIB 89 beralasan politik karena yang memimpin PSSI sekarang adalah Partai Politik yang berbeda dengan era sebelumnya. Riedl yang tidak terima mengadukan masalah ini ke FIFA. 2. Berubahnya Format 24 klub kompetisi tertinggi di Indonesia dan pergantian kompetisi LSI Liga Super Indonesia menjadi LPI Liga Prima Indonesia. Kritikan tajam menerpa kepengurusan PSSI di bawah Djohar Arifin karena perubahan format kompetisi dan kuota peserta kompetisi. Awalnya, PSSI melakukan verifikasi ulang tim-tim yang akan tampil di kompetisi profesional musim ini, agar tim yang berlaga di liga tertinggi ini bisa memenuhi syarat yang ditetapkan AFC untuk tampil di Liga Champions Asia. Ada lima aspek yang disyaratkan untuk dipenuhi klub - klub Divisi Utama dan Liga Super Indonesia ISL agar layak disebut tim profesional. Itu meliputi aspek legal, keuangan, infrastruktur, SDM Sumber Daya manusia, dan supporting. PSSI sempat membuka wacana membagi kompetisi menjadi dua bagian, yakni Liga I dan Liga II. Liga I akan dibagi dalam dua wilayah dengan proyeksi jumlah kontestan sebanyak 36 klub. Tetapi dalam rapat Exco, format ini kembali berubah. Djohar mengatakan pihaknya akan mengikuti format liga yang digariskan Statuta PSSI. Artinya, tim-tim yang berlaga di liga level tertinggi akan tetap diikuti oleh 18 tim saja. Namun, keputusan ini tak bertahan lama. Meski keras ditentang beberapa anggota Exco, PSSI meralat keputusannya dan menambah jumlah peserta Indonesia Premier League IPL menjadi 24 tim. Rinciannya adalah14 tim peserta ISL, 4 tim promosi, dan 6 tim tambahan yang ditentukan oleh pengurus PSSI. 90 Keenam tim tersebut addalah PSMS Medan, Persebaya Surabaya, Bontang FC, Persibo Bojonegoro, Persema Malang, dan PSM Makassar. Pergantian nama kompetisi dan penyelanggara liga. Sebagai ganti PT LI Liga Indonesia, PSSI menunjuk PT Liga Prima Indonesia Sportindo LPIS sebagai penyelenggara liga. Hal itu disebabkan karena informasi dari AFC bahwa kompetisi dan klub yang berlaga di Liga Super Indonesia. Indonesia tidak melaksanakan Kriteria AFC mengenai klub sepak bola profesionalnya dan tenggat waktu untuk menjalankan kriteria ACL tersebut adalah 14 Oktober 2011. PSSI kemudian meminta pengelola PT LI menyerahkan laporan keuangan yang sudah diaudit, tetapi mereka menolak memberikannya. Oleh karena itu, berdasarkan ketentuan Pasal 79 Statuta PSSI, Komite Eksekutif PSSI mengakhiri pelimpahan PT LI sebagai pengelola liga professional digantikan Liga Prima Indonesia yang dimulai tanggal 15 Oktober 2011. 87 Karena hal itu Indonesia terbebas dari sanksi AFC. 3. Mengakhiri Kontrak Hak Siar Dengan ANTV Kontrak hak siar liga Indonesia dengan ANTV diakhiri oleh PSSI karena stasiun televisi yang lain berani membayar mahal, ANTV seharusnya memegang hak siar liga Indonesia sampai tahun 2017. PSSI dengan sepihak mengakhiri kontrak dan menggantinya dengan MNC Group dengan kontrak sepuluh milyar per musim. Pemutusan kontrak tersebut dianggap berbagai pihak karena ANTV adalah 87 Lihat, sport.detik.comsepakbolaread20110929175456173353276liga-indonesia- kick of f-15-oktober diakses 6 Septe,ber 2013pukul 07.23 WIB.

Dokumen yang terkait

Olahraga dan politik studi kasus peran pemerintah dalam konflik persatuan sepakbola seluruh Indonesia (PSSI)

1 7 124

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

3 41 152

ANALISIS BERITA LIGA PRIMER INDONESIA (LPI) DAN PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH INDONESIA (PSSI) Analisis Berita Liga Primer Indonesia (LPI) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) (Analisis Framing LPI dan PSSI dalam Surat Kabar Jawa Pos Period

0 0 17

PENDAHULUAN Analisis Berita Liga Primer Indonesia (LPI) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) (Analisis Framing LPI dan PSSI dalam Surat Kabar Jawa Pos Periode Januari - Maret 2011).

0 0 44

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

0 1 12

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

0 0 2

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

0 1 22

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

0 1 45

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

0 0 5

ANALISIS MANAJEMEN KEPEMIMPINAN MELALUI APLIKASI SWOT PADA ORGANISASI PSSI (PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA)

0 0 9