ini tidak tergantung pada bear-kecilnya produksi yang diperoleh. Contohnya pajak, biaya untuk pajak tetap dibayar walaupun hasil usahatani itu besar atau
gagal sekalipun. Disisi lain biaya tida tetap atau biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh.
Contohnya biaya untuk sarana produksi. Kalau ingin produksi yang tinggi, maka tenaga kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga
biaya ini sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar kecilnya produksi yang diinginkan Soekartawi, 1995.
2.3 Kerangka Pemikiran
Dalam menjalankan usahataninya petani jeruk berusaha agar produksi dari usahataninya tinggi. Untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi sesuai yang
diharapkan oleh petani diperlukan faklor-faktor produksi. Faktor produksi adalah input produksi seperti, bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, dan alat-alat yang
akan menjadi komponen biaya produksi dalam pengelolaan usahatani jeruk. Besarnya masing-masing komponen biaya tersebut dipengaruhi oleh jumlah input
yang digunakan pada masing-masing input dengan akhirnya secara bersama-sama akan mempengaruhi besarnya total biaya produksi.
Universitas Sumatera Utara
Dalam perencanaan produksi usahatani, persoalan biaya menempati kedudukan yang sangat penting, karena pengambilan keputusan mengenai hal ini perlu
menggunakan pertimbangan-pertimbangan yang luas, seperti pertimbangan- pertimbangan yang sangat diperlukan agar biaya produksi dapat dipenuhi
sehingga usahatani jeruk dapat dijalankan lancar dan berhasil. Karasteristik petani juga mempengaruhi dalam usahatani jeruk ini seperti pengalaman bertani, jumlah
tanggungan dan modal. Dalam usahatani kesatuan input ini, petani akan berupaya untuk mencapai
produktivitas yang tinggi. Kemajuan suatu usahatani tersebut diukur dengan tingkat produktivitasnya. Produktivitas suatu usahatani dapat diketahui dari
banyaknya hasil produksi yang diperoleh petani dari satu kesatuan input dan dapat dipengaruhi oleh besarnya luas tanam jeruk petani.
Petani akan memperoleh penerimaan usahatani dari hasil penjualan produksi
Jeruk. Penerimaan usahatani merupakan hasil perkalian antara produksi usahatani dengan harga jual pada saat itu yang dinilai dengan rupiah setelah memperoleh
penerimaan, untuk mengetahui pendapatan bersih maka perlu diketahui biaya produksi. Pendapatan bersih diperoleh setelah mengurangkan penerimaan dengan
biaya produksi. Harga jual dapat mempengaruhi jumlah penerimaan yaug diperoleh pemilik
usahatani. Hasil produksi dikalikan dengan harga jual disebut total penerimaan. Besar kecilnya penerimaan dalam usahatani diperoleh petani dari hasil
penjualannya. Dalam pelaksanaan usahatani dibutuhkan biaya untuk memperoleh produksi yang
maksimal. Semua pengeluaran yang digunakan dalam usahatani dimasukkan ke
Universitas Sumatera Utara
dalam biaya produksi. Adapun biaya produksi ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Selisih antara total penerimaan dengan total biaya produksi disebut
pendapatan bersih. Besarnya RC ditentukan oleh jumlah reveneue dan jumlah cost. Reveneue dikurangi total cost memberikan pendapatan bersih net income.
Secara sistematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan: : Menyatakan Hubungan
: Menyatakan Pengaruh
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran 2.4 Hipotesi Penelitian
Adapun hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: Petani Jeruk
Usaha Tani Jeruk
Produksi
Penerimaan Input:
- Bibit - Pupuk
- Obat-obatan - Tenaga Kerja
- Alat-alat
Biaya Produksi
Harga Jual
Besar RC Karasteristik Petani:
- Pengalaman Bertani - Jumlah tanggungan
- Modal
Luas Tanaman
Universitas Sumatera Utara
1. Makin luas tanaman jeruk maka makin besar RC per Hathn di daerah penelitian.
2. Karasteristik pengalaman bertani, jumlah tanggungan, dan modal berpengaruh nyata terhadap penerimaan dari usahatani jeruk di daerah
penelitian. 3. Luas tanaman jeruk berpengaruh nyata terhadap penerimaan per Petanithn.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian