Profil FIFA Federation International Football Assosiation

44  OFC - oceania  UEFA - Eropa Jika digambarkan secara sederhana, maka bentuk kelembagaan struktur organisasi. Jadi pondasi sepakbola yang sesungguhnya adalah pemain sepakbola itu sendiri sepakbola berbentuk piramida, dimana FIFA berada di bagian paling atas lalu diikuti dengan enam konfederasi di bagian tengah dan di bagian paling bawah adalah 208 asosiasi sepakbola. Namun demikian, piramida itu belum berhenti sampai pada level asosiasi sepakbola di masing-masing negara, sebab setiap klub-klub sepakbola baik, klub sepakbola amatir maupun klub sepakbola professional merupakan bagian dari FIFA dan merupakan pondasi dasar dari FIFA. 3. Wewenang FIFA FIFA merupakan badan hukum organisasi internasional yang berbadan hukum Swiss yang memiliki dan mengelola sepakbola professional secara tunggal di dunia, yang didirikan berdasarkan ketentuan Pasal 60 Swiss Civil Code. Dan diakui keberadaannya oleh negara-negara di dunia. Jumlah keanggotaan FIFA sebanyak 209 40 lebih besar dibandingkan dengan keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB yang hanya 192 negara. Pasal 60 Swiss Civil Code mengatur FIFA adalah sebuah organisasi yang status badan hukumnya sebagai federasi sepakbola internasional tunggal yang didirikan tanggal 21 Mei 1904 di Paris, Prancis dan didaftarkan berdasarkan Pasal 40 Lihat, http:www.fifa.comaboutfifaofficialdocumentsdoclistsaboutfifa.html diakses pada tanggal 22 Agustus 2013.pukul 19.23 WIB. 45 60 Swiss Civil code. 41 FIFA berkantor di Zurich, Swiss, dimana lokasi Kantor FIFA ini dapat dipindahkan ke tempat lain berdasarkan keputusan kongres FIFA yang khusus dibuat untuk itu. 42 Dengan demikian FIFA berbadan hukum Swiss. tentang pendirian s ebuah society sebagai berikut : “Associations which have a political, religius, scientific, artistic, charitable, social, or any other than an industrial object, acquire the status of a person as soon as they show by their constitution their intention to have a corporate existence. They constitution must be drawn up in writing and state object, the capital and the organization of the society ”. 43 Keanggotaan FIFA bukanlah negara melainkan asosiasi sepakbola swasta tunggal yang dibentuk oleh sekelompok orang yang mengelola klub sepakbola yang berbadan hukum di negara yang bersangkutan sesuai dengan mekanisme dan sistem aturan yang ditetapkan Pasal 10 ayat 1 Statuta FIFA yang berbunyi : “Any Association Which is responsible for organizing and supervising football in its country may become a member of FIFA. In this context, the expression “country” shall refer to an independent state recognized by the international community. Subject to par. 5 and par. 6 below, only one Association shall be recognized in each country ”. 44 Di Indonesia, organisasi yang resmi dan satu-satunya yang memiliki kewenangan dan karenanya berdaulat penuh mengelola penyelenggaraan sepakbola adalah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia PSSI. 41 Lihat pasal 1 ayat 1 ststuta FIFA 42 Lihat pasal 1 ayat 2 statuta FIFA 43 Swiss civil code pasal 60. 44 Ststusta FIFA pasal 10 ayat 1. 46 FIFA juga mengatur tentang tidak boleh adanya intervensi pihak ketiga dalam penyelesaian konflik PSSI. Bahkan ancaman bagi pelanggaran berupa pelarangan anggota assosiasi untuk mengikuti kegiatan FIFA serta menghukum anggota FIFA yang melakuakn kegiatan sepakbola dengan anggota FIFA yang di banned seperti dijelaskan dalam Statuta FIFA pasal 13 tentang Kewajiban Anggota, huruf G disebutkan bahwa seluruh anggota FIFA harus selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi secara independen, dan wajib memastikan bahwa seluruh aktivitas organisasi tidak diintervensi atau bebas dari campur tangan pihak ketiga. “To manage their affairs independently and ensure that their own affairs are not influenced by any third parties ”. 45 Kewajiban menjaga independensi organisasi itu kembali ditekankan pada statuta FIFA pasal 17 ayat dua tentang independensi anggota FIFA. Pada ayat ini diatur bahwa Setiap anggota harus mengelola semua urusannya secara independen dan tan pa pengaruh dari pihak ketiga. “Each Member shall manage its affairs independently and with no influence from third parties ”. 46 Bila ada asosiasi yang melanggar maka berdasarkan statuta FIFA asosiasi yang melanggar akan medapatkan hukuman pembekuan sementara keanggotan FIFA. Pada pasal 14 ayat satu Statuta FIFA disebutkan bahwa, kongres FIFA bertanggung jawab untuk membekukan status keanggotaan. Komite Eksekutif FIFA dapat membekukan anggota yang melanggar kewajiban secara serius dan berulang-ulang dengan sanksi pembekuan segera berlaku efektif. “The congress is responsible for suspending a Member. The Executive Committee may, however, 45 Statute FIFA pasal 13 Huruf G 46 Statute FIFA pasal 17 ayat 2. 47 suspend a Member that seriously and repeatedly violates its obligations as a Member with immediate effect ”. 47 Pada ayat 2 pasal 14 disebutkan bahwa, status pembekuan akan dikonfirmasi pada kongres FIFA berikutnya dengan persetujuan mayoritas minimal tiga perempat jumlah vooter. Jika pembekuan itu tidak dikonfirmasi, maka pembekuan akan berakhir secara otomatis. “A suspesion shall be confiremed at the next Congress by a three-quarter majority of the votes taken. If it is not confirmed, the suspensions is automatically lifted ”. 48 Peraturan lebih tegas adalah anggota FIFA yang terkena sanksi bukan hanya dilarang, bahkan terkesan dikucilkan oleh asosiasi yang lain. Bila ada asosiasi yang bekerja sama atau melaksanakan pertandingan atau hubungan olahraga serta kompetisi dengan anggota yang disanksi maka anggota tersebut akan terkena sanksi pula. “A suspended Member shall lose its membership rights. Other Members may not entertain sporting contact with a suspended Member. The Disciplinary Committee may impose ”. Bagaikan sebuah negara yang memiliki lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif FIFA juga mempunyai lembaga tersebut. Penulis akan paparkan rincian tersebuat sesuai dengan beberapa sumber di antaranya sebagai berikut: 49 47 Statute FIFA pasal 14 ayat 1. 48 Statute FIFA pasal 14 ayat 2. 49 Dr. Hinca Ip Pandjaitan XII, SH.MH.ACCS, Kedaulatan Negara Vs Kedaulatan FIFA,Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 2011 hal. 48 A. Legislatif FIFA memeliki kelembagaan yang terdiri dari : 1. Kongres sebagai lembaga legislatif tertinggi. 2. Komisi Eksekutif sebagai lembaga eksekutif. 3. Sekretariat Jenderal sebagai lembaga administratif. B. Yudikatif 1. Komisi Disiplin 2. Komisi Banding 3. CAS Court of Arbitration for sports C. Eksekutif 1. Standing Committee 2. Ad-Hoc Committee 3. Expert Bodies.

C. Profil PSSI persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia

1. Sejarah PSSI Soeratin Sosrosoegondo yang seorang sarjana teknik sipil Soeratin menyadari sepenuhnya untuk mengimplementasikan apa yang sudah diputuskan dalam pertemuan para pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 Sumpah Pemuda. 49 Soeratin melihat sepakbola sebagai wahana terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai tindakan menentang Belanda. Kegagalan Indonesische Voetbal Bond IVB 50 untuk mempersatukan sepakbola menjadi permasalahan yang mesti segera dievaluasi. Jika segera tak teratasi, maka agenda menyamakan gendang tarian antara sepakbola dengan perlawanan di dunia akan terhambat. Alasan terbentuknya PSSI yang lain didasari karena sakit hatinya masyarakat pribumi sebab PSM Mataram Yogyakarta yang ingin mengadakan pertandingan amal dan mengajak tim-tim dari NIVB yang berada dalam naungan Belanda untuk ikut dalam laga amal tersebut justru medapat hinaan dari pihak Belanda yang menyebut anggota NIVB dilarang bertanding melawan tim-tim Inlander 51 yang belum teratur baik. Kemudian hinaan tersebut disikapi secara serius, tokoh –tokoh sepakbola Yogyakarta bersatu untuk mengundang para Bond- bond Indonesia untuk merapatkan barisan menentang NIVB yang semakin keterlaluan. Akhirnya, pada tanggal 10-11 April 1933 di Gedung Hande Proyo dibentuklah panitia persiapan pembentukan organisasi yang diketuai HA Hamid dan sekretaris Ir. Soeratin serta anggota H.Anwar Noto dan M Daslam Hadiwasito. Keputusan rapat itu menghasilkan empat agenda yang harus dikerjakan dalam tempo waktu yang singkat: 1. Membentuk panitia konferensi. 50 Assosiasi sepakbola sebelum diidrikannya PSSI yang mewakili beberapa klub di pulau jawa yang tidak berafilifasi kepada NIVB. 51 Kelompok atau orang selain belanda atau sebutan bagi orang-orang pribumi jajahan Belanda, dalam konteks tertentu itu adalah hinaan 50 2. Menyelenggarakan konfrensi untuk membentuk suatu badan organisasi bond-bond Indonesia untuk menyaingi keberadaan NIVB . 3. Menyiapkan konferensi tanggal 19 April 1930 di Gedung Sositet Hande Priyo Yogyakarta. 4. Mengundang semua bond-bond yang ada di pulau Jawa untuk datang. Pada awal kongres hanya tujuh Bond pribumi yang menyatakan akan hadir di antaranya adalah, Voetbal Indonesische Jacatra VIJ, Bandoeng Voetbal Indonesische Bond BIVB, Madioenshe Voetbal Bond MVB, Soerabaja Voetbal Indonesische Bond SIVB, Indonesische Voetbal Bond Magelang IVBM, Persis Solo dan tuan rumah PSM Mataram. Dalam kaitanya mengatasi permasalahan IVB dan hinaan dari pihak Belanda membuat Soeratin Sosroegondo bertolak ke Jakarta. Pengurus Voetbal Indonesische Jacatra VIJ dan pelaku sepakbola lainnya kemudian mengadakan pertemuan di hotel Hotel Binnenhof Jalan Kramat no.17, semua orang yang hadir sepakat bahwa dalam waktu dekat akan segera dibentuk organisasi sepakbola bumiputera yang kepengelolaanya akan lebih serius dan professional yang berlandaskan kepada perjuangan. Sampai akhirnya, 30 April 1930 di Gedung Sositet Hande Pryo Jalan Yudonegara Yogyakarta, dengan sukarela IVB membubarkan diri dan muncul suatu organisasi baru, yang orang akan lebih sering menyebutnya dengan panggilan PSSI yang awalnya bernama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang juga menetapkan Ir. Soeratin sebagai Ketua Umum PSSI. Nama PSSI ini diubah dalam 51 kongres PSSI di Solo 1950. 52 Usai membentuk kepengurusan organisasi, rapat kemudian dilanjutkan membahas pertimbangan sikap PSSI terhadap NIVB yang selama ini sering merendahkan bond-bond bumiputera. Secara bergantian wakil dari Bandung, Jakarta dan Yogyakarta mengaduk sikap-sikap NIVB yang terkadang amat keterlaluan melarang para pemainnya untuk bergabung dengan bond bumiputera. Mereka sepakat untuk menolak berdamai dengan NIVB dan genderang perang akan terus ditabuh demi harga diri bangsa Indoensia. 2. Perkembangan PSSI Pasca Soeratin ajang sepakbola nasional ini terus berkembang walaupun perkembangan dunia sepakbolaan Indonesia mengalami pasang surut dalam kualitas pemain, kompetisi dan organisasinya, akan tetapi, olahraga yang dapat diterima di semua lapisan masyarakat ini tetap bertahan apapun kondisinya. PSSI sebagai induk sepakbola nasional memang telah berupaya membina timnas dengan baik, menghabiskan dana milyaran rupiah, walaupun hasil yang diperoleh masih kurang masksimal. Peringkat terbaik Indonesia adalah peringkat 80 dunia dan kini berada di peringkat 169 dibawah Singapura, Malaysia,Vietnam, Thailand bahkan Myanmar. 53 Hal ini disebabkan pada cara pandang yang keliru. Untuk mengangkat prestasi Timnas, tidak cukup hanya membina Timnas itu sendiri, melainkan juga dua sektor penting lainnya yaitu kompetisi dan organisasi Sementara tanpa disadari kompetisi nasional kita telah tertinggal oleh negara-negara Asia. 52 Dimas Wahab, 70 tahun PSSI, mengarungi Millenium Baru 1930-2000 Jakarta: PSSI, 2000 hal.79. 53 Lihat http:www.fifa.comworldrankingrankingtableindex.html diakses tanggal 24 Agustus 2013 pukul 9.39 WIB.

Dokumen yang terkait

Olahraga dan politik studi kasus peran pemerintah dalam konflik persatuan sepakbola seluruh Indonesia (PSSI)

1 7 124

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

3 41 152

ANALISIS BERITA LIGA PRIMER INDONESIA (LPI) DAN PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH INDONESIA (PSSI) Analisis Berita Liga Primer Indonesia (LPI) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) (Analisis Framing LPI dan PSSI dalam Surat Kabar Jawa Pos Period

0 0 17

PENDAHULUAN Analisis Berita Liga Primer Indonesia (LPI) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) (Analisis Framing LPI dan PSSI dalam Surat Kabar Jawa Pos Periode Januari - Maret 2011).

0 0 44

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

0 1 12

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

0 0 2

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

0 1 22

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

0 1 45

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

0 0 5

ANALISIS MANAJEMEN KEPEMIMPINAN MELALUI APLIKASI SWOT PADA ORGANISASI PSSI (PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA)

0 0 9