Review Studi Terdahulu PENDAHULUAN

Dari berbagai karya tulis diatas seringkali batas usia menjadi fokus masalah yang menarik untuk dikaji lebih jauh, karena dalam islam bahwa ukuran usia hanya berdasarkan sifat alamiah. Oleh karena itu penafsiran akan usia seseorang yang dapat disebut dewasa berbeda-beda pendapat. Sebagai contoh angka usia untuk melakukan pernikahan hanya berdasarkan pada Undang-undang No. 1 tahun 1974, laki-laki berusia 19 tahun dan wanita saat berusia 16 tahun. Hanya saja usia yang ditentukan dalam pernikahan terkait pada bidang hukum perdata semata. Oleh karena itu penulis melihat sisi lain yang menarik untuk dibahas dalam hal hukum pidana bagaimana batasan minimal usia cakap hukum bila ditinjau dari perspektif hukum Islam.

F. Sistematika Penulisan

Dalam upaya memudahkan penyusunan skripsi ini serta agar lebih terarah maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut : Pada Bab I merupakan bagian Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Metode Penelitian, Review Studi Terdahulu dan Sistematika Penulisan. Pada Bab II adalah Kajian Teoretis Tentang Mendidik Anak yang akan menjelaskan tentang Pengertian Hadhanah, Hak anak dan Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Mendidik, Tantangan Orang Tua dalam Mendidik Anak. Pada Bab III adalah Tinjauan Umum Atas Kenakalan Anak yangakan menjelaskan tentang Pengertian Anak Nakal, Kecenderungan Kenakalan Anak, Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Anak. Pada Bab IV merupakan Perspektif Hukum Islam Terhadap Batas Minimal Usia Cakap Hukum Anak Dalam UU No.3 Tahun 1997 yang akan menganalisis tentang Ketentuan Batasan Minimal Usia Cakap Hukum Anak dalam UU No. 3 tahun 1997 dan Peraturan lainnya, Batasan Minimal Usia Cakap Hukum Anak dalam Hukum Islam, Perspektif Hukum Islam terhadap Ketentuan UU No. 3 tahun 1997. Pada Bab V adalah bagian Penutup yang meliputi Kesimpulan dan Saran. 14

BAB II KAJIAN TEORETIS TENTANG MENDIDIK ANAK

A. Pengertian Hadanah

Kata Hadanah berasal dari kata ﺔﻨﻀﺣ yang berarti menempatkan sesuatu diantara ketiak dan pusar 1 . Seekor burung betina yang mengerami telurnya diantara sayap dan badannya disebut juga ﺔﻨﻀﺣ 2 . Hadanah menurut bahasa berarti meletakkan sesuatu dekat tulang rusuk atau dipangkuan. Dalam literatur lain secara etimologi berarti meletakkan sesuatu dekat tulang rusuk seperti menggendong atau meletakkan sesuatu dalam pangkuan 3 . Biasanya sang ibu sering meletakkan anaknya pada pangkuannya maka dari itu istilah hadhanah digambarkan seperti itu. Para ulama fiqih mendefinisikan hadanah ialah melakukan pemeliharaan anak-anak yang masih kecil, baik laki-laki maupun perempuan atau yang sudah besar tetapi belum tamyiz, menyediakan sesuatu yang menjadi kebaikannya, menjaganya dari sesuatu yang menyakiti dan merusaknya, mendidik jasmani, rohani dan akalnya agar mampu berdiri sendiri menghadapi hidup dan memikul tanggung jawab. 4 Dalam literatur fiqh lain hadhanah didefinisikan dalam beberapa terminology diantaranya : 1 Syaikh Hasan Ayyub, Fiqh Keluarga Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2004. cet IV h. 391 2 Ibid, h.395 3 DEPAG RI Ilmu Fiqh Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Proyek Pembinaan dan Sarana Perguruan Tinggi Agama IAIN Jakarta 1984-1985 h. 206 4 Abd. Rahman Ghazaly , Fiqh Munakahat, Jakarta : Kencana, 2003 h. 175-176