Zakat Pada Era Kontemporer

37 penerima zakat itu secara merata. Pembagian ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan dan kepentingannya. Jika pengauasa tidak adil dan dalam pendistribusian dana zakat kepada yang berhak, setiap orang boleh menolak membayar zakat kepada mereka dan diperkenakan secara langsung menyalurkan zakat kepada mereka yang berhak. Hal ini tidak berlaku untuk jenis kewajiban lain yang menjadi sumber penerimaan nrgara, kendati penguasaanya tidak adil, tetap harus dibayar. Pemikiran tokoh-tokoh di atas menunjukan betapa pentingnya peranan zakat dalam perkembangan ekonomi di masyarakat.

c. Zakat Pada Era Kontemporer

zakat sebagai instrument social ekonomi memiliki aspek histories tersendiri pada masa kejayaan Islam. Zakat sebagai elemen perekonomian memiliki peranan penting dalam struktur perekonomian Negara. Aspek inilah yang digambarkan dalam sejarah peradaban Islam mulai khalifah Abu Bakar yang telah meletakkan aturan dasar pelaksanaan, regulasi, dan system dalam pemungutan zakat, sampai pada khalifah Umar bi Abdul Aziz yang telah melengkapi aspek-aspek pengelolaan zakat. Dalam penghimpunan dan pengelolaan zakat tidak lepas dari empat aspek yang terkait, yakni : mustahik, ashnaf zakat yang delapan, amilin, individu dan institusi dan manajemen zakat pemungutan dan penyalurannya. Idealnya keempat aspek tersebut bersinergi membentuk 38 sebuah system yang transparan, akuntabel, dan efektif. Dalam sebuah Negara Islam, zakat harus dikelola oleh Negara, pada saat Negara tidak melakukan pengelolaan, maka kewajiban itu jatuh ke tangan masyarakat yang memiliki kemampuan dan berkesempatan. Beberapa hal berikut, mesti mendapat perhatian dalam pengelolaan zakat : 1. zakat merupakan investasi social 2. Investasi zakat harus memperhatikan pada aspek : a. Halal dan Thoyyib b. Local Source c. Bottom Up d. Ramah Lingkungan e. Kebutuhan Pasar 3. Pengelolaan zakat harus memiliki karakter socialwirausaha 4. Karakter manajemen, yaitu manajemen by process Pemanfaatan dan pendayagunaan alokasi dana zakat dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Konsumtif tradisional, zakat dimanfaatkan dan digunakan langsung oleh mustahik, untuk pemenuhan kebutuhan hidup 2. Konsumti kreatif, zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain dan jenis barang semula, misalnya beasiswa 39 3. produktif tradisional, yaitu zakat yang diberikan dalam bentuk barang- barang produksi, seperti sapi, mesin jahit dan lain-lain 4. produktif kreatif, yaitu pendayagunaan zakat diwujudkan dalam bentuk modal, baik untuk membangun suatu proyek social maupun menambah modal pedagang untuk berwirausaha.

4. Yang Berhak Menerima Zakat Mustahik