16 kristal lebih besar, sehingga ini mengindikasikan bahwa semakin kecil kristal
maka semakin baik aktivitas katalitiknya. Semakin besar kristal H-ZSM-5 menunjukkan derajat deaktivasi yang
lebih tinggi, yang mungkin dikarenakan oleh akumulasi hidrokarbon dengan titik didih yang lebih tinggi dari pada pori - pori zeolit dan dealuminasi dari kisi zeolit
yang menurunkan sisi aktif [9].
2.5.2 Aktivitas Zeolit Alam
Zeolit alam adalah salah satu material yang banyak terdapat pada daerah pegunungan berapi yang berasal dari transformasi abu vulkanik. Zeolit alam
memiliki begitu banyak kegunaan diantaranya dapat digunakan sebagai adsorben, dehidrasi, separator, penukar ion dan katalis [26].
Pada umumnya zeolit yang ditambang langsung dari alam masih mengandung pengotor
– pengotor organic berwujud kristal maupun amorf. Untuk meningkatkan kualitas zeolit alam, terutama sebagai pengemban katalis, harus
dilakukan aktivasi terhadap zeolit alam. Proses pembuatan katalis H-Zeolit dilakukan melalui tahap dealuminasi,
pencucian, pengeringan, dan kalsinasi. [27]. Aktivasi zeolit dengan asam dilakukan agar bisa memasukkan gugus H+, dan untuk mebersihkan permukaan
pori – pori sehingga tidak tertutupi oleh senyawa pengotor [28] . Aktivasi ini
merubah zeolit alam menjadi H-Zeolit melalui proses pertukaran kation, dan mekanismenya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar. 2.4 Mekanisme Proses Dealuminasi Zeolit Alam menjadi H-Zeolit [28]
2.6 METANOL
Metanol merupakan salah satu solvent yang memiliki banyak kegunaan. Metanol merupakan pelarut organic komersial pertama dan telah digunakan untuk
inhibisi hidrat, dehidrasi, gas sweetening, dan pemulihan likuid. Metanol banyak
Universitas Sumatera Utara
17 diaplikasikan pada temperatur yang rendah, dimana sifat fisika methanol lebih
menguntungkan dibandingkan pelarut lainnya yang memiliki kelemahan berupa viskositas yang tinggi, bahkan menimbulkan pembentukkan padatan. Metanol
menunjukkan sifat polar maupun non-polar, sehingga methanol memiliki kemampuan yang unik dan dapat digunakan pada berbagai aplikasi.
Gambar 2.5 Grafik Pengaruh Temperatur Terhadap Viskositas Beberapa Pelarut Organik [10]
Metanol memiliki sifat fisika yang disukai dibanding dengan pelarut lain kecuali pada sifat tekanan uapnya. Viskositas methanol sekitar satu orde lebih
rendah dibanding dengan pelarut lain, terutama pada temperatur yang lebih dingin. Metanol memiliki tegangan permukaan yang relatif lebih rendah
dibanding dengan pelarut lain, tegangan permukaan yang tinggi cenderung meimbulkan masalah berupa foaming [10].
Sifat – sifat fisika dari methanol adalah sebagai berikut :
1. Titik didih
: 64
o
C 2.
Titik beku : -98
o
C 3.
Densitas : 0,792 grcc
4. Viskositas
: 0,6405 cp 15
o
C 5.
Polaritas : 76,2 air =100
6. Berat Molekul
: 32 gr mol [29]
Universitas Sumatera Utara
18
2.7 GLISEROL TRIBENZOAT
Reaksi esterifikasi gliserol tribenzoat dengan mereaksikan gliserol dengan gugus benzoate secara trans esterifikasi. Secara umum reaksi esterifikasi gliserol
yang terjadi adalah :
C
3
H
5
OH
3
+ 3C
6
H
5
COOH
C
24
H
20
O
6
+ 3H
2
O Gliserol
Asam Benzoat Tribenzoin
Air
[14] Sintesis 3- monobenzoate glycerol
α-MBG dilakukan dengan esterifikasi asam benzoate dan gliserol tanpa menggunakan pelarut, dan terbukti dapat
dilakukan dengan menggunakan C. Antartica lipase B sebagai katalis untuk menghasilkan gliserol monobenzoat [2].
Produk gliserol tribenzoat ini digunakan untuk aplikasi bahan plasticizer untuk industri polimer, bahan tambahan pada makanan [5] bahan anti air pada
tinta printer, bahan pada pewarna kuku [6], dan sebagai tambahan pada minyak citrus untuk menaikkan nilai specific gravitynya [4].
Gliserol tribenzoat juga merupakan pelarut non- volatile yang dapat digunakan untuk mengurangi viskositas resin tertentu dan castor oil sehingga
campurannya menghasilkan sifat – sifat optimum sebagai pelapi polishing [30].
2.8 METODE ANALISA