Landasan Teori Analisis Usahatani Jeruk dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Petani Di Desa Perjuangan, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi

Pendapatan kotor ini sering disebut sebagai penerimaan usahatani yang merupakan hasil perkalian dari seluruh faktor produksi yang dihasilkan dengan harga produk Daniel, 2002. Suatu usahatani dapat dikatakan berhasil apabila situasi pendapatannya memenuhi syarat: 1 Cukup untuk membayar semua pembelian sarana produksi termasuk biaya angkutan dan administrasi yang mungkin melekat pada pembelian tersebut. 2 Cukup untuk membayar bunga modal yang ditanamkan termasuk pembayaran sewa tanah dan pembayaran dana depresiasi modal. 3 Cukup untuk membayar upah tenaga kerja yang dibayar atau bentuk-bentuk upah lainnya untuk tenaga kerja yang tidak diupah.

2.2 Landasan Teori

Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh, tanah dan air, perbaikan- perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan diatas tanah dan sebagainya Mubyarto, 1997. Pada hakekatnya dalam menjalankan usahatani sama dengan menjalankan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian. Dilihat dari tujuannya yang bersifat ekonomis artinya petani memproduksi hasil-hasil pertanian baik untuk dijual maupun untuk konsumsi sendiri. Usahatani sebagai organisasi alam, kerja, dan modal yang ditunjukkan pada produksi di lapangan pertanian. Organisasi ketatalaksanaanya berdiri sendiri atau sengaja diusahakan oleh seseorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial yang terikat genologis, teritorial sebagai pengelolaanya Prawirokusomo, 1990. Universitas Sumatera Utara Dalam usahatani seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki atau yang dikuasai sebaik-baiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber daya menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input Tohir, 1991. Usahatani yang produktif berarti bahwa usahatani tersebut mempunyai produktivitas yang tinggi. Pengertian produktivitas ini sebenarnya merupakan penggabungan antara konsepsi efisiensi usaha fisik dan kapasitas tanah. Efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil produksi output yang dapat diperoleh dari satu kesatuan input. Dalam kaitannya dengan efisiensi usahatani ada beberapa cara pengukuran tingkat efisiensi yaitu: 1 Efisiensi teknis, berkenaan dengan jumlah hasil fisik yang dihasilkan . 2 Efisiensi alokatif harga, berkenaan dengan harga dan nilai marginal. 3 Efisiensi ekonomi, merupakan gabungan antara efisiensi teknis dan efisiensi harga. Tenaga kerja merupakan unsur yang paling banyak digunakan dalam usahatani. Tenaga kerja mempunyai hubungan dengan penerimaan, unsur tenaga kerja merupakan penggerak semua kegiatan dalam usaha. Efisiensi tenga kerja secara umum diartikan sebagai hasil pekerja produktif yang dapat diselesaikan persatuan waktu, tenaga kerja pria. Semakin tinggi efisiensi penggunaan tenaga kerja, semakin tinggi pula pendapatan yang diterima dari usahatani yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara Bahwasannya efisiensi tenaga kerja itu berpengaruh pada pendapatan, berlaku disemua daerah dan semua keadaan ekonomi. Efisiensi penggunaan tenaga kerja yang dicapai suatu usahatani dapat dipakai suatu ukuran keberhasilan dari usahatani itu. Kemungkinan menekan biaya ini akan berarti meningkatkan pendapatan Soeriatmaja, 1983. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut Rahim, 2008 TR = Y x Py Dimana: TR = Total Revenew penerimaan total Y = Hasil Produksi Py = Harga Y Dalam suatu analisis usahatani sering Return Cost Ratio RC yaitu perbandingan antara jumlah penerimaan dengan jumlah biaya. RC tidak mempunyai satuan, nilai RC dapat dibagi menjadi 3 kategori secara teoritis yakni : 1. nilai RC = 1 disebut usahatani dalam posisi break even point. 2. nilai RC 1 disebut usahatani dalam posisi menguntungkan. 3. nilai RC 1 disebut usahatani dalam posisi merugikan Biaya usahatani dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu Biaya tetap Fixed cost; dan biaya tidak tetap Variabel Cost. Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap Universitas Sumatera Utara ini tidak tergantung pada bear-kecilnya produksi yang diperoleh. Contohnya pajak, biaya untuk pajak tetap dibayar walaupun hasil usahatani itu besar atau gagal sekalipun. Disisi lain biaya tida tetap atau biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya untuk sarana produksi. Kalau ingin produksi yang tinggi, maka tenaga kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar kecilnya produksi yang diinginkan Soekartawi, 1995.

2.3 Kerangka Pemikiran