30 Tabel  4.1  Hasil  Analisis  Komposisi  Aluminium  dan  Silika  Zeolit  Sebelum  dan
Setelah Aktivasi Parameter
Satuan Hasil Uji
Metode Uji Zeolit Sebelum
Aktivasi Zeolit Setelah
Aktivasi Al
3,67 1,31
IK.01.P.05 AAS SiO
2
83,41 92,31
IK.01.P.08 Gravimetri Kadar Air
4,70 4,59
IK.01.P.01Oven Rasio SiAl
22,73 70,47
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat terjadi penurunan kadar aluminium dari 3,67 menjadi  1,31,  hal  ini  menunjukkan  terjadinya  proses  dealuminasi  oleh  ion  H
+
dari HCl, dan terjadi peningkatan kadar SiO
2
dari 83,41  menjadi 92,31 , hal ini  sesuai  dengan  penelitian  Pardoyo,dkk  2013  dimana  kenaikan  kadar  SiO
2
sebanding  dengan  penurunan  kadar  Al.  Peningkatan  rasio  SiAl  akan mempengaruhi  sifat  zeolit  dimana  luas  permukaan  zeolit  akan  meningkat  dan
menurunnya keasaman zeolit yang mengakibatkan meningkatnya  sifat hidrofobik zeolit,  peningkatan  sifat  hidrofobik  ini  terlihat  dari  penurunan  kadar  air  pada
zeolit [38]. Keuntungan  yang  diperoleh  dari  sifat  hidrofobik  ini  adalah  menghindari
peracunan  sisi  aktif  katalis  oleh  air  yang  terbentuk  selama  proses  esterifikasi. Jumlah  air  yang  terserap  sebanding  dengan  kandungan  aluminium,  kandungan
aluminium berkaitan dengan jumlah gugus OH
-
yang akan berinteraksi dengan air, hal inilah yang menjelaskan kenaikan hidrofobitas zeolit seiring peningkatan rasio
SiAl [9].
4.2  KARAKTERISTIK  FTIR  FOURIER  TRANSFORM  INFRA  RED GLISEROL TRIBENZOAT
Karakterisasi  FTIR  Fourier  Transform  Infra  Red  gliserol  tribenzoat dilakukan  untuk  mengidentifikasi  gugus  fungsi  dari  gliserol  tribenzoat  yang
diperoleh  melalui  proses  esterifikasi.  Karakteristik  FTIR  dari  gliserol  tribenzoat dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
31 Gambar 4.1 Karakteristik FTIR Fourier Transform Infra Red Sampel
Produk Gliserol Tribenzoat Keterangan  mengenai  gugus  fungsi  yang  terdapat  di  dalam
sampel gliserol tribenzoat disajikan dalam tabel 4.2 Tabel 4.2 Keterangan Analisa Gugus Fungsi pada Sampel Gliserol Tribenzoat
Gugus Fungsi Nilai Panjang Gelombang
Standar cm
-1
[39] Nilai Panjang Gelombang
Hasil Analisa cm
-1
regang cincin aromatis C-H 3150 - 3050
3066,82 regang cincin aromatis C=C
1600 - 1475 1577,77
regang ester C=O 1680-1700
1689,64 regang  alkana -CH
3
1450 - 1375 1454,33
regang asam karboksilatC-O 1300-1000
1290,38 regang alkohol C-O
1300 - 1000 1068,56
Gliserol tribenzoat memiliki gugus ester, pada umumnya memilki panjang gelombang  1700
–  1750  cm
-1
[40].  Pada  Gambar  4.1  diatas  terdapat  panjang gelombang 1689,64 cm
-1
yang mendekati spektra ester. Beberapa gugus karbonil ester dapat muncul pada area spektra yang sama dengan keton yaitu sekitar 1680
– 1700  cm
-1
,  dalam  hal  ini  yang  membedakannya  dengan  keton  adalah  pada  ester bentangan  getaran  C-O  pada  daerah  1300-1000  cm
-1
kuat,  luas  dan  jelas, sedangkan  pada  keton  lemah,  sempit  dan  kurang  jelas  [39].  Pada  Gambar  4.1
Universitas Sumatera Utara
32 terdapat sekitar 6 puncak yang luas dan jelas pada daerah bentangan getaran C-O
1300-1000 cm
-1
. Bukti  lain  yang  mengindikasikan  adanya  gugus  ester  adalah  absorbansi
yang kuat terlihat dari puncak yang memiliki intensitas yang tinggi pada panjang gelombang  1689,64  cm
-1
,  karena  pada  panjang  gelombang  ini  gugus  C=O  dan C=C  menyerap  pada  area  spektrum  infra  merah  yang  sama  yang  dapat
menyebabkan  kekeliruan  dalam  penginterpretasian  gugus,  namun  terdapat  ciri yang mencolok yang memudahkan kita dalam membedakannya yaitu pada gugus
karbonil  C=O  absorbansi  akan  sangat  kuat,  sedangkan  C=C  biasanya  sangat lemah [39].
Adapun  gambar  pencocokan  spektra  karakteristik  standar  gliserol tribenzoat dengan sampel ditunjukkan pada Gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2  Perbandingan Karakteristik FTIR Fourier Transform Infra Red Gliserol Tribenzoat Standar dengan Sampel Produk Gliserol tribenzoat
Pada  panjang  gelombang  500 –  2000  cm
-1
merupakan  daerah  sidik  jari dimana  sejumlah  tekukan  dari  gugus
–  gugus  lain  muncul,  daerah  ini  bersifat spesifik  untuk  tiap molekul, sehingga perbedaan  kerapatan elektron, dan  struktur
molekul  akan  memberikan  perbedaan  pada  nilai  panjang  gelombang,  serta distribusinya. Pada daerah sidik jari ini diperoleh penyesuaian yang tetap anatara
Universitas Sumatera Utara
33 spektra sampel dengan spektra standar gliserol tribenzoat, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa produk yang dihasilkan adalah gliserol tribenzoat.
4.3  PENGARUH  VARIABEL  PERCOBAAN  TERHADAP  RENDEMEN GLISEROL TRIBENZOAT