72
4.5 Analisa berdasarkan persepsi pengguna
Ditinajau berdsarkan variasi bangunan pada koridor jalan K.H. Zainul Arifin berdasarkan persepsi pengguna, 12 orang menyatakan bangunan tidak
bervariatif, 18 orang menyatakan kurang bervariatif, 22 orang menyatakan netral, 35 orang menyatakan bervariatif, dan 13 orang menyatakan bahwa bangunan pada
koridor jalan K.H. Zainul Arifin sangat bervariatif.
Berdasarkan hasil pengamatan, koridor Jalan K.H. Zainul Arifin memiliki variasi bangunan yang bervariatif. Ini dilihat dari desain tampak dan bentuk bangunan.
Pada area ini, masih dihiasi beberapa pertokoan lama yang belum direnovasi, namun banyak juga yang telah mengalami renovasi dengan penambahan tampak
dan warna bangunan. Selain itu, bentukan dan tampak dari Sun Plaza, Wisma BII, dan Cambridge City Square yang modern juga memberikan wajah baru dan
variasi modern pada koridor jalan K.H. Zainul Arifin. Gambar 4.24 Variasi bangunan pada koridor Zainul Arifin
Sumber : Hasil penelitian 2014
tidak bervariatif kurang bervariatif
netral bervariatif
sangat bervariatif variatif
12 18
22 35
13 5
10 15
20 25
30 35
40
variasi bangunan
Universitas Sumatera Utara
73
Kesan ruang koridor yang timbulkan dengan lebar jalan sekitar 16 meter dan ketinggian bangunan 10,5 meter bagi para pengguna jalan Zainul Arifin, 11
orang menyatakan sangat tertekan, 30 orang menyatakan tertekan, 39 orang merasa harmonis, 13 orang nyatakan sunyi, dan 7 orang menyatakan sangat
menarik
Berdasarkan persepsi pengguna jalan, 39 orang menyatakan identitas dan kesan yang tercipta pada koridor Jalan K.H. Zainul Arifin terkesan harmonis. Jika
dikaji dengan hasil pengamatan, hal ini sesuai dengab teori Zahn 1999 yang menyatakan dengan lebar jalan 16 meter dan ketinggian bangunan 10,5 meter,
maka ruang yang diciptakan cukup harmonis. 30 diantaranya menyatakan tertekan hal ini dimungkinkan karena kawasan Zainul Arifin yang merupakan
kawasan komersil yang cukup padat akan kegiatan sehingga menciptakan suasana yang kurang nyaman dan tertekan.
Gambar 4.25 Kesan ruang koridor Zainul Arifin
Sumber : Hasil penelitian 2014
sangat tertekan tertekan
harmonis sunyi
sangat sunyi kesan
11 30
39 13
7 5
10 15
20 25
30 35
40 45
Kesan Ruang
Universitas Sumatera Utara
74
Berdasarkan tempat yang dikunjungi, dalam hal ini peneliti membagi dalam dua katgeori untuk remaja 13
– 21 tahun dan dewasa produktif 22 – 50 tahun hal ini dikarenakan kebutuhan remaja dan dewasa umumnya berbeda.
Berdasarkan hasil kuesioner, 23 orang atau 46 dari 50 remaja menyatakan sering mengunjungi Sun Plaza, 30 atau 15 orang sering mengunjungi
Cambridge, 8 atau 4 orang mengunjungi kuliner pagaruyung, 14 atau 7 orang mengunjungi karoke NAV dan 2 atau 1 orang mengunjungi gereja GKI.
Berdasarkan tinjauan orang dewasa, 26 atau 13 orang sering mengunjungi Sun Plaza, 38 atau sekitar 19 orang menyatakan sering mengunjungi Cambridge
City Square, 16 atau 8 orang menyatakan sering mengunjungi kuliner Pagaruyung, 8 atau 4 orang sering mengunjungi NAV karaoke dan 12 atau 6
orang menyatakan sering mengunjungi Gereja GKI.
Sun Plaza Cambridge
Kuliner Pagaruyung
NAV karaoke Gereja GKI
tempat 46
30 8
14 2
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
tempat yang sering dikunjungi remaja
Gambar 4.26 Tempat yang sering dikunjungi remaja
Sumber : Hasil penelitian 2014
Universitas Sumatera Utara
75
Berdasarkan hasil penelitian kuesioner, mayoritas remaja lebih sering mengunjungi Sun Plaza, hal ini dikarenakan Sun Plaza merupakan pusat
perbelanjaan dengan hiburan atau rekreasi yang lebih lengkap. Untuk orang dewasa, mayoritas lebih memilih Cambridge, dikarenakan Cambridge merupakan
pusat perbelanjaan yang lebih banyak tersedia café atau tempat tongkrongan, sehingga para pengunjung umumnya orang dewasa yang mengunjungi Cambridge
City Square dengan tujuan membicarakan bisnis.
Sun Plaza Cambridge
Kuliner Pagaruyung
NAV karaoke Gereja GKI
tempat 26
38 16
8 12
5 10
15 20
25 30
35 40
tempat yang sering dikunjungi dewasa
Gambar 4.27 Tempat yang sering dikunjungi orang dewasa
Sumber : Hasil penelitian 2014
Universitas Sumatera Utara
76
Berdasarkan tingkat kenyamanan bagi pengguna jalur kendaraan pada koridor jalan K.H. Zainul Arifin, 32 atau 16 orang menyatakan tidak nyaman,
42 atau 21 orang menyatakan kurang nyaman, 18 atau 9 orang menyatakan netral, 8 atau 4 orang menyatakan nyaman dan 0 orang menyatakan sangat
nyaman.
Jalur kendaraan dirasakan kurang nyaman oleh para pengguna kendaraan bermotor. Padahal, kondisi penutup jalan yang berupa aspal pada koridor jalan ini
masih terlihat cukup baik. Masih belum ada jalan – jalan kendaraan yang
berlubang. Namun, pada jam – jam tertentu seperti pada jam – jam pulang kerja
antara pukul 17.00 hingga pukul 18.00 dan pada malam minggu jalur koridor Zainul Arifin cukup macet dan umumnya diakibatkan pengunjung dari Sun Plaza.
Gambar 4.28 Tingkat kenyamanan jalur kendaraan pada koridor Zainul Arifin
Sumber : Hasil penelitian 2014
tidak nyaman kurang nyaman
netral nyaman
sangat nyaman kenyamanan
32 42
18 8
5 10
15 20
25 30
35 40
45
tingkat kenyamanan jalur kendaraan
Universitas Sumatera Utara
77
Fasilitas koridor dari perabot jalan berdasarkan persepsi pengguna pada koridor jalan K.H. Zainul Arifin 46 atau 23 orang menyatakan diperlukan
adanya penambahan tempat sampah, 18 atau 9 orang menyatakan diperlukan penambahan halte, dan 2 atau 1 orang menyatakan penambahan kursi duduk,
34 atau 17 orang menyatakan tidak diperlukan adanya penambahan.
Kurangnya tempat sampah, halter dan street furniture lainnya membuat kawasan ini menjadi kurang nyaman dan terlihat membosankan. Padahal, desain
koridor dan street furniture yang menarik dapat menciptakan identitas bagi suatu kawasan. Selain itu vegetasi yang dimaksudkan untuk menambah nilai estetika
juga tidak terawat dengan baik. Pada koridor ini benar – benar tidak ada desain
dan suasana tersendiri yang seharusnya dapat diciptakan dari perabot jalan street furniture.
Gambar 4.29 Fasilitas dan perabot jalan pada koridor Zainul Arifin
Sumber : Hasil penelitian 2014
tem pat sampah halte
kursi duduk tidak perlu
perabot 46
18 2
34 5
10 15
20 25
30 35
40 45
50
perabot jalan
Universitas Sumatera Utara
78
Berdasarkan tingkat keteduhannya menurut para pengguna jalan pada koridor jalan K.H. Zainul Arifin, maka 28 atau 14 orang menyatakan sangat
panas, 44 atau 22 orang menyatakan panas, 24 atau 12 orang menyatakan netral, 4 atau 2 orang menyatakan sejuk dan tidak ada orang yang menyatakan
sangat sejuk.
Tingkat keteduhan pada koridor Jalan Zainul Arifin menurut para pengguna jalan adalah panas. Hal yang mengakibatkan panas tentunya minimnya
vegetasi peneduh pada daerah ini. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, vegetasi hanya semata
– mata sebagai fungsi estetika dan tidak terawat. Selain itu, minimnya overstack pada perumahan juga menyebabkan terik matahari langsung
mengenai pengguna jalan, khususnya pejalan kaki. Selain itu, banyaknya kendaraan bermotor yang melewati jalur ini juga menjadi alasan koridor ini terasa
panas dan kering. Asap kendaraan bermotor dan panas yang dikeluarkan dari mesin kendaraan bermotor tentunya sangat mengganggu kesejukan.
Gambar 4.30 Tingkat keteduhan pada koridor Zainul Arifin
Sumber : Hasil penelitian 2014
sangat panas panas
netral sejuk
sangat sejuk tingkat keteduhan
28 44
24 4
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
tingkat keteduhan
Universitas Sumatera Utara
79
Berdasarkan hasil kuesioner, 33 orang menyatakan Sun Plaza memiliki corak tampilan yang paling berbeda dari bangunan yang terdapat di koridor Zainul
Arifin, 45 orang menyatakan kuil Shri Mariamman memiliki corak yang paling berbeda, 4 orang menyatakan gereja GKI memiliki tampilan yang lebih berbeda
dan 18 orang menyatakan Cambridge City Square memiliki corak tampilan yang paling berbeda.
Berdasarkan hasil kuesioner, mayoritas memilih kuil Shri Mariamman merupakan bangunan dengan tampilan yang paling berbeda dari koridor Jalan
Zainul Arifin, hal ini dapat dilihat dari corak tampilan dan fasad bangunan yang dimiliki oleh kuil Shri Mariamman. Corak dengan patung dan warna
– warna yang terang, menyebabkan kuil Shri Mariamman memiliki daya tarik tersendiri.
Gambar 4.31 Tampilan bangunan yang paling berbeda dari koridor Zainul Arifin
Sumber : Hasil penelitian 2014
Sun Plaza Shri Mariamman
Gereja GKI Cambridge
bangunan 33
45 4
18 5
10 15
20 25
30 35
40 45
50
tampilan yang berbeda
Universitas Sumatera Utara
80
Berdasarkan dimensi jalur pedestrian, 76 atau 28 orang dari 50 pengguna pedestrian menyatakan dengan rata
– rata lebar jalur pedestrian 3 meter, maka tidak diperlukan lagi pelebaran jalur pedestrian. 16 atau 8 orang
menyatakan perlu dilakukan pelebaran sekitar 1 hingga 1,5 meter, dan 8 atau 4 orang menyatakan perlu dilakukan pelebaran sekitar 1,5
– 2 meter.
Mayoritas menyatakan tidak diperlukan lagi adanya pelebaran pada jalur pedestrian, hal ini sesuai dengan standar lebar jalur pedestrian yang telah
memenuhi persyaratan Departemen Pekerja Umum. Namun 16 dan 8 menyatakan perlu dilakukan pelebaran, hal ini disebabkan pada titik
– titik tertentu masih ada penyalahgunaan jalur pedestrian sebagai area berjualan dan
parkir sepeda motor, sehingga cukup mengganggu para pengguna jalur pedestrian.
1 - 1,5 m 1,5 - 2 m
0 m penambahan
16 8
76 10
20 30
40 50
60 70
80
dimensi jalur pedestrian
Gambar 4.32 Penambahan dimensi jalur pedestrian koridor Zainul Arifin
Sumber : Hasil penelitian 2014
Universitas Sumatera Utara
81
Tingkat kenyamanan jalur pedestrian pada koridor Jalan K.H. Zainul Arifin berdasarkan persepsi pengguna adalah 10 atau 5 orang menyatakan tidak
nyaman, 12 atau 6 orang menyatakan kurang nyaman, 26 atau 13 orang menyatakan netral, 38 atau 19 orang menyatakan nyaman dan 14 atau 7 orang
menyatakan sangat nyaman.
Tingkat kenyamanan jalur pedestrian menurut para pengguna jalan, paling banyak menyatakan bahwa jalur pedestrian pada jalur ini nyaman. Jika dikaitkan
dengan hasil pengamatan, jalur pedestrian pada koridor ini memang cukup nyaman jika ditinjau berdasarkan material pedestrian. Hanya beberapa zona yang
dibutuhkan pelebaran jalur pedestrian. Namun, pada titik di depan gereja GKI dan restaurant Bel Mondoe, vegetasi peneduh menjadi perusak jalur pedestrian.
Gambar 4.33 Tingkat kenyamanan jalur pedestrian pada koridor Zainul Arifin
Sumber : Hasil penelitian 2014
tidak nyaman kurang
nyaman netral
nyaman sangat
nyaman tingkat kenyam anan
10 12
26 38
14 5
10 15
20 25
30 35
40
tingkat kenyamanan jalur pedestrian
Universitas Sumatera Utara
82
Berdasarkan aktivitas yang menjadi ciri khas dari koridor Zainul Arifin, penulis membagi aktivitas berdasarkan 2 kategori usia produktif, yaitu remaja dan
dewasa. Hal ini dikarenakan, kebutuhan aktivitas bagi para remaja tentunya akan berbeda dengan kebutuhan aktivitas orang dewasa. Hasil survey menyatakan
bahwa 32 atau 16 orang remaja menyatakan koridor Zainul Arifin merupakan koridor yang memiliki ciri aktivitas berupa perdagangan, 50 atau 25 orang
menyatakan koridor Zainul Arifin padat akan aktivitas rekreasi dan 18 atau 9 orang menyatakan bahwa ada acara tahunan dari koridor ini yang menjadi ciri
khas dari koidor Zainul Arifin.
per dagangan rekreasi
acara tahunan kegiatan
32 50
18 10
20 30
40 50
60
aktivitas remaja
Gambar 4.34 Ciri khas aktivitas koridor Zainul Arifin berdasarkan pandangan remaja
Sumber : Hasil penelitian 2014
Universitas Sumatera Utara
83
Hasil survey kuesinoer menurut persepsi orang dewasa 56 atau 28 orang menyatakan koridor Zainul Arifin memiliki ciri khas yang merupakan aktivitas
perdagangan, sebanyak 36 atau 18 orang menyatakan aktivitas rekreasi dan 8 atau 4 orang menyatakan adanya acara tahunan dari koridor Zainul Arifin yang
menjadi aktivitas khas dari koridor ini.
Berdasarakan hasil kuesioner terlihat bahwa, mayoritas remaja menyatakan bahwa ciri aktivitas utama dari koridor Zainul Arifin adalah Zainul
Arifin merupakan area rekreasi ata hiburan, berbeda dengan orang dewasas yang mayoritas menyatakan bahwa perdagangan merupakan aktivitas utama dari
koridor Zainul Arifin. Hal ini dapat dilihat, bahwa remaja dan orang dewasa melihat kedua aktivitas berdasarkan sudut pandang yang berbeda. Remaja
mungkin lebih sering mengunjungi koridor ini dengan tujuan rekreasi, sedangkan orang dewasa lebih dengan tujuan untuk berdagang atau berbisnis.
per dagangan rekreasi
acara tahunan kegiatan
56 36
8 10
20 30
40 50
60
aktivitas dewasa
Gambar 4.35 Ciri khas aktivitas koridor Zainul Arifin berdasarkan pandangan orang dewasa
Sumber : Hasil penelitian 2014
Universitas Sumatera Utara
84
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan mengenai karakteristik visual koridor Jalan K.H. Zainul Arifin dengan pendekatan teori Cullen 1961,
mengenai karakteristik visual pada koridor Jalan K.H Zainul Arifin dapat ditarik beberapa kersimpulan yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
Hasil kesimpulan adanya karakteristik visual pada koridor Jalan K.H. Zainul Arifin. Tinjauan berdasarkan
“
existing view
” yang merupakan kajian tampilan fisik, koridor K.H. Zainul Arifin memiliki elemen
“
serial vision
” yang terdiri dari deretan ruko pertokoan lama dengan adanya beberapa bangunan
peninggalan bersejarah. Mayoritas penduduk kawasan ini merupakan suku tamil. Kawasan ini terkesan ramai karena merupakan kawasan komersil dan didukung
dengan elemen “
focal point
” yang berupa pusat perbelanjaan, hotel, serta kawasan kuliner. Koridor K.H. Zainul Arifin ini juga memiliki skala ruang yang harmonis
dengan bentuk bangunan vertikal ke atas. Adanya elemen “
posision in movement
” yang merupakan kejelasan antara jalur pedestrian dan jalur kendaraan sehingga
memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan. Elemen “
existing view
” lainnya adalah
“
occupied territory
” yang berkaitan dengan “
street furniture
” dan vegetasi.
“
Street furniture
” yang ada pada koridor Zainul Arifin berupa lampu penerangan dan rambu lalu lintas. Pedestrian koridor Zainul Arifin dilengkapi
dengan vegetasi yang berjajar sejenis dan dengan fungsi estetika, pengguna
Universitas Sumatera Utara