75 deviasi 3.80. Skor rata – rata sebesar 15.05 berada diantara kisaran teoritis 12 dan 18
atau rata – rata responden memberikan jawaban tidak setuju dan setuju terhadap keenam alat ukur yang digunakan untuk mengukur partisipasi anggaran di
Pemerintahan Kabupaten Karo.
5.2.3. Deskriptif Kejelasan Sasaran Anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo
Kejelasan sasaran anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo merupakan variabel bebas kedua yang dianggap mempengaruhi tidak setuju dan setujunya
responden dalam penelitian ini terhadap 8 alat ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintah Kabupaten Karo. Variabel ini diukur
dengan menggunakan 4 empat alat ukur. Survei kuesioner yang dilakukan terhadap 60 responden terkait dengan 4 empat alat ukur yang digunakan untuk mengukur
kejelasan sasaran anggaran di Pemerintahan Kabupatan Karo dirangkum dalam Tabel 5.6. dibawah ini.
Tabel 5.6. Deskriptif Kejelasan Sasaran Anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo
No Indikator Alat
Ukur Kisaran
Teoritis Kisaran
Aktual Rata-
rata Standar
Deviasi
1 2
3 4
Kejelasan sasaran. Konsekuensi kejelasan
anggaran Mudah dimengerti
Ketidakjelasan sasaran anggaran
1 1
1 1
1-5 1-5
1-5 1-5
1-4 1-5
1-5 1-5
2.53 2.35
2.62 2.38
0.98 1.09
0.96 0.92
Jumlah 4
4-20 4-19
9.88 2.53
Sumber : Lampiran 3 Diolah
Universitas Sumatera Utara
76 Tabel di atas mendeskripsikan bahwa kisaran skor teoritis untuk mengukur
kejelasan sasaran anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo berada diantara skor minimum 4 dan maksimum 20. Hasil survey kuesioner yang dilakukan menunjukkan
kisaran skor actual minimum 4 dan maksimum 19 dengan skor rata – rata 9.88, standar deviasi 2.53. Skor rata – rata sebesar 9.88 berada diantara kisaran teoritis 8
dan 12 atau rata – rata responden memberikan jawaban tidak setuju dan setuju terhadap keempat alat ukur yang digunakan untuk mengukur kejelasan sasaran
anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo.
5.3. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini dilakukan melalui uji kesesuaian Test Of Goodness Of Fit yang meliputi uji simultan Uji F, uji parsial Uji t dan analisis
determinan. Suatu hasil analisis univariat akan tidak bias apabila data yang dianalisis valid dan reliable serta terbebas dari asumsi – asumsi klasik.
5.3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menilai alat ukur
diyakini dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur kinerja aparat perangkat daerah,
partisipasi anggaran dan kejelasan tujuan anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati correlation pearson
skor masing – masing alat ukur dari tiap – tiap dengan totalnya, selanjutnya membandingkan nilai sig
α r dengan α5, apabila : α r α 5 , maka alat ukur
Universitas Sumatera Utara
77 dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila
α r α 5 , maka alat ukur dinyatakan tidak valid.
Hasil uji validitas terhadap keseluruhan alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel
dibawah ini.
Tabel 5.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Penelitian
Alat Ukur Α r
α5 Status
Kinerja Aparat Y 1
2 3
4 5
6 7
8 0.000
0.000 0.000
0.000 0.000
0.000 0.000
0.000 0.05
0.05 0.05
0.05 0.05
0.05 0.05
0.05 Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid
Partisipasi Anggaran X
1
1 2
3 4
5 6
0.000 0.000
0.000 0.000
0.000 0.000
0.05 0.05
0.05 0.05
0.05 0.05
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Kejelasan Sasaran Anggaran X
2
1 2
3 4
0.000 0.000
0.000 0.000
0.05 0.05
0.05 0.05
Valid Valid
Valid Valid
Sumber : Lampiran 6 Diolah
Table di atas mengindikasikan bahwa keseluruhan alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketiga variabel dalam penelitian ini dinyatakan valid, yaitu
keseluruhan correlation pearson α dalam penelitian ini lebih kecil dari α5.
Universitas Sumatera Utara
78 Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu alat ukur yang telah
dinyatakan valid dapat digunakan berkali – kali pada waktu yang berbeda – beda. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cronbach alpha. Hasil uji
reliabilitas ditunjukkan pada tabel dibawah ini
Tabel 5.8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Indikator
Alpha Cronbach
Interval Alpha Kritis
Status
Kinerja Aparat 0.673
0.60-0.70 acceptable
Partisipasi Anggaran X
1
0.705 0.70-0.80 Baik Kejelasan Sasaran Anggaran X
2
0.747 0.70-0.80
Baik
Sumber : Lampiran 7 Diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa keseluruhan alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketiga variabel penelitian dalam penelitian ini dinyatakan reliable
pada tingkat baik, hal ini dapat dilihat dari nilai alpha cronbach keseluruhan alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketiga variabel penelitian dalam penelitian ini
berada pada interval alpha kritis 0.60-0.70 dan 0.70-0.80 atau dengan kriteria tingkat reliabilitas acceptable dan baik.
Universitas Sumatera Utara
79
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
Ex pect
ed C
um P
rob
Dependent Variable: Kinerja Aparat Perangkat Daerah Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
5.3.2. Uji Asumsi Klasik
5.3.2.1. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati sebaran plot-
plot pada grafik P-P Plot seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Sumber : Lampiran 8 Gambar 5.2. Hasil Uji Normalitas Data
Gambar di atas menunjukkan bahwa Pola plot – plot berada disekitar garis diagonal Grafik PP Plot, Pola ini menunjukkan bahwa data dari masing – masing
variabel dalam penelitian ini tersebar secara normal, atau terbebas dari asumsi normalitas data.
Universitas Sumatera Utara
80
-3 -2
-1 1
2
Regression Studentized Residual
-2 -1
1 2
R egress
ion Standa
rd ized
Predicte d Va
lue
Dependent Variable: Kinerja Aparat Perangkat Daerah Scatterplot
5.3.2.2. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati
sebaran plot-plot pada grafik Scater plot seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Sumber : Lampiran 8 Gambar 5.3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Gambar di atas menunjukkan bahwa sebaran plot – plot pada grafik memiliki pola bergelombang, melebar dan plot menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari asumsi heterokedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
81 5.3.2.3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Hasil uji multikolinieritas dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.9. dibawah ini.
Tabel 5.9. Hasil Uji Multikolinearitas Nilai
Variabel Tolerance
VIF Status
Partisipasi Anggaran X
2
Kejelasan Sasaran Anggaran X
2
0.220 0.220
4.537 4.537
Bebas Multikolinieratas Bebas Multikolinieratas
Sumber : Lampiran 8 Diolah
Table di atas mengindikasikan bahwa nilai tolerance 0.1 dan nilai variance inflaction factor lebih dari 1.0, hal ini menunjukkan bahwa variable bebas dalam
penelitian ini terbebas dari asumsi klasik multikolinearitas. 5.3.2.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dalam penelitian ini didasarkan atas indikator nilai Durbin-Watson DW. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai DW
hitung dalam penelitian ini adalah 2.005. Diketahui nilai du dan dl dengan jumlah n observasi 60; K3, masing – masing
du = 1.48 dan dl = 1.69. Batas atas masing – masing du dan dl adalah 4-du yaitu 2.52 dan 4-dl, yaitu 2.31. Artinya nilai DW hitung = 2.005 nilai dl =1.48 dan du
1.69 dan nilai 4-dl = 2.52 dan 4-du = 2.31, atau nilai DW hitung berada pada daerah no serial correlation, artinya tidak terdapat autokorelasi sesama variabel bebas yang
Universitas Sumatera Utara
82 digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian keseluruhan variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini dinyatakan terbebas dari asumsi autokorelasi. Untuk lebih jelasnya, hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini, ditunjukkan
melalui diagram DW berikut ini.
Sumber : Lampiran 8 Diolah
Gambar 5.4. Hasil Uji Autokorelasi 5.3.3. Model Analisis Data
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah explanatory research berdimensi hubungan kausal causal effect, yaitu suatu penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal variabel bebas dengan variabel terikatnya. Hubungan kausal dalam penelitian ini akan dijelaskan melalui koefisien
regresi dari masing – masing variabel ke dalam model matematis regresi linier berganda untuk selanjutnya dijadikan sebagai model analisis dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan bantuan software SPSS diformulasikan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini :
Y= 3.926 + 0.745 X
1
+ 0.417 X
2
+ 0.153
Autokorelasi + Ho diterima no serial
correlation Autokorelasi -
4 2.31
2.52 1.69
1.48 2.005
Universitas Sumatera Utara
83 Dimana :
Y = Kinerja Aparat Perangkat Daerah di Pemerintahan Kabupatan Karo
b = Konstan
b
1
, b
2
= Koefisien regresi X
1
= Partisipasi Anggaran X
2
= Kejelasan Sasaran Anggaran e =
Galat error terms.
Model analisis di atas menjelaskan bahwa nilai konstanta kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo sebesar 3.926 tanpa dipengaruhi
oleh partisipasi aparat perangkat daerah didalam penyusunan anggaran dan tanpa kejelasan sasaran anggaran. Partispiasi aparat didalam penyusunan anggaran di
Pemerintahan Kabupaten Karo memiliki hubungan yang positif dengan kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo, hal ini terlihat dari nilai koefisien
regresi partisipasi anggaran X
1
+ 0.745, yang artinya setiap pertambahan 1 tingkat partisipasi aparat didalam penyusunan anggaran diprediksi dapat meningkatkan
kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo sebesar 0,745. Kejelasan sasaran anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo memiliki hubungan
yang positif dengan kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo, hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi kejelasan sasaran anggaran X
2
+ 0.417, yang artinya setiap pertambahan 1 kejelasan sasaran anggaran diprediksi dapat
meningkatkan kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo
Universitas Sumatera Utara
84 sebesar 0,745. Tingkat kesalahan partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran
didalam memprediksi kinerja aparat di Pemerintahan Kabupaten Karo sebesar 0.153.
5.3.4. Pengujian Hipotesis
Hasil uji simultan Uji F ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 5.10. Output SPSS Untuk Indikator Uji Simultan Uji F Change Statistics
R Square Change F Change
df1 df2
Sig. F Change
.865 182.042 2
57 .000
Sumber : Lampiran 8
Tabel di atas mengindikasikan bahwa nilai F hitung adalah sebesar 182.042 dengan nilai sig F. change 0.000, sedangkan F tabel df2=57df1=2,
α 5 adalah 3.16 lihat table F, terlampir. Dengan demikian F-hitung dalam penelitian ini lebih besar
dari F tabelnya dan probabilitasnya lebih kecil dari α 5, sehingga dapat disimpulkan
terdapat pengaruh secara simultan partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo,
Hasil uji secara parsial uji t ditunjukkan pada table berikut :
Tabel 5.11. Output SPSS Untuk Indikator Uji Parsial Uji t Unstandardized
Cofficients Standardized
Cofficients Model
B Std. Error Beta
t Sig.
1 Constant Partisipasi Anggaran
Kejelasan Sasaran Anggaran
3.926 .745
.417 .830
.112
.166 .692
.260 4.730
6.668
2.506 .000
.000
.015
Sumber :
Lampiran 8
Universitas Sumatera Utara
85 Tabel di atas menunjukkan bahwa secara parsial nilai t-hitung partisipasi
anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo sebesar 6.668 dan nilai t hitung kejelasan sasaran anggaran sebesar 2.506. Nilai t
tabel
dfn-k=60-3=57, α 5 adalah 1.672 lihat
t
tabel
, terlampir. Dengan demikian t hitung kedua variabel bebas dalam penelitian ini lebih besar dari t
tabel
nya dan probabilitasnya lebih kecil dari α 5, sehingga dapat
disimpulkan terdapat pengaruh secara parsial partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan
Kabupaten Karo. Berdasarkan hasil uji simultan dan uji parsial di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa baik secara simultan maupun secara parsial, partispasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja aparat perangkat daerah di
Pemerintah Kabupaten Karo.
5.3.5. Analisis Koefisien Determinan
Hasil analisis koefisien determinan dalam penelitian ini ditunjukkan pada table berikut.
Tabel 4.12. Output SPSS Untuk Indikator Uji Koefisien Determinan Model
R R Square
Adjusted R Square
1 .930
a
.865 .860
Sumber : Lampiran 8 Hasil pengolahan data yang dilakukan terhadap determinan kinerja aparat
perangkat daerah di Pemerintahan Kabupatan Karo yang dijelaskan melalui partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran menunjukkan nilai adjusted R
2
Universitas Sumatera Utara
86 sebesar 0.860, artinya variasi partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran
memiliki kekuatan 86.00 didalam mengestimasi kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupatan Karo, sedangkan sisanya 14.00 dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dianalisis dalam model estimasi penelitian ini.
5.4. Pembahasan
Mardiasmo 2002 menyebutkan bahwa penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan suatu proses politik. Dalam hal ini, anggaran merupakan
instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program- program yang dibiayai dengan uang publik. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
anggaran publik menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas.
Kenis 1979 menyebutkan terdapat 5 lima karakteristik penganggaran sektor publik, 2 dua diantarannya adalah partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran
anggaran. Keberadaan kedua karakteristik ini sangat fenomenal, dimana beberapa peneliti yang mencoba mengkonfirmasi kedua karakteristik ini dengan kinerja sektor
publik belum memberikan keseragaman kesimpulan dan masih dalam perdebatan. Brownell dan Mc. Innes 1986; dan Indriantoro 1993 menemukan
hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan Milani 1975; Brownell
dan Hirst 1986 dalam Sukardi 2002, dimana mereka menemukan hasil yang tidak signifikan antara.partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.
Universitas Sumatera Utara
87 Penelitian Locke 1967 dalam Kenis 1979 menunjukkan hubungan kejelasan
sasaran anggaran dengan kinerja manajerial menunjukkan hasil yang signifikan. Demikian juga, penelitian Darma 2004 mendukung adanya hubungan antara
kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja dalam konteks pemerintah daerah. Hal ini didukung penelitian Abdullah 2004 yang mengatakan terdapat hubungan yang
signifikan antara kejelasan sasaran anggaran dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Namun sebaliknya, penelitian Adoe 2002 menunjukkan kejelasan
sasaran anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Penelitian Jumirin 2001 mengatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
kejelasan sasaran anggaran dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Hasil survei kuesioner dari 60 aparat perangkat daerah di Pemerintahan
Kabupatan Karo menunjukkan rata – rata aparat tidak setuju dan setuju terhadap kedelapan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja aparat perangkat daerah
di Pemerintahan Kabupaten Karo. Kondisi ini menginterpretasikan tidak baik dan baik kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo. Tidak baik
dan baik kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo dipengaruhi oleh rata – rata responden tidak setuju dan setuju terhadap keenam alat
ukur yang digunakan untuk mengukur partisipasi anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo yang menginterpretasikan rata – rata aparat di Pemerintahan
Kabupaten Karo tidak berpartisipasi dan berpartisipasi didalam penyusunan anggaran dan rata – rata responden tidak setuju dan setuju terhadap keempat alat ukur yang
digunakan untuk mengukur kejelasan sasaran anggaran di Pemerintahan Kabupaten
Universitas Sumatera Utara
88 Karo yang menginterpretasikan rata – rata aparat di Pemerintahan Kabupaten Karo
anggaran perangkat daerah yang disusun tidak jelas dan jelas. Hasil analisis univariat yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh secara simultan partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo. Pengaruh
secara simultan partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo signifikan. Demikian juga
halnya terdapat pengaruh secara parsial partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo.
Pengaruh secara parsial partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo signifikan. Variasi
partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran memiliki kekuatan 86.10 didalam mengestimasi kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupatan
Karo, sedangkan sisanya 13.90 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam model estimasi penelitian ini.
Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Brownell dan Mc. Innes 1986; dan Indriantoro 1993 menemukan hubungan positif dan signifikan antara partisipasi
penyusunan anggaran dan kinerja manajerial, Locke 1967 dalam Kenis 1979 menunjukkan hubungan kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja manajerial
menunjukkan hasil yang signifikan, Darma 2004 mendukung adanya hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja dalam konteks pemerintah daerah,
Universitas Sumatera Utara
89 dan Abdullah 2004 yang mengatakan terdapat hubungan yang signifikan antara
kejelasan sasaran anggaran dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Hasil penelitian ini kontradiktif dengan temuan Milani 1975; Brownell dan
Hirst 1986 dalam Sukardi 2002 menemukan hasil yang tidak signifikan antara.partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Penelitian, Adoe
2002 menunjukkan kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial dan Jumirin 2001 mengatakan tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara kejelasan sasaran anggaran dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
90
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh secara simultan maupun secara parsial partisipasi anggaran dan
kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Brownell dan Mc. Innes
1986; dan Indriantoro 1993 menemukan hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial, Locke 1967 dalam Kenis
1979, Darma 2004 dan Abdullah 2004 yang menemukan pengaruh kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja manajerial menunjukkan hasil yang signifikan Hasil
penelitian ini sekaligus bertentangan dengan hasil penelitian Milani 1975; Brownell dan Hirst 1986 dalam Sukardi 2002, Adoe 2002 Jumirin 2001 yang
menemukan menemukan hasil yang tidak signifikan pengaruh .partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.
6.2. Keterbatasan Penelitian
1. Populasi penelitian ini adalah Aparat Setingkat Kepala BadanDinasKantorUnit,
Kepala Sub dan Kepala Seksi di Pemerintah Kabupaten Karo, tanpa melihat unsur - unsur non kepala yang terlibat langsung didalam penyusunan anggaran, seperti
diantaranya pegawai negeri sipil, legeslatif dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara