selama setahun tanaman menghasilkan Per HektarThn telah melalui titik impas yaitu sebesar Rp 6.207 maka usahatani tersebut sudah menguntungkan.
RC Revenue Per Cost atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah antara
penerimaan dan total biaya. Rata-rata RC ratio Per PetaniThn adalah 3.68 artinya setiap biaya Rp 1 yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp
3,68 atau dengan kata lain hasil penjualan jeruk mencapai 368 dari biaya yang dikeluarkan. Hal ini disebabkan karena penerimaan tinggi harga jual yang tinggi
dan jumlah yang dijual lebih banyak dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan kecil. Berdasarkan kriteria investasi yang menyatakan usaha dapat
dikatakan layak untuk diusahakan apabila memiliki RC 1, maka usahatani jeruk di daerah penelitian layak untuk diusahakan.
5.3 Hubungan RC Per PetaniThn dan RC Per HektarThn Dengan Luas Tanaman Jeruk Di Daerah Penelitian.
Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih.
Hasil analisis akan didapat koefisien korelasi yang menunjukkan erat atau tidaknya hubungan, arah hubungan, dan berarti atau tidaknya hubungan. Dan
dilakukan uji asumsi normatis. Korelasi dapat didefenisikan sebagai tingkat hubungan antar dua variabel atau lebih. Dua variabel bisa memiliki korelasi
positif, korelasi negatif, atau tidak berkolerasi. Hal ini terjadi baik untuk korelasi linear ataupun non-linear.
Sebelum dilakukan analisis korelasi maka dilakukan uji asumsi normalitas untuk
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Sminov.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3 Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Sminov.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Luas Lahan RC Per
PetaniThn RC Per
HektarThn N
30 30
30 Normal Parameters
a
Mean .8583
2.7337 2.7513
Std. Deviation .41358
1.43324 1.41280
Most Extreme Differences Absolute
.274 .179
.172 Positive
.274 .179
.172 Negative
-.193 -.117
-.117 Kolmogorov-Smirnov Z
1.498 .981
.940 Asymp. Sig. 2-tailed
.022 .290
.339 a. Test distribution is Normal.
Sumber: Analisi data primer, lampiran 14 dan 15 Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika signifikansi 0.05 maka data
berdistribusi normal, dan jika signifikansi 0.05, maka data tidak berdistribusi normal. Dari hasil diatas dapat ditarik kesimpulan data pada variabel Luas Lahan
memiliki signifikansi 0.022. Karena nilai sigfikansi lebih kecil dari 0.05 jadi data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Data pada variabel RC Per PetaniThn
memiliki nilai signifikansi 0.290, maka data berdistribusi normal karena signifikansi lebih besar dari 0.05. Data pada variabel RC Per HektarThn
memiliki nilai signifikansi 0.339, maka data berdistribusi normal karena signifikansi lebih besar dari 0.05.
Dari analisi korelasi didapat koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui
keeratan hubungan dan arah hubungan RC Per PetaniThn dan RC Per HektarThn dengan Luas Lahan. Untuk mengetahui keeratan hubungan RC Per
PetaniThn dan RC Per HektarThn dengan Luas Lahan maka dapat dilihat pada
Universitas Sumatera Utara
besarnya koefisien korelasi dengan pedoman yaitu jika koefisien semakin mendekati 1 atau -1 maka hubungan erat atau kuat, sedangkan jika koefisien
semakin mendekati 0 maka hubungan lemah. Untuk mengetahui arah hubungan RC Per PetaniThn dengan Luas Lahan maka dapat dilihat pada tanda nilai
koefisiensi yaitu positif atau negatif, jika positif berarti terdapat hubungan yang positif jika negatif berarti terdapat hubungan yang negatif.
Sedangkan untuk mengetahui apakah hubungan RC Per PetaniThn dengan Luas
Lahan nyata atau tidak nyata maka dilakukan pengujian signifikansi. Hasil pengujian signifikansi RC Per PetaniThn dengan Luas Lahan sebagai berikut.
Tabel 5.4 Hasil pengujian signifikansi RC Per PetaniThn dengan Luas Lahan.
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation
N Luas Lahan
.8583 .41358
30 RC Per
PetaniThn 2.7337
1.43324 30
Correlations
Luas Lahan RC Per
PetaniThn Luas Lahan
Pearson Correlation 1
.499 Sig. 2-tailed
.005 N
30 30
RC Per PetaniThn
Pearson Correlation .499
1 Sig. 2-tailed
.005 N
30 30
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Sumber: Analisi data primer, lampiran 14 dan 15
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel Descriptive Statistics diperlihatkan deskripsi dari kedua variabel yang dikorelasikan, yakni variabel Y Luas Lahan dan X1 RC Per PetaniThn. Dari
hasil dapat dilihat nilai rata-rata mean, standard deviasi dan jumlah sampel n. Variabel Luas lahan memiliki rata-rata 0,8583 ha, standart deviasi 0,4135 dan
jumlah sampel adalah 30 petani. Demikian juga dengan variabel RC Per PetaniThn memiliki rata-rata2,7337 dan standard deviasi 1,4332.
Pada tabel Correlations ditunjukkna hasil koefisien. Dari analisis diatas dapat
dilihat bahwa korelasi antar Luas Lahan dan RC Per PetaniThn adalah sebesar 0,499, dengan tingkat signifikansi 0,05.
Koefisien korelasi 0,499 berarti korelasi kedua variabel sedang. Koefisien korelasi
bertanda positif berarti apabila luas lahan naik maka RC Per PetaniThn juga naik, demikian sebaliknya.
Tingkat signifikansi sebesar 0,05. Nilai ini lebih kecil dari 0,05, maka H0
ditolak, H1 diterima. Berarti kesimpulannya adalah, ada hubungan yang nyata antar RC Per PetaniThn dengan Luas Tanaman petani di daerah penelitian.
Sedangkan untuk mengetahui apakah hubungan RC Per HektarThn dengan Luas
Lahan nyata atau tidak nyata maka dilakukan pengujian signifikansi. Hasil pengujian signifikansi RC Per HektarThn dengan Luas Lahan sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5 Hasil pengujian signifikansi RC Per HektarThn dengan Luas Lahan.
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation
N Luas Lahan
.8583 .41358
30 RC Per
HektarThn 2.7513
1.41280 30
Correlations
Luas Lahan RC Per
HektarThn Luas Lahan
Pearson Correlation 1
.471 Sig. 2-tailed
.009 N
30 30
RC Per HektarThn
Pearson Correlation .471
1 Sig. 2-tailed
.009 N
30 30
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Sumber: Analisi data primer, lampiran 14 dan 15 Pada tabel Descriptive Statistics diperlihatkan deskripsi dari kedua variabel yang
dikorelasikan, yakni variabel Y Luas Lahan dan X1RC Per HektarThn. Dari hasil dapat dilihat nilai rata-rata mean, standard deviasi dan jumlah sampel n.
Variabel Luas lahan memiliki rata-rata 0,8583 ha, standart deviasi 0,4135 dan
jumlah sampel adalah 30 petani. Demikian juga dengan variabel RC per RC Per HektarThn memiliki rata-rata2,7513 dan standard deviasi 1,4128.
Pada tabel Correlations ditunjukkna hasil koefisien. Dari analisis diatas dapat
dilihat bahwa korelasi antar Luas Lahan dan RC per RC Per HektarThn adalah sebesar 0,471, dengan tingkat signifikansi 0,009.
Universitas Sumatera Utara
Koefisien korelasi 0,471 berarti korelasi kedua variabel sedang. Koefisien korelasi bertanda positif berarti apabila luas lahan naik maka RC per RC Per HektarThn
juga naik, demikian sebaliknya. Tingkat signifikansi sebesar 0,009. Nilai ini lebih kecil dari 0,05, maka H0
ditolak, H1 diterima. Berarti kesimpulannya adalah, ada hubungan yang nyata antar RC Per HektarThn dengan Luas Tanaman petani di daerah penelitian.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan makin
luas tanaman jeruk maka makin besar jumlah RC per PetaniThn dan RC per HektarThn di daerah penelitian dapat diterima.
5.4 Pengaruh Antara Pengalaman Bertani, Jumlah Tanggungan, Dan Modal