Musthafa Khair : Pengawasan Intern Aktiva tetap pada PT. Jasa Raharja Cabang Medan, 2010.
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx
C. Penggantian Aktiva Tetap
Cara penggantian aktiva tetap yang dilakukan oleh PT. JASA
RAHARJA PUTERA CABANG MEDAN yaitu : 1.
Dengan Cara Dibuang
Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan di non aktifkan. Hal ini dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk
digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta sudah tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.
2. Dengan Cara Dijual
Penjualan aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit.
3. Dengan Cara Ditukar Dengan Aktiva Lain
Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama penggunannya. Jika nilai tukar lebih besar dari pada nilai buku, maka
diperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika nilai tukar lebih kecil daripada nilai buku, berarti pertukaran tersebut mendatangkan kerugian.
D. Pengawasan Yang Dibutuhkan Dalam Aktiva Tetap
Pengawasan terhadap suatu aktiva harus dilakukan secara tepat dan terorganisir. Alasan ini disebabkan keberadaan aktiva tetap merupakan sesuatu
Musthafa Khair : Pengawasan Intern Aktiva tetap pada PT. Jasa Raharja Cabang Medan, 2010.
yang krusial dalam pelaksanaan oprasional perusahaan, karenanya harus diawasi dengan teliti bila tidak akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Pengawasan ini bertujuan untuk melindungi aktiva tetap tersebut dari berbagai macam kerusakan yang mungkin terjadi termasuk biaya-biaya. Pimpinan
bertanggung jawab penuh dalam usaha pengawasan intern terhadap aktiva tetap. Manajemen perlu memperhatikan dan menentukan cara yang baik untuk
menciptakan sistem pengawasan yang efektif dan efesien agar pelaksanaan prosedur-prosedur pengawasan dapat dilaksanakan sebaik mungkin.
Suatu pengawasan administrasi juga perlu dilakukan terkait inventarisasi melalui buku tambahan untuk setiap kategori aktiva. Demikian
halnya dalam penjualan maupun perolehan aktiva tetap, segala macam penjualan harus mendapat ijin resmi dari pejabat yang berwenang dan
dibukukan oleh bagian pembukuan atas dasar pemberitahuan tertulis yang diterimanya.
Menurut Mulyadi 2002;180 Pengawasan Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan karyawan lainnya
yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut :
a.
laporan keuangan yang dapat diandalkan, b.
kepatuhan terhadap hukuman peraturan yang berlaku, c.
efektivitas dan efesiensi operasi perusahaan. Pengawasan intern meliputi 2 hal, yaitu :
1. Pengendalian Akuntansi
Pengendalian ini meliputi pengamanan terhadap kekayaan perusahaan meliputi pemisahan kerja antara fungsi operasional, penyimpangan dan
Musthafa Khair : Pengawasan Intern Aktiva tetap pada PT. Jasa Raharja Cabang Medan, 2010.
pencatatan serta pengawasan fisik atas kekayaan, sehingga diperlukan suatu catatan akuntansi.
2. Pengendalian Administrasi
Meliputi peningkatan efesiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan yang telah ditetapkan. Pada umumnya pengendalian
ini tidak berhubungan langsung dengan catatan akuntansi.
E. Skala Pengukuran Varibel