AD Converter Pemetaan Konstelasi

Adhi Pradana : Analisis Kinerja Discrete Multitone DMT Pada Teknologi Asymmetric Suscriber Digital Line ADSL, 2008. USU Repository © 2009 f. Panjang blok F = 16 g. Noise Time Duplexing TD sN = 0

4.3 Analisis Transmitter

Seperti yang telah dijelaskan pada Bab III yang mempengaruhi kinerja DMT adalah pada transmitter, kanal dan receiver. Pada transmitter, terdiri dari blok – blok AD converter, SP converter, konstelasi enkoder, IFFT dan cyclic prefix.

4.3.1 AD Converter

AD converter terdiri dari 3 metode, sampling, kuantisasi dan pengkodean. Dari Gambar 4.1 sudah diketahui sampling sinyal chirp tersebut. Untuk mendapatkan nilai sampling dari sinyal chirp pada tools aplikasi Matlab 7.2 dapat dilihat dari sintaks mencari sinyal chirp yang sebelumnya. Maka nilai sampling- nya adalah sesuai dengan Gambar 4.1. Kuantisasi merupakan teknik lanjutan dari metode sampling untuk menentukan tingkat level bit. Untuk mendapatkan nilai kuantiasi maka dicari dulu nilai kuantisasi interval. Dengan diketahui x merupakan nilai sampling dari sinyal chirp, dan dengan jumlah bit 4, maka : qinterval = 2maxabsx2b-1 qinterval = 0.0051 Dengan bantuan tools aplikasi Matlab 7.2, maka didapat hasil kuantisasi setelah kuantisasi interval didapat sesuai dengan Gambar 4.2. Adhi Pradana : Analisis Kinerja Discrete Multitone DMT Pada Teknologi Asymmetric Suscriber Digital Line ADSL, 2008. USU Repository © 2009 5 10 15 20 25 30 35 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 kuantisasi sinyal lev el s iny al Gambar 4.2 Sinyal hasil kuantisasi Setelah nilai kuantisasi didapat, lalu diubah menjadi nilai bilangan biner, lalu didapat nilai AD. Dengan nilai bit 4 dan jumlah sampel 32, maka coding berjumlah 128 bit. Hasil coding yang berupa bit dapat dilihat pada Gambar 4.3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran. Adhi Pradana : Analisis Kinerja Discrete Multitone DMT Pada Teknologi Asymmetric Suscriber Digital Line ADSL, 2008. USU Repository © 2009 20 40 60 80 100 120 140 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Gambar 4.3 Bit – bit hasil coding Proses kuantisasi pada AD converter ini juga terdapat error yang telah dijelaskan di Bab III yaitu SQNR. Maka dengan bit yang sudah ditetapkan bit = 4, dihubungkan persamaan 3.20 : dB dB dB B SQNR 84 . 25 76 . 1 4 02 . 6 76 . 1 02 . 6 = + = + =

4.3.2 Pemetaan Konstelasi

Setelah didapat nilai AD converter, kemudian dilanjutkan pada SP converter. Dengan jumlah sampel 32 dan nilai bit 4, coding yang didapat 128 bit 32 x 4 bit. Untuk memisahkan bit – bit tersebut dari bentuk seri menjadi bentuk paralel, dengan cara memisahkan bit – bit tersebut sebanyak 4 satuan bit. Ini Adhi Pradana : Analisis Kinerja Discrete Multitone DMT Pada Teknologi Asymmetric Suscriber Digital Line ADSL, 2008. USU Repository © 2009 dikarenakan nilai bit yang ditentukan adalah 4 bit. Bentuk transmisi bit ini dikenal dengan BCD Binary Coded Decimal. Sebagai contoh, nilai bit dari AD converter x dari kolom 1 – 12 adalah 010101010101 lihat Lampiran 2 Hasil – hasil AD Converter. Oleh blok rangkaian SP converter dipecahkan per-4 bit, maka menjadi 0101 0101 0101. Ubah menjadi bilangan kompleks sesuai dengan Tabel 3.3, menjadi 0.354+j0,354 0.354+j0,354 0.354+j0,354. Untuk bit lainnya juga disesuaikan dengan Tabel 3.3, dapat diketahui nilai dari konstelasi tersebut. Dengan didapatkan nilai – nilai bilangan kompleks pada pemetaan konstelasi, maka dapat diatur pemetaannya pada Gambar 4.2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 REAL IMA G Gambar 4.4 Pemetaan Konstelasi 4 Bit Hasil pemetaan konstelasi ini dikonversikan lagi dari nilai seri bilangan kompleks yang diparalelkan ke dalam bentuk matriks. Matiks yang dihasilkan adalah : a = 0.3540 - 0.3540i 0 - 0.7071i Adhi Pradana : Analisis Kinerja Discrete Multitone DMT Pada Teknologi Asymmetric Suscriber Digital Line ADSL, 2008. USU Repository © 2009 0.3540 - 0.3540i -0.3540 - 0.3540i 0.3540 - 0.3540i 0.7071 + 0.7071i -0.3540 + 0.3540i -0.3540 + 0.3540i -0.3540 - 0.3540i 0 + 1.0000i 0 - 0.7071i -0.3540 - 0.3540i -0.3540 + 0.3540i 0 - 0.7071i -0.3540 - 0.3540i -1.0000 0 + 0.7071i 0.3540 + 0.3540i -0.3540 - 0.3540i 0 + 1.0000i 0.3540 - 0.3540i 0 - 0.7071i -0.3540 + 0.3540i -0.3540 + 0.3540i 1.0000 -0.7071 - 0.7071i -0.3540 + 0.3540i 0.3540 + 0.3540i 0.3540 - 0.3540i 0 + 1.0000i -0.7071 -0.3540 - 0.3540i

4.3.4 IFFT

Dokumen yang terkait

Analisis Jaringan Lokal Akses Tembaga Pada Performansi DSLAM Berbasis Teknologi ADSL

4 62 70

Analisis Kinerja Modulasi Discrete Multitone (DMT) Pada Jaringan Very High Data Rate Digital Subscriber Line (VDSL)

7 115 80

Implementasi Jaringan Asymmetric Digital Subscriber Line Di Telkom Risti Bandung

0 3 1

Audit Permintaan Layanan, Insiden dan Problem Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) pada PT Centrin Online Menggunakan Framework Cobit 5.

0 2 18

Pemanfaatan Teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscribe Line) Pada Jaringan Komunikasi

0 0 15

Simulasi Modulasi Discrete Multitone pada Asymmetric Digital Subscriber Line - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 8

VISUALISASI SISTEM ADSL (ASYMMETRIC DIGITAL SUBSCRIBER LINE) dengan MENGGUNAKAN MODULASI QAM (QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION ) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 11

Analisis Mekanisme Active Queue Management (AQM) Berbasis Controlled Delay (CoDel) terhadap Bufferbloat pada Koneksi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) Mechanism Analysis of Active Queue Management (AQM) Based on Controlled Delay (CoDel) against Bu

0 0 8

Visualisasi sistem Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) dengan menggunakan modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 18

Visualisasi sistem Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) dengan menggunakan modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 8