Frequency Division Multiplex FDM Mekanisme FDM pada pengirim Mekanisme FDM pada penerima Gambar 3.11 Mekanisme FDM Diagram Alir DMT

Adhi Pradana : Analisis Kinerja Discrete Multitone DMT Pada Teknologi Asymmetric Suscriber Digital Line ADSL, 2008. USU Repository © 2009 Penggambaran dua N2 titik sub deretan x 1 [n] dan x 2 [n] sebagai nilai indeks genap dan nilai indeks ganjil dari x[n] adalah 5 : 1 2 ,..., 2 , 1 , ; ] 2 [ ] [ 1 − = = N n n x n x 3.13 1 2 ,..., 2 , 1 , ; ] 1 2 [ ] [ 2 − = + = N n n x n x 3.14 Kemudian DFT N-titik pada persamaan 3.7 dapat dinyatakan sebagai: ∑ − = = 1 ] [ N n kn N W n x k X ∑ ∑ − = + − = + + = 1 2 1 2 1 2 2 ] 1 2 [ ] 2 [ N n n k N N n kn N W n x W n x 3.15 Sebagaimana 2 2 2 2 2 2 ] [ N N j N j N W e e W = = = π π , persamaan di atas menjadi: ∑ ∑ − = − = + = 1 2 1 2 2 2 2 1 ] [ ] [ N n N n kn N k N kn N W n x W W n x k X 3.16 Atau 2 1 k X W k X k X k N + = 3.18

3.5 Frequency Division Multiplex FDM

FDM merupakan suatu sistem multipleks multiplexing, yaitu proses penyatuan banyak data dengan menggunakan satu fasilitas. FDM adalah operasi multipleks yang membagi slot-slot dalam frekuensi domain untuk beberapa data hasil dari modulasi. Tiap sinyal dimodulasi dengan frekuensi carrier berbeda. Frekuensi sinyal dipisah sehingga tidak terjadi overlap guard bands Oleh beberapa modulasi sub-carrier dari sinyal telepon, beberapa sinyal dapat dibangkitkan dan dimodulasi menuju carrier utama, yang dikirimkan ke kanal menjadi satu sinyal utama multiplexing. Pada penerima, sinyal utama dipisahkan Adhi Pradana : Analisis Kinerja Discrete Multitone DMT Pada Teknologi Asymmetric Suscriber Digital Line ADSL, 2008. USU Repository © 2009 kemudian didemodulasi menjadi sinyal-sinyal awal. Ketika FDM digunakan untuk melewatkan banyak sinyal dalam menggunakan kanal komunikasi dalam rentang waktu yang sama, dinamakan frequency division multiple access FDMA. Secara umum mekanisme FDM digambarkan pada Gambar 3.11.

a. Mekanisme FDM pada pengirim

b. Mekanisme FDM pada penerima Gambar 3.11 Mekanisme FDM

Koneksi internet melalui jalur telepon twisted pair membutuhkan 3 KHz bandwidth untuk akurasi transfer data. Ketika FDM digunakan untuk jaringan komunikasi, sinyal-sinyal input dikirim dan diterima dengan cepat. Jika sinyal dikirim dengan jarak yang panjang, diperlukan bandwidth yang besar.

3.6 Struktur Model DMT

Dasar untuk implementasi DMT menggunakan DFT adalah penggunaan Inverse DFT IDFT dan penggunaan algoritma Fast Fourier Transform FFT. Adhi Pradana : Analisis Kinerja Discrete Multitone DMT Pada Teknologi Asymmetric Suscriber Digital Line ADSL, 2008. USU Repository © 2009 Penggunaan transformasi ini ketika diterima data masukan yang berada pada pengirim transmitter, diolah lalu dikembalikan lagi prosesnya pada penerima receiver. Gambar 3.12 menunjukkan blok diagram dari persamaan-persamaan tersebut dan implikasi prakteknya 8 . A D Cyclic Prefix Channel Remove Prefix Fast Fourier Transform Constellation Decoder P S D A Input data Data Output S P Inverse Discrete Fourier Transform Constellation mapping Gambar 3.12. Blok diagram dari sistem DMT Berdasarkan Gambar 3.12, pada sisi input data merupakan blok pengirim dan setelah melewati kanal, data akan dikirim menuju sisi penerima. Adhi Pradana : Analisis Kinerja Discrete Multitone DMT Pada Teknologi Asymmetric Suscriber Digital Line ADSL, 2008. USU Repository © 2009

3.6.1. Transmitter

Data masukan umumnya berupa 3 sumber komunikasi yaitu data, suara dan gambar. Data – data yang berupa sinyal tersebut akan diolah pada sisi pengirim dan dikembalikan lagi pada sisi penerima. Sisi pengirim terdiri dari blok – blok rangkaian yaitu AD converter, SP converter, konstelasi encoder, IDFT dan cyclic prefix.

3.6.1.1 AD Converter

Analog to digital converter ADC, mengubah bentuk analog menjadi bentuk digital. Pada ADC ada 2 metode yang digunakan ketika sinyal data melalui rangkaian ini, yaitu proses sampling dan kuantisasi. Sampling adalah proses pencuplikan sinyal kontinusinyal analog pada interval waktu diskrit. Proses sampling dapat dilihat pada Gambar 3.13 4 . Gambar 3.13 Proses sampling Jika pada suatu sinyal terdapat frekuensi tertinggi f max , maka rata-rata sampel sinyalnya paling tidak 2f max , yang dijelaskan pada persamaan 3.19. max 2 f F s = 3.19 Adhi Pradana : Analisis Kinerja Discrete Multitone DMT Pada Teknologi Asymmetric Suscriber Digital Line ADSL, 2008. USU Repository © 2009 Sinyal analog yang terkuantisasi akan diubah menjadi deretan bit. Pada kuantisasi, sinyal input dibagi menjadi 2 B level sinyal dan setiap sampel dibulatkan ke level terdekat. Proses kuantisasi dapat dilihat pada persamaan 3.20 4 . B A q 2 2 = 3.20 dimana: A = amplitudo B = bit Pada proses kuantisasi, terdapat error yang tidak dapat dihilangkan e, didistribusikan secara acak pada interval ± q2. Maka noise kuantisasinya adalah : 12 1 2 2 2 2 2 2 2 2 q de e q de e P e q q q q e = = = ∫ ∫ − − σ 3.21 Dengan daya sinyal A 2 2, maka error pada kuantisasi yang dinamakan SQNR signal-to-quantization noise power ratio dijelaskan pada persamaan 3.22 4 . dB B q A SQNR B 76 . 1 02 . 6 2 2 3 log 10 12 2 log 10 2 2 2 + =     × =     = 3.22

3.6.1.2 SP Converter

Pada konversi SP, deretan data yang panjang dibagi menjadi beberapa potongan yang sama panjang dan dapat dioperasikan pada saat yang bersamaan. Konversi SP sangat penting dalam DMT. Blok – blok data yang dihasilkan merupakan masukan untuk pemetaan konstelasi, yaitu dasar representasi segmen – segmen bit. Gambar 3.14 menunjukkan proses SP 6 . Adhi Pradana : Analisis Kinerja Discrete Multitone DMT Pada Teknologi Asymmetric Suscriber Digital Line ADSL, 2008. USU Repository © 2009 Gambar 3.14 Proses SP Converter

3.6.1.3 Konstelasi Encoder

Konstelasi diagram merupakan representasi dari sinyal yang dimodulasi secara digital, biasanya modulasi QAM atau PSK. Konstelasi diagram dapat diukur untuk menentukan jenis dari interferensi dan distorsi dari sinyal. Konstelasi encoder, yang memetakan data-data paralel menjadi subkanal, dengan beberapa subkanal yang direpresentasikan oleh sinyal konstelasi QAM. Alokasi bit pada subkanal juga ditunjukkan disini. Pada proses pemetaan konstelasi, panjang segmen dari deretan bit ditandai dengan sebuah nilai kompleks di konstelasi. Umumnya menggunakan 2 bit 4 titik dan 4 bit 16 titik. Agar memudahkan pemetaan konstelasi 4 bit 16 titik, dapat dilihat pada Tabel 3.4 8 . Tabel 3.4 Pemetaan Konstelasi 4 Bit Bit Sequence Value Bit Sequence Value Adhi Pradana : Analisis Kinerja Discrete Multitone DMT Pada Teknologi Asymmetric Suscriber Digital Line ADSL, 2008. USU Repository © 2009 0000 .354+.354j 1000 1 0001 .707 1001 .707+.707j 0010 .707j 1010 j 0011 -.354+.354j 1011 -.707+.707j 0100 -.707j 1100 -1 0101 .354-.354j 1101 -.707-.707j 0110 -.354-.354j 1110 -j 0111 -.707 1111 .707-.707j

3.6.1.4 IDFT

IDFT mentransformasikan data paralel frekuensi domain hasil dari konstelasi encoder menjadi data paralel waktu domain. Untuk implementasi efisien IDFT menggunakan algoritma Inverse Fast Fourier Transform IFFT. Setelah konstelasi, blok – blok yang bernilai bilangan kompleks akan diubah menggunakan IFFT. Pada DMT, proses IFFT juga disebut pencerminan mirror 8 . Pencerminan memastikan bahwa sinyal yang ditransmisikan pada setiap blok akan terputar, terkonjugasi menuju akhir dari blok aslinya.

3.6.1.5 Cyclic Prefix

Cyclic prefix adalah pengulangan tanda simbol dari pengirim yang akan muncul kembali pada penerima. Tujuannya untuk mengijinkan multipath sebelum data tersebut sampai ke penerima. Panjang dari cyclic prefix sama dengan guard interval. Guard interval digunakan untuk menentukan transmisi tidak tercampur dengan jenis transmisi yang sama atau juga berbeda. Tujuannya untuk menahan bebas dari delay propagasi, echo dan refleksi, dimana dalam data digital selalu terjadi dan sangat sensitif. Adhi Pradana : Analisis Kinerja Discrete Multitone DMT Pada Teknologi Asymmetric Suscriber Digital Line ADSL, 2008. USU Repository © 2009 Antara proses pengiriman menuju kanal, akan ada proses parallel to serial converter PS. setelah melalui kanal, akan dikembalikan lagi ke SP sebelum diproses pada penerima. DMT digunakan untuk mengirim data mengunakan saluran tembaga. Dengan media ini, gelombang frekuensi tinggi elektromagnetik teratenuasi secara cepat sementara gelombang frekuensi rendah tertahan. Sehingga respon frekuensi yang digunakan pada kanal adalah filter lowpass. Additive noise menambahkan filter lowpass pada sinyal masukan. Sehingga pada kanal, faktor penambahan pengganggu kinerja yaitu AWGN Additive White Gaussian Noise.

3.6.2 Receiver

Proses pada penerima merupakan kebalikan dari transmitter. Pada penerima, terdiri dari Remove Prefix, FFT, Constellation Decoder, PS Converter dan DA Converter. Setelah semua proses pengiriman dilakukan, cyclic prefix akan dibuang ketika sinyal diproses pada blok penerima. Tujuannya untuk membuang noise yang terjadi ketika sinyal berada di kanal. Kemudian diproses lagi di blok FFT. Pada IFFT, sinyal yang terbentuk merupakan pencerminan. Maka pada FFT akan terjadi sebaliknya, yaitu de-mirroring. Sinyal yang kembali menjadi bentuk bilangan kompleks akan diubah menjadi bilangan nyata pada konstelasi decoder dan PS converter yang berbentuk coding. Blok DA akan mengubah menjadi sinyal awal lagi dan diteruskan pada keluaran.

3.7. Diagram Alir DMT

Adhi Pradana : Analisis Kinerja Discrete Multitone DMT Pada Teknologi Asymmetric Suscriber Digital Line ADSL, 2008. USU Repository © 2009 Proses simulasi DMT dimulai dari transmitter yang akan membahas perubahan dari ADC hingga penggunaan cyclic prefix. Proses simulasi ini akan dikembalikan lagi pada receiver, dari cyclic removal hingga DAC, sehingga dapat diketahui perubahan – perubahan nilai yang terjadi pada masing – masing blok rangkaian. Pada beberapa blok rangkaian akan dihitung nilai BER bit error rate dan SNR signal-to-noise ratio. Diagram alir simulasi ini dapat dilihat pada Gambar 3.15. Adhi Pradana : Analisis Kinerja Discrete Multitone DMT Pada Teknologi Asymmetric Suscriber Digital Line ADSL, 2008. USU Repository © 2009 Gambar 3.15 Diagram Alir DMT Ubah sinyal ke bentuk paralel Mulai Selesai Masukkan data sinyal Diproses di kanal dengan pengaruh AWGN Ubah bilangan kompleks ke bentuk serial Tampilkan prefiks sinyal di data Alirkan sinyal hasil modulasi ke dalam IFFT Memodulasi tiap-tiap bit paralel pada subcarrier yang berbeda Ubah data masukan menjadi bit data Ubah data masukan ke bentuk paralel Jika perlu cylic prefix Buang cyclic prefix Alirkan sinyal ke dalam FFT Demodulasi tiap-tiap sinyal subcarrier Ubah sinyal ke dalam bentuk bit serial Hitung Bit Error Rate Y T Adhi Pradana : Analisis Kinerja Discrete Multitone DMT Pada Teknologi Asymmetric Suscriber Digital Line ADSL, 2008. USU Repository © 2009

BAB IV SIMULASI DAN ANALISIS KINERJA DMT

4.1 Umum

Seperti telah dijelaskan pada Bab III, proses kinerja DMT terdiri dari tiga tahap pokok yaitu: proses pengolahan data masukan yang berada di transmitter, proses gangguan DMT berupa AWGN, dan proses pengolahan hingga pembentukan kembali sinyal aslinya oleh receiver. Data masukan yang digunakan merupakan contoh sinyal suara yang sudah disediakan pada tools aplikasi Matlab 7.2. Dari proses simulasi tersebut, maka dapat ditampilkan bentuk-bentuk sinyal disepanjang tahapan proses seperti yang dimodelkan pada Gambar 3.14. Pada Bab IV ini akan ditampilkan bentuk-bentuk sinyal tersebut dan analisis kinerja sistemnya.

4.2 Data Masukan

Seperti yang diketahui, ada 3 jenis media komunikasi, yaitu data, suara dan video. Teknologi ADSL yang memiliki layanan internet dapat mencakup 3 jenis media ini. Pada Tugas Akhir ini, jenis layanan yang dipergunakan adalah media suara yang telah disediakan oleh tools aplikasi Matlab 7.2. Tujuannya agar lebih memudahkan dalam pengerjaan simulasi ini. Media suara yang dipakai adalah chirp. Sinyal suara chirp yang diambil hanya 32 sampel teknik sampling. Sampel yang digunakan bisa lebih dari 32 umumnya 256 sampel. Alasan jumlah sampel sebanyak 32 karena lebih

Dokumen yang terkait

Analisis Jaringan Lokal Akses Tembaga Pada Performansi DSLAM Berbasis Teknologi ADSL

4 62 70

Analisis Kinerja Modulasi Discrete Multitone (DMT) Pada Jaringan Very High Data Rate Digital Subscriber Line (VDSL)

7 115 80

Implementasi Jaringan Asymmetric Digital Subscriber Line Di Telkom Risti Bandung

0 3 1

Audit Permintaan Layanan, Insiden dan Problem Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) pada PT Centrin Online Menggunakan Framework Cobit 5.

0 2 18

Pemanfaatan Teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscribe Line) Pada Jaringan Komunikasi

0 0 15

Simulasi Modulasi Discrete Multitone pada Asymmetric Digital Subscriber Line - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 8

VISUALISASI SISTEM ADSL (ASYMMETRIC DIGITAL SUBSCRIBER LINE) dengan MENGGUNAKAN MODULASI QAM (QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION ) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 11

Analisis Mekanisme Active Queue Management (AQM) Berbasis Controlled Delay (CoDel) terhadap Bufferbloat pada Koneksi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) Mechanism Analysis of Active Queue Management (AQM) Based on Controlled Delay (CoDel) against Bu

0 0 8

Visualisasi sistem Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) dengan menggunakan modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 18

Visualisasi sistem Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) dengan menggunakan modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 8