Perolehan Aktiva Tetap Pengawasan Intern Aktiva tetap pada PT. Jasa Raharja Cabang Medan

Musthafa Khair : Pengawasan Intern Aktiva tetap pada PT. Jasa Raharja Cabang Medan, 2010.

BAB III ANALISA DAN EVALUASI

Dalam BAB III ini penulis akan membuat analisa dan evaluasi mengenai pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan dengan cara membandingkan teori yang diperoleh dari hasil tinjauan penulis ke PT. JASA RAHARJA PUTERA CABANG MEDAN. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya termasuk data-data yang dikumpulkan oleh penulis beserta hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, maka pada bab ini penulis akan mencoba menganalisa dan mengevaluasi objek penelitian yang dititikberatkan pada penerapan Standar Akuntansi Keuangan.

A. Perolehan Aktiva Tetap

Mengutip apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa dalam memperoleh aktiva teap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Begitu juga halnya dengan yang dilakukan oleh PT. JASA RAHARJA PUTERA CABANG MEDAN, dimana perolehan aktiva tetap dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Dengan Membeli Secara Tunai

Perolehan aktiva yang dibeli secara tunai sebelumnya akan dicatat ke dalam buku besar harian sebagai harga perolehannya. Harga perolehan dibuat dengan menjumlahkan harga yang diberikan penjual harga faktur Musthafa Khair : Pengawasan Intern Aktiva tetap pada PT. Jasa Raharja Cabang Medan, 2010. dengan seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan. Seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap. Potongan tunai yang diperoleh dari pembelian aktiva tetap merupakan pengurangan terhadap harga faktur aktiva tersebut. Jika dalam suatu pembelian diperoleh dari suatu aktiva tetap seperti gedung atau tanah, maka pengalokasian harga perolehan dari aktiva tersebut didasarkan pada perbandingan nilai wajar dari masing- masing aktiva yang diperoleh. Alokasi yang digunakan didasarkan pada harga pasar relatif masing-masing aktiva, yaitu dengan melihat harga pasar dari gedung atau tanah, lalu membandingkan harga pasar tersebut yang kemudian menjadi dasar alokasi harga perolehan. Penilaian lain didasarkan pada surat bukti pembayaran pajak. Metode ini digunakan jika harga pasar kedua aktiva tetap tidak diketahui.

2. Dengan Cara Membangun Sendiri

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dibangun sendiri oleh perusahaan didasarkan harga perolehannya berasal dari pemindahbukuan aktiva dalam pelaksanaannya yang kemudian dicatat pada saat laporan proyek selesai diperoleh dan berita acara serah terima dari penanggung jawab pembagian atau pembuat aktiva tetap yang bersangkutan.

3. Leasing

Aktiva tetap yang dibeli dengan cara leasing capital leasing harus dinyatakan dalam nilai tunai dengan judul “Aktiva Tetap Leasing” dan sisi Musthafa Khair : Pengawasan Intern Aktiva tetap pada PT. Jasa Raharja Cabang Medan, 2010. kewajiban dinyatakan dengan judul “Hutang Leasing” sebesar harga tunai aktiva dikurangi dengan uang muka yang dibayar pada saat penandatanganan kontrak perjanjian. Pada saat pembayaran angsuran periodik hutang leasing di debet sebesar bagian yang merupakan utang pokok, dan selisihnya di debet dibebankan sebagai “biaya bunga”.

4. Trade In

Aktiva tetap yang dibeli dengan cara trade in menukar aktiva tetap yang lama selain tanah dan bangunan gedung, harus dinyatakan sebesar nilai tunai dikurangi dengan keuntungan yang timbul dalam transaksi tersebut. Selanjutnya harga perolehan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap yang timbul disini adalah selisih nilai buku aktiva tetap yang lama dengan harga penjualan aktiva tetap yang lama tersebut.

B. Metode Penyusutan Aktiva Tetap