lembaga swadaya masyarakat serta badan sosial swasta memberikan pendapatnya tentang batas usia anak dibawah umur yakni :
« untuk menentukan perlakuan yang tepat terhadap remaja nakal demi kepentingan statistik perlu penentuan batas umur terhadap remaja yaitu mereka yang
telah mencapai usia 13 sampai 17 tahun ».
5
Berdasarkan hal diatas, bahwa saat memasuki usia remaja seseorang harus lebih matang pemikirannya dalam menghadapi masalah-masalahnya juga
berpandangan realistis, karena dalam akhir keremajaan mempunyai arti yang sangat penting bagi seorang anak sebab masa ini merupakan jenjang terakhir bagi anak
untuk memasuki masa dewasa. Proses pendewasaan biasa dimulai dengan adanya pemahaman terhadap nilai-nilai moral dan perwujudan sosial.
Jadi menurut badan ini yang digolongkan anak adalah mereka yang telah mencapai usia 13 sampai 17 tahun. Badan ini juga menyebutkan umur 20 tahun
dikategorikan sebagai umur menjelang dewasa, sedangkan pada umur 21 tahun orang sudah dianggap dewasa penuh.
3. Anak ditinjau dari aspek biologis
Jika dilihat dari segi biologis, terdapat istilah bayi, anak, remaja, pemuda dan dewasa.
6
Kita dapat mengklasifikasikannya menjadi beberapa tahapan pertumbuhan
5
Badan Koordinasi Nasional Kesejahteraan Keluarga dan Anak, Pola Penanggulangan Kenakalan Remaja Indonesia, Jakarta: BKKBN, 1972. h. 3
6
B. Simanjuntak
,
Pembinaan dan Mengembangkan Generasi Muda, Bandung: Tarsito, 1984.
h. 99-100
a. Bayi : usia 0-1 tahun b. Anak : usia 1-12 tahun
c. Remaja : usia 12-15 tahun d. Pemuda : usia 15-30 tahun
e. Dewasa : usia 30 tahun keatas Dari segi biologis lebih ditekankan pada perubahan fisik seseorang. Zakiah
Darajat menyatakan bahwa yang dimaksud dengan remaja adalah salah satu dari unsur manusia yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya
pindah dari masa anak menuju masa dewasa, perubahan yang terjadi meliputi segi segi kehidupan manusia yaitu jasmani, rohani, pikiran, perasaan, dan sosial.
Biasanya dimulai perubahan jasmani yang menyangkut segi seksual, biasanya terjadi pada anak diumur 13-14 tahun. Perubahan itu disertai dan diiringi oleh
perubahan-perubahan lain yang berjalan sampai umur 20 tahun karena itu masa remaja dapat dianggap terjadi antara umur 13 dan 20 tahun. Masa muda dimulai pada
usia 12 tahun dan berakhir di usia 15 tahun. Walaupun dari segi biologis seorang anak lebih ditekankan pada perubahan fisik. Namun hal ini masih menyangkut aspek-
aspek lainnya seperti tingkat intelektualitasnya, perasaan, rohani dan lainnya. Usia remaja ini merupakan masa transisi dimana seorang anak masih memiliki sikap
emosional yang labil dalam upaya mencari jati diri yang sebenarnya, maka dari itu nilai moral religius harus lebih diberikan mendalam.
B. Kecenderungan Kenakalan Anak
Istilah kenakalan anak pertama kali ditampilkan pada badan peradilan di Amerika Serikat dalam rangka usaha membentuk suatu undang-undang peradilan
negara bagi seorang. Kenakalan anak berasal dari istilah Juvenile Deliquency yang tersusun dari kata Juvenile artinya anak-anak, anak muda dan Delinquency yang
artinya terabaikan yang kemudian diperluas lagi menjadi jahat, criminal, asocial, pelanggar aturan, pembuat ribut. Oleh karena itu kenakalan anak biasa disebut
dengan istilah Juvenile Deliquency.
7
Menurut pendapat Prof. Dr. Romli Atmasasmita sebagaimana yang dikutip oleh Dr. Gultom, SH., MHum. dalam bukunya yang berjudul
Perlindungan Hukum terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Juvenile delinquency adalah s
uatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh seorang anak yang dianggap bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
suatu negara dan yang oleh masyarakat itu sendiri dirasakan serta ditafsirkan sebagai perbuatan yang tercela
.
8
Menurut Undang-undang no. 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
bahwa anak nakal adalah anak yang melakukan tindak pidana atau anak yang melakukan
perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak, baik menurut peraturan perundang- undangan maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam
masyarakat yang bersangkutan.
7
Wagiati Soetodjo, Hukum Pidana Anak, Bandung: Refika Aditama 2006. cet. I h. 9
8
Maidin Gultom. Op.cit., h. 55-56
.
Kenakalan anak bukanlah suatu pengertian yang sederhana. Sebagaimana diketahui ada beberapa macam definisi tentang juvenile delinquency oleh berbagai
ilmuan yakni : Menurut Kartini kartono yang disebut juvenile delinquency adalah perilaku
jahat atau kejahatan merupakan gejala sakit patologi secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial sehingga mereka itu
mengembangkan bentuk pengabaian, tingkah laku yang menyimpang. R. Kusumanto Setyonegoro dalam hal ini mengungkapkan pendapatnya antara
lain adalah tingkah laku individu yang bertentangan dengan syarat-syarat dan pendapat umum yang dianggap sebagai akseptabel dan baik oleh suatu lingkungan
maysrakat atau hukum yang berlaku disuatu masyarakat yang berkebudayaan tertentu. Apabila individu itu masih anak-anak maka sering tingkah laku serupa itu
disebut dengan istilah tingkah laku yang sukar atau nakal. Jika ia berusaha adolescent atau preadolescent maka tingkah laku itu sering disebut delikuen dan jika ia telah
dewasa tingkah laku ia seringkali disebut psikopatik dan jika terang terangan melawan hukum disebut kriminal.
Romli Atmasasmita memberikan pula perumusan juvenile delinquency ialah setiap perbuatan atau tingkah laku anak dibawah umur 18 tahun dan belum kawin
yang merupakan pelanggaran terhadap norma-norma hukum yang berlaku serta dapat membahayakan perkembangan pribadi si anak yang bersangkutan.
9
Kenakalan anak berarti hal-hal yang berbeda bagi individu-individu yang berbeda dan ini berarti hal-
9
Wagiati Soetodjo, Hukum Pidana Anak, h. 11
hal yang berbeda bagi kelompok-kelompok yang berbeda. Kenakalan anak adalah gejala sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan pengabaian sosial sehingga
mereka mengembangkan bentuk perilaku menyimpang hingga sampai melakukan aksi kriminalitas.
Pengertian kenakalan anak digunakan untuk melukiskan sejumlah besar tingkah laku anak-anak dan remaja yang tidak baik, dalam pengertian ini hampir
segala sesuatu yang dilakukan oleh remaja banyak tidak disukai oleh orang lain.
10
Kenakalan anak biasanya dilakukan oleh remaja yang gagal dalam menjalani proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada saat kanak-kanak.
Kenakalan anak meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma- norma hukum yang berlaku dimasyarakat yang dilakukan oleh anak. Perilaku itu
dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain disekitarnya. Tindakannya merupakan manifestasi dari kepuberan remaja yang merugikan orang lain dan masyarakat. Para
ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13 tahun sampai 18 tahun dimana ini merupakan sebuah masa transisi seseorang. Kenakalan
anak merupakan tindakan melanggar peraturan hukum yang berlaku yang dilakukan oleh anak dibawah usia 18 tahun.
11
Kenakalan anak merupakan yang biasanya dilakukan oleh anak yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan
jiwanya.
10
Sri Widoyati Wiratmo, Anak dan Wanita Dalam Hukum, Jakarta: LP3ES 1983, cet I h.3
11
www.g-excess.comkenakalan-remaja-faktor-penyebab-dan-tips-menghadapinya diakses
tanggal 11 September 2011