2. Kurangnya Sanksi Terhadap Pelanggaran Peraturan Banyak pelanggaran yang dilakukan oleh Pemda khususnya yang berkaitan dengan alokasi anggaran
yang tidak ada sanksinya. Tidak ada sanksi yang jelas dan tegas bagi Daerah yang melanggar ketentuan PP 1092000 dan PP 1102000.
3. Kurangnya Supervisi, Sosialisasi ke daerah banyak penyimpangan yang terjadi di Daerah disebabkan oleh karena kurangnya kegiatan supervisi.
Penyimpangan juga terjadi karena kurangnya sosialisasi ke Daerah sehingga Daerah melakukan berbagai inisiatif yang kadang-kadang tidak sesuai atau
bertentangan dengan Peraturan yang lebih tinggi.
5. Politik
Kinerja pemerintahan pada era otonomi daerah juga dipengaruhi oleh suasana politik yang ada di Indonesia. Dimana garis birokrasi yang diharapkan menjadi lebih
singkat, namun menjadi lebih panjang dan bahkan rumit. Salah satu contohnya adalah rumitnya dan lamanya pengesahan APBD Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
oleh DPRD kabupatenkota tersebut. Sehingga kinerja yang diharapkan tidak dapat sesuai dengan apa yang direncanakan semula.
Dari kelima kesimpulan yang telah diuraikan menurut sumber-sumber yang ada seperti para ahli dan tulisanmajalah, maka perlu dimungkinkan untuk disarankan
kepada pemerintahan kabupatenkota agar melakukan hal-hal sebagai berikut : 1.
Kewenangan Daerah
Disarankan kepada pemerintahan kabupatenkota agar kewenangan daerah dapat berjalan secara optimal, maka yang perlu dipertimbangkan adalah:
MHD Karya Satya Azhar: Analisis Kerja Keuangan Pemerintah Daerah KabupatenKota Sebelum Dan Setelah Otonomi Daerah, 2008. USU e-Repository © 2008
1. Dalam masa transisi sekarang ini, maka perlu ditempuh adanya penyesuaian terhadap pengaturan-pengaturan yang tumpang tindih dan
bertentangan tentang suatu kewenangan. Langkah pertama adalah menyempurnakan aturan-aturan yang kontradiktif yang ada dalam UU
221999 sendiri seperti kontradiksi antara Pasal 7 2 dengan Pasal 119, karena kalau dibiarkan berlarut akan berakibat fatal. Langkah berikutnya
adalah menghilangkan kontradiksi antar UU yang mengatur hal yang sama seperti UU 411999 tentang kehutanan dengan UU 221999
tentang otonomi luas. Pasal 133 UU 221999 memerintahkan agar UU Sektoral melakukan penyesuaian dengan UU 221999.
2. Secara lebih mendasar pembagian kewenangan antar tingkatan pemerintahan adalah dengan memperhatikan aspek economies of scale,
akuntabilitas dan externalitas. Betapapun luasnya otonomi yang diberkan ke Daerah haruslah berkorelasi dengan pelayanan riil yang
dibutuhkan masyarakat. Konsekwensinya perlu adanya penataan ulang kewenangan antara Pusat, Propinsi dan Kabupaten dengan
memperhatikan kriteria diatas.
2. Kepegawaian Pemda SDM