29
Madras. Sejak pengesahan nama tersebut, martabat dan nama masyarakat Tamil sendiri terangkat dan dikenal oleh masyarakat.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan tahun 2010 – 2030
kawasan kampung Madras termasuk dalam kawasan strategis dari sudut kepentingan social budaya, yang merupakan kawasan adat tertentu yang termasuk
dalam warisan budaya yang diakui sebagai warisan dunia.
3.5.2 Kondisi eksisting
Jalan K.H. Zainul Arifin merupakan koridor jalan dengan jalur lalu lintas satu arah yaitu dari arah barat ke timur dari simpang Jalan Diponegoro menuju ke
simpang Jalan S. Parman, dengan pemanfaatan lahan parkir di beberapa ruas jalan pada sebelah kiri dan kanan badan jalan.
Namun, pada siang hari, lahan parkir di Jalan Zainul Arifin cenderung dimanfaatkan pada jalur kiri. Jalur kanan mulai dimanfaat pada malam hari yaitu
mulai pukul 19.00 hingga pukul 05.00. Jalur kendaraan pada koridor Zainul Arifin merupakan jalan beraspal dengan lebar jalan sekitar 16 m, dilengkapi dengan
Gambar 3.2 Lalu lintas satu arah pada koridor jalan K.H. Zainul Arifin.
Sumber: Dokumentasi pribadi
Universitas Sumatera Utara
30
trotoar di sebelah kiri dan kanan jalan. Jalur koridor Jalan K.H. Zainul Arifin umumnya mulai dipadati kendaraan pada jam pulang kerja yaitu sekitar pukul
17.00 hingga pukul 19.00 dan malam minggu, Untuk area parkir di sebelah kiri badan jalan, disediakan parkir untuk
mobil dengan membentuk sudut 45 , sedangkan untuk kendaraan beroda dua
motor parkir kendaraan hanya disediakan sedikit parkiran di depan Indomaret samping Sun Plaza dan bahkan memekan pedestrian sebagai area parkir motor.
Untuk parkiran pada bagian kanan badan jalan, disediakan parkir mobil dengan sudut 0
.
Gambar 3.3 Area parkiran mobil pada koridor Jalan K.H. Zainul Arifin
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 3.4 Parkir roda dua yang memanfaatkan jalur pedestrian
Sumber: Dokumentasi pribadi
Universitas Sumatera Utara
31
Pada koridor Jalan K.H. Zainul Arifin tersedia pedestrian pada kiri dan kanan badan jalan. Pedestrian pada kawasan koridor K.H. Zainul Arifin masih
cukup terawat dan cukup lebar yaitu sekitar 3 meter dengan material yang umumnya beton. Namun, ada beberapa bagian yang dilapisi dengan keramik
seperti pedestrian pada depan Sun Plaza.
Untuk desain dan perletakan reklame pada koridor Jalan K.H. Zainul Arifin masih tergolong kacau dan ramai. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
papan reklame yang terdapat di sepanjang koridor dan bahkan tiang reklame yang tidak terurus yang tentunya menghalangi pandangan dan mengurangi keindahan
koridor jalan K.H. Zainul Arifin. Gambar 3.5 Kondisi pedestrian pada koridor Zainul Arifin
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 3.6 Banyaknya pemasangan reklame pada koridor Zainul Arifin
Sumber: Dokumentasi pribadi
.
Universitas Sumatera Utara
32
Koridor Jalan K.H. Zainul Arifin merupakan kawasan yang dikeliling dengan bangunan komersil sehingga memberikan pengaruh pada masyarakat kota
Medan. Dengan adanya kondisi yang mendukung, memudahkan masyarakat disekitar kawasan Zainul Arifin untuk berolah mata pencaharian khususnya dalam
bidang perdagangan. Selain itu kawasan pertokoan lama menjadi ciri khas tersendiri bagi koridor Jalan K.H. Zainul Arifin. Pada koridor jalan ini, juga
banyak terdapat bangunan – bangunan bersejarah yang layak untuk dikonservasi.
Bangunan-bangunan berpengaruh dalam kawasan Kampung Madras, antara lain: 1.
Kuil Shri Mariamman
Kuil Shri Mariamman adalah kuil Hindu tertua di Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kuil ini dibangun pada tahun 1884 untuk memuja dewi Kali.
Kuil ini terletak di kawasan yang dikenal sebagai Kampung Madras. Kuil ini dikelola oleh salah seorang keluarga pemilik perusahaan besar Texmaco, Lila
Marimutu. Pintu gerbangnya dihiasi sebuah ‘gopuram’, yaitu menara bertingkat
yang biasanya dapat ditemukan di pintu gerbang kuil-kuil Hindu dari India Gambar 3.7 Kuil Shri Mariamman pada koridor Zainul Arifin
Sumber: Dokumentasi pribadi
Universitas Sumatera Utara
33
Selatan atau semacam gapura. Kuil yang diberi nama kuil Shri Mariamman karena Shri Mariaman oleh masyarakat tamil digambarkan sebagai Ibu atau Dewi
pelindung. Kuil ini dikelilingi tembok, dengan kitinggian 2,5 meter. 2.
Cambridge Condominium City Square Swiss Bel Hotel
Cambridge Condominium City Square Swiss Bel Hotel berfungsi sebagai five-star hotel, condominium dan shopping mall dan selesai dibangun
pada tahun 2008. Bangunan ini juga telah menjadi salah satu ikon High Rise Building pertama di kota Medan yang berkembang dan ramai dikunjungi.
Cambridge City Square di developer oleh PT. Global Medan Town Square dengan luas tanah sekitar 1 hekar dan tinggi bangunan 108 meter dengan 24 lantai.
Gambar 3.8 Cambridge City Square
Sumber: Dokumentasi pribadi
Universitas Sumatera Utara
34
3. Sun Plaza
Sun Plaza terletak di lokasi strategis dimana berada di kawasan
elite
kota Medan dengan fungsi bangunan sekitar adalah gedung
– gedung perkantoran
High Rise Building
. Sun Plaza merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota Medan yang terletak di kawasan komersil K.H. Zainul Arifin. Sun Plaza memiliki
6 lantai termasuk lower ground dan ground floor dan dibangun di atas lahan seluas ±29.000 m
2
, dengan total luas banguan ± 87.000 m
2
Wikipedia. Sun Plaza dikunjungi berbagai kalangan, mulai dari masyarakat sekitar, pelajar, dan bahkan
wisatawan asing.
4. Bel Mondo Restaurant
Gambar 3.10. Tampak depan
Bel Mondo Restaurant Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 3.9 Tampak Depan Sun Plaza dari koridor Zainul Arifin
Sumber: Dokumentasi pribadi
Universitas Sumatera Utara
35 Bel Mondo Restaurant
berlokasi di Jalan Kyai Haji Zainul Arifin, lebih tepatnya berada di seberang Sun Plaza. Restoran Bel Mondo umumnya
menyediakan makanan bergaya barat
Western food
. 5.
Kuliner Pagaruyung
Pagaruyung merupakan salah satu pusat jajan kuliner di kota Medan. Kawasan kuliner Pagaruyung merupakan pusat jajanan dengan letak yang cukup
startegis sehingga jajanan kuliner pagaruyung mudah dijangkau. Kuliner pagaruyung beroperasi pada malam hari, yaitu mulai dari pukul 18.00 hingga
pukul 02.00 dini hari. Namun, hal ini tergantung sepi atau tidaknya pembeli, pada
malam minggu jajanan ini mampu beroperasi hingga pukul 05.00 dini hari.
6. Gereja GKI
Gambar 3.11 Suasana malam hari pada Kuliner Pagaruyung
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 3.12 Gereja Kristen Indonesia Medan
Sumber: Dokumentasi pribadi
Universitas Sumatera Utara
36
Gereja Kristen Indonesia GKI Sumut Medan di Jalan K.H.Zainul Arifin No.124
– 126 merupakan salah satu warisan sejarah. Gereja GKI awalnya tumbuh dari kelompok yang terdiri dari beberapa orang anggota gereja yang
disebut dengan
Gereformeerd Kwitang Jakarta
pada tahun 1877 dan pada awalnya gereja ini dikenal dengan nama
Gereformeerd Sumatera Utara
. Terdapat beberapa pendeta yang aktif melayani umatnya pada masa itu antara lain Pdt.
Harrenstein, Pdt.Dr.J.H.Baving, dan Pdt.W.S.Wlersings. Setelah berkembang, maka pada 11 September 1969, Gereja ini dilembagakan menjadi gereja yang
berdiri sendiri dengan nama Gereja Gereformeed Indonesia Sumatera Utara. Pada tanggal 17-19 pada tahun 1974, Gereja Gereformeed Indonesia Sumatera
Utara diputuskan untuk berubah nama menjadi Gereja Kristen Indonesia Sumatera Utara.
Secara keseluruhan, GKI medan terdiri atas dua bangunan, yaitu bangunan utama yang terletak pada bagian depan selatan dan bagian belakang utara.
Bangunan utama gereja merupakan bangunan utama yang digunakan sebagai area beribadah bagi jemaatnya, sedangkan bagian belakang yang berbentuk segi
delapan digunakan sebagai tempat meletakkan mimbar.
7. Jembatan Kebajikan
Gambar 3.13 Kondisi Jembatan Kebajikan pada koridor Zainul Arifin
Sumber: Dokumentasi pribadi
Universitas Sumatera Utara
37
Jembatan kebajikan merupakan jembatan yang menghubungkan koridor Jalan Zainul Arifin dengan Jalan Gajah Mada Medan. Dalam bahasa Mandarin
jembatan ini dinamakan ‘Jembatan Chen Tek’ namun masyarakat setempat menyebutnya sebagai ‘Jembatan Berlian’ hal ini dikarenakan ornamen – ornament
pada jembatan ini berkilauan pada malam hari. Jembatan ini dibangun pada tahun 1916 untuk mengenang jasa Tjong Yong Hian. Jembatan ini didirikan oleh putra -
putra Tjong Yong Hian dan diberikan kepada pemerintah kota Medan yang diprakarsai oleh adik Tjong Yong Hian yaitu Tjong A-Fie.
3.6. Metoda Analisa Data