29 Komunikasi merupakan hal penting dalam penciptaan dan pemeliharaan sistem
pengukuran kinerja, komunikasi sebaiknya dari berbagai arah multidirectional, berasal dari top down, bottom up dan secara horizontal berada di dalam dan lintas
instansi pemerintah. 3.
Keterlibatan aparatur pemerintah dan orientasi pelayanan kepada masyarakat. Keterlibatan aparatur pemerintah merupakan suatu cara terbaik dalam
menciptakan budaya yang positif dan mensukseskan pengukuran kinerja. Apabila aparatur pemerintah memiliki masukan untuk kepentingan penciptaan sistem
pengukuran kinerja maka pemerintah kabupaten akan mendapatkan sistem pengukuran kinerja yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pelaksanaan pembangunan diarahkan pada peningkatan pelayanan prima dan berkualitas kepada masyarakat. Semakin kritis dan tingginya tuntutan masyarakat
terhadap pembangunan perlu ditanggapi secara serius dan proporsional, dengan meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah.
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sektor Publik
Para pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbcdaan kinerja antara satu karyawan dengan karyawan, lainnya yang berada di bawah pengawasannya.
Walaupun karyawan-karyawan bekerja pada tempat yang sama namun produktifitas mereka tidaklah sama. Secara garis besar perbedaan kinerja ini disebabkan oleh dua
faktor Asad, 1991, yaitu : faktor individu dan situasi kerja.
Universitas Sumatera Utara
30 Menurut Tiffin dan Cormick dalam Srimuiyo, 1999 ada dua variabel yang
dapat mempengaruhi kinerja, yaitu: a.
Variabel individual, meliputi: sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik, minat dan motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pendidikan, serta faktor
individual lainnya. b.
Variabel situasional, meliputi : faktor fisik dan pekerjaan, terdin dari; metode kcrja, kondisi dan desain perlengkapan kerja, penataan ruang dan lingkungan
fisik penyinaran, temperatur, dan fentilasi 1.
Faktor sosial dan organisasi, meliputi: peraturan-peraturan organisasi, sifat organisasi, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan
sosial. Sutemeister dalam Srimulyo, 1999 mengemukakan pendapatnya, bahwa
kinerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: a.
Faktor Kemampuan 1.
Pengetahuan : pendidikan, pengalaman, latihan dan minat 2.
Ketrampilan : kecakapan dan kepribadian. b.
Faktor Motivasi 1.
Kondisi sosial : organisasi formal dan informal, kepemimpinan dan 2.
Serikat kerja kebutuhan individu : fisiologis, sosial dan egoistic 3.
Kondisi fisik : lingkungan kerja.
Universitas Sumatera Utara
31 Kenis 1979 menguraikan terdapat 5 Budgetary Characteristics:
1. Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran menunjukkan pada luasnya partisipasi bagi aparat pemerintah daerah dalam memahami anggaran yang diusulkan oleh unit kerjanya
dan pengaruh tujuan pusat pertanggungjawaban anggaran mereka. 2.
Kejelasan Sasaran Anggaran Kejelasan sasaran anggaran menunjukkan luasnya tujuan anggaran yang
dinyatakan secara spesifik dan jelas, dan dimengerti oleh siapa saja yang bertanggung jawab.
3. Umpan Balik Anggaran Kenis 1979 menemukan hanya kepuasan kerja dan motivasi anggaran
ditemukan signifikan dengan hubungan yang agak lemah dengan umpan balik anggaran. Umpan balik mengenai tingkat pencapaian tujuan anggaran tidak
efektif dalam memperbaiki kinerja dan hanya efektif secara marginal dalam memperbaiki sikap manajer. Penemuan ini gagal untuk menjelaskan hasil dari
berbagai studi dengan hubungan umpan balik sikap, kinerja dalam task-goal setting.
4. Evaluasi Anggaran Evaluasi anggaran menunjuk pada luasnya perbedaan anggaran yang digunakan
kembali oleh individu pimpinan departemen dan digunakan dalam evaluasi kinerja mereka.
Universitas Sumatera Utara
32 5. Kesulitan Tujuan Anggaran
Kesulitan Tujuan Anggaran adalah range dari sangat longgar dan mudah dicapai sampai sangat ketat dan tidak dapat dicapai. Tujuan yang mudah
dicapai gagal untuk memberikan suatu tantangan untuk partisipan dan memiliki sedikit pengaruh motivasi. Tujuan yang sangat ketat dan tidak dapat dicapai,
mengarahkan pada perasaan gagal, frustrasi, tingkat aspirasi yang rendah, dan tujuan partisipan.
2.1.3. Partisipasi Anggaran