8. Uraian hasil Pemeriksaan
9. Ikhtisar hasil Pemeriksaan
10. Penghitungan pajak terutang
11. Simpulan dan usul Pemeriksaan Pajak.
G. Norma Pemeriksaan Pajak.
Berdasarkan Pasal 29 ayat 2 Undang-undang No.282007, untuk keperluan pemeriksaan haus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan Surat
Perintah Pemeriksaan SPP serta memperlihatkan kepada Wajib Pajak ynag diperiksa. Didalam penjelasan Pasal 29 ayat 2 Undang-Undang No.282007,
dijelaskan tentang kewajiban pemeriksa pajak yaitu Pemeriksaa dilaksanakan oleh petugas pemeriksa harus memiliki tanda pengenal identitasnya. Oleh karena itu,
petugas pemeriksa harus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan, serta memperlihatkannya kepada Wajib Pajak yang
diperiksa. Petugas pemeriksa harus menjelaskan tujuan dilakukan pemeriksaan kepada Wajib Pajak.
Petugas pemeriksa harus telah mendapat pendidikan teknis yang cukup dan memiliki keterampilan sebagai pemeriksa pajak. Dalam menjalankan tugasnya,
petugas pemeriksa harus bekerja dengan jujur, bertanggung jawab, penuh pengertian, sopan, dan objektif serta wajib menghindarkan diri dari perbuatan tercela.
Pendapat dan simpulan petugas pemeriksa harus didasarkan pada bukti yang kuat dan berkaitan serta berlandaskan ketentuan peraturan perundang-undangan
Universitas Sumatera Utara
perpajakan. Petugas pemeriksa harus melakukan pembinaan kepada Wajib Pajak dalam memenihi kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
H. Laporan Hasil Pemeriksaan
Setiap pemeriksaan selalu diakhiri dengan pertanggungjawaban yaitu dengan menyusun laporan pemeriksaan. Dalam pemeriksaan pajak, pembuatan laporan
pemeriksaan itu menjadi keharusan. Laporan ini akan mencerminkan watak dan profesionalisme pemeriksa. Selain itu, dalam laporan ini akan diketahui kekurangan
yang ditemui oleh pemeriksa dalam pembukuan atau diri Wajib Pajak. Kegiatan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan harus dilaporkan dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan yang disusun sesuai standar pelaporan hasil pemeriksaan, yaitu :
a. Laporan Hasil Pemeriksaan disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang
lingkup atau pos-pos yang diperiksa sesuai dengan tujuan Pemeriksaan, memuat simpulan Pemeriksaan Pajak yang didukung temuan yang kuat tentang ada atau
tidak adanya penyimpangan terhadap perturan perundang-undangan perpajakan, dan memuat pula pengungkapan informasi lain yang terkait dengan Pemeriksaan.
b. Laporan Hasil Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan antara lain mengenai: 1.
Penugasan Pemeriksaan 2.
Identitas Wajib Pajak
Universitas Sumatera Utara
3. Pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak
4. Pemenuhan kewajiban perpajakan
5. Datainformasi yang tersedia
6. Buku dan dokumen yang dipinjam
7. Materi yang diperiksa
8. Uraian hasil Pemeriksaan
9. Ikhtisar hasil Pemeriksaan
10. Penghitugan pajak terutang
11. Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
Sistem self assessment adalah suatu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan pajak yang terhutang oleh seseorang berada pada kedua
belah pihak, yaitu wajib Pajak dan fiskus. Sistem ini telah dilaksanakan secara efektif pada 1984 atas dasar perombakan Perundang-undangan perpajakan pada tahun
1983, dengan memberi kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memungut, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang seharusnya
terhutang sesuai dengan ketentuan perturan perundang-undangan perpajakan. Seperti yang kita ketahui bersama bahea sebelum sistem ini, di Indonesia
diberlakukan sistem Oficial Assessment. Namun, sistem tersebut tidak efisien, dan meninbulkan kecenderungan masyarakat Wajib Pajak kurang bertanggungjawab, dan
sering terjadi perlawanan pajak dengan cara menghindar dari kewajiban perpajakannya. Dengan menyadari kelemahan-kelemahan yang ditimbulakan oleh
sistem-sistem tersebut, maka kita sekarang menggunakan sistem self assessment. Sistem Self Assessment itu mengandung hal yang penting, yang diharapkan
ada dalam diri Wajib Pajak yaitu : a.
Tax consciousness Kesadaran pajak wajib pajak b.
Kejujuran Wajib Pajak c.
Tax mindedness wajib pajak, hasrat untuk membayar pajak
Universitas Sumatera Utara
d. Tax discipline, disiplin wajib pajak terhadap pelaksanaan peraturan pajak-pajak,
sehingga pada waktunya wajib pajak dengan sendirinya memenuhi kewajiban- kewajibanyang dibebenkan kepadanya oleh undang-undang seperti memasukkan
SPT pada waktunya, membayar pajak pada waktunya dan sebagainya, tanpa diperingatkan untuk melakukan hal-hal itu.
Hal penting yang mempengaruhi keberhasilan system self assessment adalah tingkat kepatuhan Wajib Pajak . Ciri-ciri sistem pemungutan pajak berdasarkan
system self assessment adalah: a.
Adanya kepastian hukun b.
Perhitungannya sederhana dan mudah dimengerti oleh Wajib Pajak c.
Pelaksanaannya mudah d.
Lebih mencerminkan asas keadilan dan merata e.
Memperkecil kemungkinan Wajib Pajak tidk mampu membayar pajak akibat perhitungan yang terlalu besar.
Dalam rangka pengawasan atas pelaksanaan system self assessment, Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan Wajib
Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Sampai dengan tahun 2009, tindakan pemeriksaan yang dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Wajib Pajak Jumlah WP
Terdaftar Tahun Pemeriksaan
2007 2008
2009 Orang Pribadi
86.632 65
45 58
Badan 7.734
14 17
15 Bendaharawan
8236 15
18 20
Total 102.602
94 80
93 Sumber : KPP Pratama Medan Kota
A. Penyebab-penyebab dilakukan tindakan pemeriksaan pajak oleh fiskus