66
4.4 Peraturan dan Kebudayaan pada Koridor Jalan K.H. Zainul Arifin
Seperti pada koridor jalan lainnya, pada koridor jalan Zainul Arifin juga terdapat peraturan
– peraturan yang telah ditetapkan antara lain peraturan mengenai garis sempadan bangunan pada koridor jalan Zainul Arifin adalah 15
meter Rencana Struktur Ruang kota Medan 2010 - 2013. Namun, rata – rata dari
bangunan dan pertokoan sepanjang koridor jalan Zainul Arifin melanggar peraturan GSB yang menyatakan 15 meter dari badan jalan.
Gambar 4.16 Jalur pedestrian yang dimanfaatkan sebagai parkir motor
Sumber Gambar: dokumentasi pribadi
Gambar 4.17 Pelanggaran Garis Sempadan Bangunan pada perumahan di Jalan K.H Zainul Arifin
Sumber Gambar: dokumentasi pribadi
Universitas Sumatera Utara
67
Untuk garis sempadan sungai Babura berdasarkan peraturan daerah kota Medan tahun 2008 - 2028 adalah 15 meter dari pinggir sungai. Namun, pada
kenyataannya masih banyak permukiman liar di sepanjang sisi sungai yang melanggar garis sempadan sungai. Selain itu, banyaknya sampah yang di buang
ke sungai menjadikan sungai terlihat kotor dan tidak terawat.
Untuk aktivitas keseharian pada koridor Jalan Zainul Arifin sebagai kawasan komersil tentunya adalah perdagangan. Umumnya berupa pertokoan,
mulai dari toko baju atau distro, furniture hingga jasa fotocopy dan apotik. Selain itu, pada koridor Jalan Zainul Arifin juga terdapat berbagai penjual jajanan
makanan mulai dari makanan berat hingga ringan yang umumnya merupakan aktivitas keseharian dari warga sekitar. Hal ini cukup wajar mengingat kawasan
ini merupakan kawasan komersil yang cukup startegis sehingga banyak dikunjungi.
Gambar 4.18 Permukiman liar pada pinggiran Sungai Babura
Sumber Gambar: dokumentasi pribadi
Universitas Sumatera Utara
68
Selain ini, ada aktivitas tahunan di sepanjang koridor jalan K.H. Zainul Arifin, yaitu aktivitas pada perayaan hari besar seperti malam tahun baru dan
malam takbiran. Pada hari – hari menjelang ini, akan bermunculan pedangang
musiman yang menjual berbagai jenis kembang api, dan harganya pun bervariasi. Pada malam takbiran ataupun tahun baru, biasanya akan ada acara pelepasan
kembang api pada koridor Jalan K.H Zainul Arifin.
Selain aktivitas perdagangan, pada koridor jalan K.H. Zainul Arifin juga banyak terdapat peninggalan sejarah yang berupa bangunan
– bangunan bersejarah, antara lain :
A. Kuil Shri Mariamman
Kuil Shri Mariamman pertama kali dibangun pada tahun 1884 oleh Rengga Sami Naiker. Awalnya kuil ini berbentuk sangat sederhana dengan tiang
utama yang bulat dan besar di tengahnya. Lalu pada tahun 1984 dilakukan renovasi total oleh Bapak Pandita S.Marimuthu
dengan menggunakan harta pribadi beliau dan beliau jugalah yang membangun sekolah Raksana.
Pembangunan selesai pada tahun 1991 dan diresmikan oleh Bapak Gubernur Gambar 4.19 Suasana Kampung Madras pada malam tahun baru
Sumber Gambar: dokumentasi pribadi
Universitas Sumatera Utara
69
Sumatera Utara H. Raja Inal Siregar. Kuil Shri Mariaman digambarkan sebagai Ibu atau Dewi pelindung Wikipedia.
B. Jembatan Kebajikan
Jembatan kebajikan merupakan jembatan yang menghubungkan koridor Jalan Zainul Arifin dengan Jalan Gajah Mada Medan. Dalam bahasa Mandarin
jembatan ini dinamakan ‘Jembatan Chen Tek’ namun masyarakat setempat menyebutnya seba
gai ‘Jembatan Berlian’ hal ini dikarenakan ornamen – ornament pada jembatan ini berkilauan pada malam hari. Jembatan ini dibangun pada tahun
1916 untuk mengenang jasa Tjong Yong Hian. Jembatan ini didirikan oleh putra - putra Tjong Yong Hian dan diberikan kepada pemerintah kota Medan yang
diprakarsai oleh adik Tjong Yong Hian yaitu Tjong A-Fie. Gambar 4.20 Kuil Shri Mariamman sebelum direnovasi
Sumber Gambar: tembakaudeli blogspot.com
Gambar 4.21 Jembatan Kebajikan sebelum direnovasi
Sumber Gambar: prasasti Jembatan Kebajikan
Universitas Sumatera Utara
70
Pada jembatan kebajikan terdapat empat tiang, dimana pada setiap tiang berisi prasasti yang ditulis dalam 3 bahasa, yaitu bahasa Belanda, Bahasa Arab,
dan Bahasa Mandarin. Pada salah satu ujung jembatan terdapat prasasti yang menceritakan sejarah jembatan kebajikan ini. Pada prasasti ini tertulis bahwa
jembatan ini masih asli sebagaimana kondisinya pada tahun 1916, sekalipun telah mengalami pelebaran jalan pada tahun 1993 Sumber : Prasasti Jembatan
Kebajikan .
C. Gereja GKI
Gereja Kristen Indonesia GKI Sumut Medan di Jalan K.H.Zainul Arifin No.124
– 126 merupakan salah satu warisan sejarah. Gereja GKI awalnya tumbuh dari kelompok yang terdiri dari beberapa orang anggota gereja yang
disebut dengan
Gereformeerd Kwitang Jakarta
pada tahun 1877 dan pada awalnya gereja ini dikenal dengan nama
Gereformeerd Sumatera Utara
. Terdapat beberapa pendeta yang aktif melayani umatnya pada masa itu antara lain Pdt.
Harrenstein, Pdt.Dr.J.H.Baving, dan Pdt.W.S.Wlersings. Setelah berkembang, maka pada 11 September 1969, Gereja ini dilembagakan menjadi gereja yang
berdiri sendiri dengan nama Gereja Gereformeed Indonesia Sumatera Utara. Pada tanggal 17-19 pada tahun 1974, Gereja Gereformeed Indonesia Sumatera
Gambar 4.22 Prasati pada Jembatan Kebajikan
Sumber Gambar: dokmentasi pribadi
Universitas Sumatera Utara
71
Utara diputuskan untuk berubah nama menjadi Gereja Kristen Indonesia Sumatera Utara
kompakimedan.wordpress.com
Gambar 4.23 Gereja GKI zaman dahulu
Sumber Gambar: kompakimedan.wordpress.com
Universitas Sumatera Utara
72
4.5 Analisa berdasarkan persepsi pengguna