79
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
Ex pect
ed C
um P
rob
Dependent Variable: Kinerja Aparat Perangkat Daerah Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
5.3.2. Uji Asumsi Klasik
5.3.2.1. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati sebaran plot-
plot pada grafik P-P Plot seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Sumber : Lampiran 8 Gambar 5.2. Hasil Uji Normalitas Data
Gambar di atas menunjukkan bahwa Pola plot – plot berada disekitar garis diagonal Grafik PP Plot, Pola ini menunjukkan bahwa data dari masing – masing
variabel dalam penelitian ini tersebar secara normal, atau terbebas dari asumsi normalitas data.
Universitas Sumatera Utara
80
-3 -2
-1 1
2
Regression Studentized Residual
-2 -1
1 2
R egress
ion Standa
rd ized
Predicte d Va
lue
Dependent Variable: Kinerja Aparat Perangkat Daerah Scatterplot
5.3.2.2. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati
sebaran plot-plot pada grafik Scater plot seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Sumber : Lampiran 8 Gambar 5.3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Gambar di atas menunjukkan bahwa sebaran plot – plot pada grafik memiliki pola bergelombang, melebar dan plot menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari asumsi heterokedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
81 5.3.2.3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Hasil uji multikolinieritas dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.9. dibawah ini.
Tabel 5.9. Hasil Uji Multikolinearitas Nilai
Variabel Tolerance
VIF Status
Partisipasi Anggaran X
2
Kejelasan Sasaran Anggaran X
2
0.220 0.220
4.537 4.537
Bebas Multikolinieratas Bebas Multikolinieratas
Sumber : Lampiran 8 Diolah
Table di atas mengindikasikan bahwa nilai tolerance 0.1 dan nilai variance inflaction factor lebih dari 1.0, hal ini menunjukkan bahwa variable bebas dalam
penelitian ini terbebas dari asumsi klasik multikolinearitas. 5.3.2.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dalam penelitian ini didasarkan atas indikator nilai Durbin-Watson DW. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai DW
hitung dalam penelitian ini adalah 2.005. Diketahui nilai du dan dl dengan jumlah n observasi 60; K3, masing – masing
du = 1.48 dan dl = 1.69. Batas atas masing – masing du dan dl adalah 4-du yaitu 2.52 dan 4-dl, yaitu 2.31. Artinya nilai DW hitung = 2.005 nilai dl =1.48 dan du
1.69 dan nilai 4-dl = 2.52 dan 4-du = 2.31, atau nilai DW hitung berada pada daerah no serial correlation, artinya tidak terdapat autokorelasi sesama variabel bebas yang
Universitas Sumatera Utara
82 digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian keseluruhan variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini dinyatakan terbebas dari asumsi autokorelasi. Untuk lebih jelasnya, hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini, ditunjukkan
melalui diagram DW berikut ini.
Sumber : Lampiran 8 Diolah
Gambar 5.4. Hasil Uji Autokorelasi 5.3.3. Model Analisis Data
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah explanatory research berdimensi hubungan kausal causal effect, yaitu suatu penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal variabel bebas dengan variabel terikatnya. Hubungan kausal dalam penelitian ini akan dijelaskan melalui koefisien
regresi dari masing – masing variabel ke dalam model matematis regresi linier berganda untuk selanjutnya dijadikan sebagai model analisis dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan bantuan software SPSS diformulasikan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini :
Y= 3.926 + 0.745 X
1
+ 0.417 X
2
+ 0.153
Autokorelasi + Ho diterima no serial
correlation Autokorelasi -
4 2.31
2.52 1.69
1.48 2.005
Universitas Sumatera Utara
83 Dimana :
Y = Kinerja Aparat Perangkat Daerah di Pemerintahan Kabupatan Karo
b = Konstan
b
1
, b
2
= Koefisien regresi X
1
= Partisipasi Anggaran X
2
= Kejelasan Sasaran Anggaran e =
Galat error terms.
Model analisis di atas menjelaskan bahwa nilai konstanta kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo sebesar 3.926 tanpa dipengaruhi
oleh partisipasi aparat perangkat daerah didalam penyusunan anggaran dan tanpa kejelasan sasaran anggaran. Partispiasi aparat didalam penyusunan anggaran di
Pemerintahan Kabupaten Karo memiliki hubungan yang positif dengan kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo, hal ini terlihat dari nilai koefisien
regresi partisipasi anggaran X
1
+ 0.745, yang artinya setiap pertambahan 1 tingkat partisipasi aparat didalam penyusunan anggaran diprediksi dapat meningkatkan
kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo sebesar 0,745. Kejelasan sasaran anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo memiliki hubungan
yang positif dengan kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo, hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi kejelasan sasaran anggaran X
2
+ 0.417, yang artinya setiap pertambahan 1 kejelasan sasaran anggaran diprediksi dapat
meningkatkan kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo
Universitas Sumatera Utara
84 sebesar 0,745. Tingkat kesalahan partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran
didalam memprediksi kinerja aparat di Pemerintahan Kabupaten Karo sebesar 0.153.
5.3.4. Pengujian Hipotesis