Perolehan asam lemak, untuk buah sawit sisa sortiran tidak dilukai Perolehan asam lemak jenuh, untuk buah sawit sisa sortiran tidak dilukai

4.2.1.1. Perolehan asam lemak, untuk buah sawit sisa sortiran tidak dilukai

Perolehan kadar asam lemak bebas dari hasil penelitian Tabel 7 yang telah dilakukan untuk berbagai variabel waktu dan penambahan air terhadap buah sawit sisa sortiran yang tidak dilukai dapat dilihat pada Gambar 6 berikut : 60 70 80 90 100 110 24 48 K a d a r A L B , Waktu Penyimpanan, jam Air 0 Air 20 Air 40 Gambar 6 Perolehan asam lemak untuk buah sawit sisa sortiran tidak dilukai Dari Gambar 6 menunjukkan bahwa perolehan asam lemak meningkat sesuai dengan bertambahnya waktu dan terjadi pada kondisi penambahan air 20, tetapi perolehan asam lemak dari yang besar kemudian mula-mula menurun dan kemudian meningkat dengan bertambahnya waktu dan kondisi ini terjadi pada penambahan air 0 dan 40. Hal ini disebabkan karena reaksi hidrolisa oleh enzim lipase yang terjadi berlangsung secara reversibel selain itu bahan baku yang digunakan sudah terfermentasi secara alami di lapangan. Menurut Fickenday 1910, menyatakan bahwa keasaman akan meningkat dengan cepat pada perikarp buah yang dilukai, jika buah ini diletakkan pada tempat terbuka dan mengandung jamur. Wilbaux 1980, menyatakan bahwa jamur dari tipe Oospora kemungkinan Geotrichium candidum terbukti mampu meningkatkan kandungan asam lemak bebas pada buah sawit segar dari 0,1 menjadi 6,4 dalam waktu 60 jam. Penyebab dari pada hal ini adalah karena adanya inhibisi oleh produk yang terbentuk, sehingga aktifitas enzim lipase untuk mengkatalisa minyak menjadi asam lemak menjadi menurunterganggu.

4.2.1.2 Perolehan asam lemak jenuh, untuk buah sawit sisa sortiran tidak dilukai

Perolehan kadar asam lemak jenuh dari hasil penelitian Tabel 10 yang telah dilakukan untuk berbagai variabel waktu dan penambahan air terhadap buah sawit sisa sortiran yang tidak dilukai dapat dilihat pada Gambar 7 berikut : Gambar 7 Perolehan asam lemak jenuh untuk buah sawit sisa sortiran tidak dilukai Dari Gambar 7 menunjukkan bahwa perolehan asam lemak jenuh menurun sesuai dengan bertambahnya waktu dan terjadi pada kondisi penambahan air 0, tetapi perolehan asam lemak jenuh dari yang besar kemudian mula-mula menurun dan kemudian meningkat dengan bertambahnya waktu dan kondisi ini terjadi pada penambahan air 20 dan 40. Hal ini disebabkan karena reaksi hidrolisa dengan enzim lipase terjadi secara reversibel selain itu bahan baku yang digunakan sudah terfermentasi secara alami di lapangan. Menurut Fickenday 1910, menyatakan bahwa keasaman akan meningkat dengan cepat pada perikarp buah yang dilukai, jika buah ini diletakkan pada tempat terbuka dan mengandung jamur. Wilbaux 1980, menyatakan bahwa jamur dari tipe Oospora kemungkinan Geotrichium candidum terbukti mampu meningkatkan kandungan asam lemak bebas pada buah sawit segar dari 0,1 menjadi 6,4 dalam waktu 60 jam. Penyebab dari pada hal ini adalah karena adanya inhibisi oleh produk yang terbentuk, sehingga aktifitas enzim lipase untuk mengkatalisa minyak menjadi asam lemak menjadi menurunterganggu.

4.2.1.3 Perolehan asam lemak tidak jenuh, untuk buah sawit sisa sortiran tidak dilukai