Cara difusi Cara Turbidimetri

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memasuki endospora, maka pewarna tersebut akan sulit dihilangkan Denyer, 2004.

2.6.3 Pewarnaan Kapsul

Pewarnaan kapsul digunakan untuk mengamati kapsul atau lendir bakteri. Beberapa jenis bakteri dan alga hijau-biru mengeluarkan bahan-bahan yang amat berlendir dan lengket untuk menyelubungi dinding sel. Bila bahan berlendir tersebut kompak dan memberikan bentuk tertentu bundar atau lonjong, maka disebut kapsul. Tetapi bila bentuknya tidak teratur dan menempel kurang erat pada sel, maka disebut lapisan lendir. Kapsul bakteri sangat sukar diamati dengan mikroskop cahaya, karena tidak berwarna dan mempunyai indeks bias yang rendah. Selain itu, kapsul bakteri bersifat non-ionik, sehingga tidak dapat diwarnai dengan prosedur pewarnaan sederhana. Untuk mengamati kapsul, digunakan gabungan prosedur pewarnaan negatif dengan pewarnaan sederhana Cappucino, 1987.

2.7 Uji Aktivitas Antibakteri Ada beberapa cara uji aktivitas antibakteri, diantaranya adalah :

2.7.1 Cara difusi

Sebagai pencadang dapat digunakan cakram kertas, silinder gelas, porselen, logam dan pencetak lubang punch hole. A. Cara tuang Media agar yang telah diinokulasikan dengan suspensi bakteri uji dituangkan ke dalam cawan petri, dan dibiarkan memadat. Zat antibakteri diteteskan ke dalam cakram, kemudian diinkubasikan pada suhu 37°C selama 18-24 jam. Daerah bening yang terdapat di sekeliling cakram kertas atau silinder menunjukkan hambatan pertumbuhan bakteri, diamati dan diukur Stainer et al., 1982 B. Cara sebar Media agar dituangkan ke dalam cawan petri kemudian dibiarkan memadat, lalu suspensi bakteri uji disebarkan. Media dilubangi dengan alat pencetak lubang punch hole, ke dalamnya diteteskan zat antibakteri, didiamkan, lalu diinkubasikan pada suhu 37°C selama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 18-24 jam. Zona hambat diukur yaitu daerah bening disekitar lubang dengan menggunakan jangka sorong Lay, 1994.

2.7.2 Cara Turbidimetri

Pada cara ini digunakan media cair, yaitu dilakukan penuangan media ke dalam tabung reaksi, ditambahkan suspensi bakteri, kemudian dilakukan pemipetan larutan uji, dan inkubasi. Selanjutnya dilakukan pengukuran kekeruhan, kekeruhan yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri diukur dengan menggunakan instrument yang cocok, misalnya nephelometer setelah itu dilakukan penghitungan potensi antimikroba Depkes, 1995. 2.7.3 Cara dilusi Cara ini digunakan untuk menentukan KHM kadar hambat minimum dan KBM kadar bunuh minimum dari obat antimikroba. Prinsip dari metode dilusi adalah sebagai berikut : Menggunakan satu seri tabung reaksi yang diisi media cair dan sejumlah tertentu sel mikroba yang diuji. Kemudian masing-masing tabung diuji dengan obat yang telah diencerkan secara serial. Seri tabung diinkubasi pada suhu 37 o C selama 18-24 jam dan diamati terjadinya kekeruhan pada tabung. Konsentrasi terendah obat pada tabung yang ditunjukkan dengan hasil biakan yang mulai tampak jernih tidak ada pertumbuhan mikroba adalah KHM dari obat. Konsentrasi terendah obat pada biakan padat yang ditunjukkan dengan tidak adanya pertumbuhan koloni mikroba adalah KBM dari obat terhadap bakteri uji Pratiwi, 2008. Menurut Davis and Stout 1971, kriteria kekuatan daya antibakteri sebagai berikut : diameter zona hambat 5 mm atau kurang dikategorikan lemah, zona hambat 5-10 mm dikategorikan sedang, zona hambat 10-20 mm dikategorikan kuat dan zona hambat 20 mm atau lebih dikategorikan sangat kuat.

2.8 Kloramfenikol