perusahaan untuk bersaing dengan lebih baik dalam perekonomian global, sedang dalam proses dewasa ini. Brigham Houston 2001.
2.1.10 Peraturan Merger
Sebelum pertengahan tahun 1960-an, akuisisi sukarela umumnya terjadi sebagai merger yang bersifat pertukaran saham yang sederhana, dan proxy fight
merupakan senjata utama yang digunakan dalam pertempuran pengendalian secara paksa. Pertama, diperlukan waktu yang lama untuk menyusun proxy fight
pembajak pertama harus meminta daftar pemegang saham perusahaan sasaran, lalu diolak, dan kemudian mendapatkan perintah pengadilan yang memaksa
manajemen untuk memberikan daftar tersebut. Selama waktu itu, manajemen perusahaan sasaran akan berpikir keras dan kemudian menerapkan strategi untuk
mengusir si pembajak. Akibatnya, manajemen memenangkan sebagian besar proxy fight. Menghadapi pembajakan yang terencana dengan baikn seperti ini,
manajemen umumnya merasa kewalahan. Saham itu mungkin berharga lebih tinggi daripada yang ditawarkan pembajak bagi calon penawar lain, tetapi
manajemen tidak mempunyai cukup waktu untuk menyampaikan pesan kepada pemegang saham, atau mendapatkan penawaran yang bersahabat. Situasi ini
tampak tidak adil sehingga kongres AS mengeluarkan Undang-undang Williams tahun 1968 yang mempunyai dua tujuan utama yaitu:
1. Untuk mengatur cara perusahaan pengambil alih menyusun penawaran
pengambil alihan. 2.
Untuk memaksa perusahaan pengambil alih mengungkapkan lebih banyak informasi tentang tawaran mereka.
Undang-undang Williams memberikan empat pembatasan pada perusahaan pengambil alih:
1. Pengambil alih harus mengungkapkan jumlah saham yang ditahan
sekarang dan maksud di masa depan dalam sepuluh hari untuk mengumpulkan paling sedikit 5 persen dari saham perusahaan.
2. Pengambil alih harus mengungkapkan sumber dana yang akan
digunakan dalam akuisisi. 3.
Pemegang saham perusahaan sasaran harus diberi waktu paling sedikit 20 hari untuk mentenderkan saham mereka, yaitu tawaran itu harus
“terbuka” paling tidak selama 20 hari. 4.
Jika perusahaan pengambil alih meningkatkan harga penawaran selama periode 20 hari tersebut, maka semua pemegang saham yang
mentenderkan sebelum penawaran baru harus menerima harga yang lebih tinggi. Brigham Houston 2001
2.1.11 Motivasi Melakukan Merger