Perolehan asam lemak bebas, untuk buah sawit sisa sortiran Perolehan asam lemak jenuh, untuk buah sawit sisa sortiran

aktifitas enzim lipase untuk mengkatalisa minyak menjadi asam lemak menjadi menurunterganggu.

4.2.2 Percobaan Buah sawit sisa sortiran yang dilumatkan

Perolehan kadar asam lemak, kadar asam lemak jenuh dan kadar asam lemak tidak jenuh dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk berbagai variabel waktu dan penambahan air terhadap buah sawit sisa sortiran yang dilumatkan dapat dilihat pada Gambar 9, 10 dan 11 berikut :

4.2.2.1 Perolehan asam lemak bebas, untuk buah sawit sisa sortiran

dilumatkan Perolehan kadar asam lemak bebas dari hasil penelitian Tabel 8 yang telah dilakukan untuk berbagai variabel waktu dan penambahan air terhadap buah sawit sisa sortiran yang dilumatkan dapat dilihat pada Gambar 9 berikut : Gambar 9 Perolehan asam lemak untuk buah sawit sisa sortiran dilumatkan Dari Gambar 9 menunjukkan bahwa perolehan asam lemak meningkat sesuai dengan bertambahnya waktu dan terjadi pada kondisi penambahan air 40, tetapi perolehan asam lemak dari yang besar kemudian mula-mula menurun dan kemudian meningkat dengan bertambahnya waktu dan kondisi ini terjadi pada penambahan air 0 dan 20. Hal ini disebabkan karena reaksi hidrolisa oleh enzim lipase terjadi secara reversibel selain itu bahan baku yang digunakan sudah terfermentasi secara alami di lapangan. Penyebab dari pada hal ini adalah karena adanya inhibisi oleh produk yang terbentuk, menurut Fickenday 1910, menyatakan bahwa keasaman akan meningkat dengan cepat pada perikarp buah yang dilukai, jika buah ini diletakkan pada tempat terbuka dan mengandung jamur. Wilbaux 1980, menyatakan bahwa jamur dari tipe Oospora kemungkinan Geotrichium candidum terbukti mampu meningkatkan kandungan asam lemak bebas pada buah sawit segar dari 0,1 menjadi 6,4 dalam waktu 60 jam, sehingga aktifitas enzim lipase untuk mengkatalisa minyak menjadi asam lemak menjadi menurunterganggu.

4.2.2.2 Perolehan asam lemak jenuh, untuk buah sawit sisa sortiran

dilumatkan Perolehan kadar asam lemak jenuh dari hasil penelitian Tabel 11 yang telah dilakukan untuk berbagai variabel waktu dan penambahan air terhadap buah sawit sisa sortiran yang dilumatkan dapat dilihat pada Gambar 10 berikut : Gambar 10 Perolehan asam lemak jenuh untuk buah sawit sisa sortiran dilumatkan Dari Gambar 10 menunjukkan bahwa perolehan asam lemak jenuh meningkat sesuai dengan bertambahnya waktu dan terjadi pada kondisi penambahan air 0, tetapi perolehan asam lemak jenuh dari yang besar kemudian mula-mula menurun dan kemudian meningkat dengan bertambahnya waktu dan kondisi ini terjadi pada penambahan air 20. Sedangkan untuk penambahan air 40 dari perolehan asam lemak jenuh yang kecil kemudian meningkat dan selanjutnya agak menurun, hal ini disebabkan karena reaksi hidrolisa oleh enzim lipase terjadi secara reversibel selain itu bahan baku yang digunakan sudah terfermentasi secara alami di lapangan. Penyebab dari pada hal ini adalah karena adanya inhibisi oleh produk yang terbentuk, menurut Fickenday 1910, menyatakan bahwa keasaman akan meningkat dengan cepat pada perikarp buah yang dilukai, jika buah ini diletakkan pada tempat terbuka dan mengandung jamur. Wilbaux 1980 menyatakan bahwa jamur dari tipe Oospora kemungkinan Geotrichium candidum terbukti mampu meningkatkan kandungan asam lemak bebas pada buah sawit segar dari 0,1 menjadi 6,4 dalam waktu 60 jam, sehingga aktifitas enzim lipase untuk mengkatalisa minyak menjadi asam lemak menjadi menurunterganggu.

4.2.2.3 Perolehan asam lemak tidak jenuh, untuk buah sawit sisa sortiran dilumatkan