Hak Anak dan Tanggung Jawab Orang Tua dalam Mendidik
Artinya :dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
kesejahteraan mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.QS. An Nisa : 9
Abdul Nashih Ulwan menguraikan tentang tanggung jawab para pendidik terhadap anak didik itu terbagi manjadi 5 bagian yakni :
1. Tanggung jawab pendidikan iman. 2. Tanggung jawab pendidikan akhlak.
3. Tanggung jawab pendidikan pisik. 4. Tanggung jawab pendidikan intelektual.
5. Tanggung jawab pendidikan psikis.
10
Disamping itu sejak dini anak harus diajarkan dan dididik harus berbuat pada : a Mengajarkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, sehingga ia sudah
terbiasa berbuat dan selalu mengingat penciptanya. b Mengenalkan hukum halal dan haram dalam melakukan perbuatanya.
c Menyuruh anak untuk beribadah diusia 7 tahun dan memukulnya diusia 10 tahun.
d Mendidik anak untuk mencintai Rasul dan ahlul baitnya.
10
Abu Bakar al Asyri,Tugas Wanita Dalam Islam, Jakarta: Medan Dakwah, 1984. h. 149
Penanaman keimanan pada Allah SWT merupakan pendidikan yang paling prinsip sebab akan mewarnai seluruh corak kehidupan anak bahkan pendidikan ini
merupakan pondasi dari keseluruhan bidang pendidikan lainnya yang dilaksanakan pada anak. Setelah pendidikan iman yang kedua adalah pendidikan akhlak yang
paling meresap dalam jiwa anak adalah keteladanan dan tingkah laku yang baik dari figur seorang ibu. Sebab tanpa keteladanan yang baik akan sulit membiasakan prilaku
baik seorang anak. Banyak contoh perbuatan baik akhlak mahmudah yang dapat diajarkan kepada anak, namun yang perlu mendapat perhatian besar dari seorang ibu
pada khususnya diantaranya : a. Membiasakan berbuat baik kepada bapak dan ibu dengan sikap
menghormati, mendoakan, mematuhi perintahnya. b. Tidak mudah marah, sabar dan tidak sombong.
c. Membiasakan berlaku adil dalam setiap perbuatan jujur taqwa dan tanggung jawab.
d. Menanamkan sifat saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Kewajiban berbuat baik kepada orang tua adalah akhlak yang mulia serta
merupakan ajaran syariat Islam yang harus dipatuhi dan diajarkan, akan tetapi kebanyakan umat pada umumnya lupa dan kadang-kadang melalaikan kewajiban ini.
Melatih sifat penyabar dan tidak mudah marah adalah suatu perbuatan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Penanaman sifat jujur, takwa dan tanggung jawab dimana
dapat melahirkan mental yang teguh dan rasa tanggung jawab terhadap diri si anak.
Tanggung jawab pisik meliputi; pertama memilihkan makanan, memenuhi kebutuhan hidup si anak, sebab makanan halal berarti yang diperbolehkan dalam
Islam baik dari cara mendapatkannya maupun jenis makanannya itu sendiri. Kedua menghindari penyakit dengan cara selalu membiasakan diri hidup bersih baik dalam
pakaian, perabotan
lingkungan dan
fasilitas yang
dimilikinya. Ketiga
mengembangkan bakat minat dan keterampilan yang dimiliki anak. Sejak kecil orang tua dapat memperhatikan dan mengetahui bakat yang diminati dan dimiliki seorang
anak, kemudian mengikutsertakan dalam organisasi keterampilan, guna melatih bakat dan kemampuannya.
Tanggung jawab intelektual pendidikan akal bahwa upaya didalam menumbuh kembangkan akal itu dapat dilakukan dengan memberikan pengertian dan
kenyataan baru kepada anak karena bertambahnya pengetahuan maka akalnya akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu memberikan latihan yang baik dan
bermanfaat bagi anak dengan adanya latihan merangsang otak dapat berpikir dan menemukan jawaban. Menempatkan anak pada lembaga pendidikan seperti sekolah
dapat melatih dan mengasah otaknya untuk dapat memahami dan mengerti ilmu pengetahuan.
Akal merupakan sumber hikmah sumber hidayah cahaya mata hati dan media kebahagian manusia di dunia dan akhirat.
11
Dengan akal kita dapat mengkaji al- Qur’an untuk disampaikan perintah-Nya, maka itu pula manusia berhak menjadi
11
Ahmad al-Mursi Husain, Maqashid Syari’ah, Jakarta: Amzah, 2009.cet. I h. 91
pemimpin dimuka bumi ini. Adanya akalnya tersebut pun manusia menjadi makhluk yang sempurna, mulia dan berbeda dengan makhluk lainnya :
Artinya :
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Q.S al Isra : 70
Tanggung jawab terhadap pendidikan psikis. Faktor penting yang harus dihindari anak ini adalah sifat-sifat minder, penakut, hasud dan marah. Sifat minder
ini merupakan faktor keturunan anak-anak yang bergaul akan lebih merasa percaya diri dibandingkan anak yang tertutup yang tidak suka bergaul. Bersilahturahmi dapat
bertujuan mengajarkan pada anaknya agar dapat berteman satu sama lain dan bergaul dengan teman sebayanya.
Tanggung jawab orang tua terhadap anak merupakan perwujudan atas hak-hak yang dimiliki oleh seorang anak, karena itu orang tua harus mampu berperan.
Sebagaimana yang diharapkan oleh peraturan dan kasih sayang orang tua terhadap anak. Tanggung jawab orang tua terhadap anak diatur dalam Konvensi PBB, Undang-
undang No. 1 tahun 1974 dan Undang-undang No. 4 tahun 1979 yakni sebagai berikut :
Dalam Konvensi PBB tentang hak-hak anak hanya terdapat satu peraturan tentang tanggung jawab orang tua terhadap anak yakni orang tua bertanggung jawab
untuk membesarkan dan membina anak.Negara mengambil langkah membantu orang tua yang bekerja agar anak mendapat fasilitas dan perawatan.
12
Kemudian dalam Undang-undang No. 1 tahun 1974 mengatur tentang tanggung jawab orang tua terhadap anak dalam Bab X pasal 45 – 49 sebagai berikut :
a. Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya. Kewajiban ini berlaku sampai anak itu kawin atau dapat
berdiri sendiri, dan berlangsung terus menerus meskipun perkawinan kedua orang tua putus.
b. Orang tua mewakili anak dibawah kekuasaannya, mengenai segala perbuatan hukum di dalam maupun di luar pengadilan.
c. Orang tua tidak diperbolehkan memindahkan hak atau memindahkan barang-barang tetap yang dimiliki anaknya yang belum berumur sampai
18 tahun atau belum menikah. d. Meskipun orang tua dicabut kekuasaannya, mereka masih tetap
berkewajiban untuk memberi biaya pendidikan kepada anaknya. Apabila orang tua dicabut kekuasaannya karena akibat perceraian maupun
terbukti melalaikan tanggung jawabnya, tidak menghapuskan kewajiban orang tua
12
Gatot Supramono, Hukum Acara Pengadilan Anak
,
h. 8
yang bersangkutan untuk membiayai, menghidupi, memelihara, dan mendidik anaknya sesuai dengan kemamampuannya.
13
Selanjutnya dalam Undang-undang No. 4 tahun 1979 tanggung jawab orang tua terhadap anak diatur dalam Bab II pasal 9 dan pasal 10, yang menyebutkan bahwa
orang tua adalah yang pertama-tama bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani maupun sosial. Oleh Karena itu orang
tua sangat bertanggung jawab sekali terhadap anak dalam hal memelihara, membiayai, menghidupi dan mendidik anak sejak ia masih berada dalam kekuasaan
orang tua dan sampai ia telah berumur 18 tahun atau telah menikah, hingga menjadikan seorang anak yang telah berdiri sendiri mampu menikah dan
membentuk keluarga kecil dengan orang lain. Keberhasilan dalam suatu keluarga dalam mengantarkan anak-anaknya ke
target yang ingin dicapai, sebenarnya merupakan tanggung jawab kedua orang tua. Oleh karena itu sudah sepantasnya lah terjadinya pembagian peranan pada orang tua.
Ayah yang berkewajiban mencari nafkah untuk membiayai anak dan isterinya yang sekaligus menjadi kepala rumah tangga. Pihak yang paling banyak waktu dan
kesempatan di rumah adalah seorang ibu, maka ibu lah yang lebih dekat memberikan kasih sayang, pengasuhan dan pengawasan. Ayah pun turut serta membantu peran ibu
karena dalam saat-saat tertentu ia dapat menangani masalah yang tidak bisa dihadapi ibu tentang masalah anak-anaknya.
13
Ibid. h. 9