Natrium Tripolifosfat Agen Sambung Silang Ionik .1 Natrium Sitrat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
signifikan pada daerah pH ini. Peningkatan larutan pH di atas 6,3 mengakibatkan penurunan yang besar pada densitas muatan kitosan dan oleh karena itu
menyebabkan penurunan turbiditas yang signifikan. Nilai turbiditas paling rendah diamati pada pH di atas 7,6 dan turbiditas meningkat pada pH di atas 7,6 dapat
disebabkan oleh kelarutan kitosan yang rendah pada daerah pH ini. Pada pH 5, kebanyakan gugus amin pada kitosan terionisasi sebanyak 95, sehingga derajat
sambung silang yang terjadi juga semakin besar, yang menghasilkan derajat pengembangan yang lebih rendah. Pada pH 7, hanya 12 gugus amin yang
terionisasi dan menghasikan sambung silang yang lebih rendah Shu, Zhu, dan Song, 2001.
Pengembangan film kitosan sangat dipengaruhi oleh pH medium akibat dari ionisasi dari sodium sitrat dan kitosan. Rasio pengembangan yang paling rendah
pada pH 5,5 dan 6,5 karena interaksi elektrostatik di antara sitrat dan kitosan. Penurunan pH melemahkan ikatan garam dan oleh karena itu memfasilitasi
pengembangan film kitosan. Bagaimanapun peningkatan pH di atas 6,5 juga dapat menyebabkan pelemahan ikatan garam dan menghasilkan rasio pengembangan
yang lebih tinggi Honary, Hosenzaideh, dan Shalchian, 2010. Pelepasan obat dari film sensitif terhadap pH karena interaksi elektrostatik
diantara anion sitrat dan gugus amina kitosan dipengaruhi oleh larutan pH. Penurunan pH melemahkan ikatan garam dan oleh karena itu memfasilitasi
pengembangan film, dan membuat menjadi lebih berpori dan mempercepat pelepasan obat. Pada pH rendah 1,0-3,5, natrium sitrat dan kitosan akan dalam
keadaan terdisosiasi dan oleh karena itu pelapasan obat menjadi lebih cepat. Hasil menunjukkan dengan waktu sambung silang yang lebih lama, kecepatan pelepasan
obat menjadi semakin lama juga. Hal ini mungkin dikaitkan dengan derajat sambung silang yang lebih tinggi pada matriks, mengakibatkan penundaan pada
difusi pelepasan obat Honary, Hosenzaideh, dan Shalchian, 2010.