UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Larutan natrium sitrat sedikit basa dan akan bereaksi dengan zat-zat asam. Garam alkaloidal dapat terendapkan dari cairan atau dari larutan hidro-alkohol. Natrium
sitrat inkompatibel dengan basa, agen pereduksi, dan agen pengoksidasi Rowe, Sheskey, Quinn, 2009.
2.3.2 Natrium Tripolifosfat
[Sumber : Varshosaz and Karimzadeh, 2007]
Gambar 2.3 Struktur Natrium tripolifosfat
Natrium tripolifosfat Na
5
O
10
P
3
memiliki berat molekul 367,86. Natrium tripolifosfat berupa kristal, granul, atau serbuk berwarna putih atau tidak berwarna
dengan titik leleh 622
o
C Chemical Book, 2010. pH 1 larutan tripolifosfat 9,7- 9,8 dengan kelarutan dalam air pada suhu 25
C 1 : 20 dan pada suhu 100 C 1 : 86,5
Pubchem, 2015. Tripolifosfat memiliki lima nilai pKa yaitu pKa
1
1,0; pKa
2
2,2; pKa
3
2,3; pKa
4
5,7; pKa
5
8,5 Lim dan Seib, 1993. Tripolifosfat adalah anion multivalen yang mengandung maksimal 5 muatan negatif Varshosaz dan
Karimzadeh, 2007. Tripolifosfat TPP telah digunakan sebagai agen sambung silang untuk sediaan film kitosan sambung silang. Sambung silang ionik
membutuhkan ion bermutan negatif multivalen sebagai penyambung silang untuk membentuk jembatan diantara rantai polimerik, khususnya kitosan sebagai
polikation. Tripolifosfat memungkinkan untuk memperoleh sambung silang ionik pada kondisi sederhana dan tanpa membutuhkan molekul pembantu. Modulasi
proses sambung silang tripolifosat bergantung pada nilai-nilai pKa dan pH larutan selama reaksi Colonna et al., 2006.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.4 Kitosan
Kitosan adalah kopolimer dari β-1-4 terkait 2-acetamido-2-deoksi-D- glukopiranosa dan 2-amino-2-deoksi-D-glukopiranosa. Biopolimer polikationik
umumnya terdiri dari deasetilasi alkali dari kitin, yang merupakan komponen utama dari eksoskeleton krustasea, contohnya udang. Parameter utama yang
mempengaruhi karakteristik kitosan adalah berat molekul dan derajat deasetilasi, yang mewakili proporsi dari unit deasetilasi Berger et al., 2004.
[Sumber : Rowe, Sheskey, Quinn, 2009]
Gambar 2.4 Struktur Kitosan
Kitosan memiliki banyak kelebihan diantaranya adalah biokompatibel karena kitosan digunakan dalam banyak aplikasi medis aplikasi okular topikal,
implant, atau injeksi, biodegradabel karena kitosan dimetabolisme oleh enzim manusia terutama lisozim, tidak toksik, sebagai peningkat penetrasi dengan
membuka epitel tight junction, bioadesif karena meningkatkan retensi pada tempat aplikasi, stabilitas kimia dan suhu, kemampuan pembentukan film dan gel yang
baik, memiliki efek bakteriostatik, dapat digunakan sebagai penutup luka, jumlahnya berlimpah, biaya produksi murah, dan ekologi yang menarik. Kitosan
telah secara luas diteliti sebagai sumber yang menjanjikan dari bahan pembentuk membran untuk aplikasi-aplikasi yang berbeda pada bidang kedokteran, farmasi,
dan pada industri yang bervariasi Pieróg dan Czubenko, 2010 ; Berger et al., 2004.
2.4.1 Sifat Fisika-Kimia Kitosan
Kitosan tidak berbau, bubuk, kepingan putih berwarna putih, atau putih krim. Bentuk serat sangat umum selama pengendapan dan kitosan akan terlihat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
seperti kapas. Kitosan memiliki pH 4,0-6,0 pada larutan 1. Kitosan larut di dalam air, praktis tidak larut dalam etanol 95, pelarut organik lain, dan larutan
netral atau alkali pada pH dibawah 6,5. Kitosan mudah larut dalam larutan encer atau terkonsentrasi pada kebanyakan asam organik dan pada beberapa asam
inorganik mineral kecuali asam sulfat dan fosfat. Selama disolusi, gugus amina dari polimer menjadi terprotonasi, menghasilkan muatan positif polisakarida
RNH
3 +
dan garam kitosan larut di dalam air. Kelarutan kitosan dipengaruhi oleh derajat deasetilasi. Kelarutan juga dipengaruhi oleh penambahan garam ke dalam
larutan. Kekuatan ion yang semakin kuat, kelarutan akan semakin rendah sebagai hasil dari efek salting-out, yang akan mengakibatkan pengendapan kitosan pada
larutan. Kitosan inkompatibel dengan agen pengoksidasi kuat Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009.
Sifat film kitosan bergantung pada morfologi, yang dipengaruhi oleh berat molekul, derajat N-asetilasi, penguapan pelarut, dan mekanisme regenerasi amin
bebas. Film kitosan digambarkan bersifat kuat, tahan lama, dan lentur Bhuvaneswari et al., 2007. Film kitosan harus terdegradasi secara perlahan di
bawah kondisi fisiologis, dan untuk alasan ini kitosan harus di sambung silang. Proses sambung silang, dilakukan dengan tujuan untuk mengontrol kecepatan
pelepasan obat, juga bisa memperngaruhi sifat utama dari sistem, contohnya mukoadesif Colonna et al., 2006.
2.4.2 Aplikasi Kitosan
Aplikasi kitosan dalam bidang farmasetikal sebagai pengikat, bentuk sediaan pelepasan terkontrol, formulasi gel, sifat mukoadesif, sistem penghantaran
optalmik, sistem penghantaran nasal, sistem penghantaran bukal, sistem penghantaran periodontal, sistem penghantaran peroral, sistem penghantaran
gastrointestinal, sistem penghantaran intestinal, sistem penghantaran vaginal, sistem penghantaran transdermal, peningkat disolusi, sistem penghantaran kolon,
mikrosfer dan mikrokapsul, sifat penutup luka, sistem penghantaran multipartikulat, penghantaran gen Shaji, Jain, dan Lodha, 2010.