2.53 Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

75 deviasi 3.80. Skor rata – rata sebesar 15.05 berada diantara kisaran teoritis 12 dan 18 atau rata – rata responden memberikan jawaban tidak setuju dan setuju terhadap keenam alat ukur yang digunakan untuk mengukur partisipasi anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo.

5.2.3. Deskriptif Kejelasan Sasaran Anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo

Kejelasan sasaran anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo merupakan variabel bebas kedua yang dianggap mempengaruhi tidak setuju dan setujunya responden dalam penelitian ini terhadap 8 alat ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintah Kabupaten Karo. Variabel ini diukur dengan menggunakan 4 empat alat ukur. Survei kuesioner yang dilakukan terhadap 60 responden terkait dengan 4 empat alat ukur yang digunakan untuk mengukur kejelasan sasaran anggaran di Pemerintahan Kabupatan Karo dirangkum dalam Tabel 5.6. dibawah ini. Tabel 5.6. Deskriptif Kejelasan Sasaran Anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo No Indikator Alat Ukur Kisaran Teoritis Kisaran Aktual Rata- rata Standar Deviasi 1 2 3 4 Kejelasan sasaran. Konsekuensi kejelasan anggaran Mudah dimengerti Ketidakjelasan sasaran anggaran 1 1 1 1 1-5 1-5 1-5 1-5 1-4 1-5 1-5 1-5 2.53 2.35 2.62 2.38 0.98 1.09 0.96 0.92 Jumlah 4 4-20 4-19

9.88 2.53

Sumber : Lampiran 3 Diolah Universitas Sumatera Utara 76 Tabel di atas mendeskripsikan bahwa kisaran skor teoritis untuk mengukur kejelasan sasaran anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo berada diantara skor minimum 4 dan maksimum 20. Hasil survey kuesioner yang dilakukan menunjukkan kisaran skor actual minimum 4 dan maksimum 19 dengan skor rata – rata 9.88, standar deviasi 2.53. Skor rata – rata sebesar 9.88 berada diantara kisaran teoritis 8 dan 12 atau rata – rata responden memberikan jawaban tidak setuju dan setuju terhadap keempat alat ukur yang digunakan untuk mengukur kejelasan sasaran anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo.

5.3. Analisis Univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini dilakukan melalui uji kesesuaian Test Of Goodness Of Fit yang meliputi uji simultan Uji F, uji parsial Uji t dan analisis determinan. Suatu hasil analisis univariat akan tidak bias apabila data yang dianalisis valid dan reliable serta terbebas dari asumsi – asumsi klasik. 5.3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menilai alat ukur diyakini dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur kinerja aparat perangkat daerah, partisipasi anggaran dan kejelasan tujuan anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati correlation pearson skor masing – masing alat ukur dari tiap – tiap dengan totalnya, selanjutnya membandingkan nilai sig α r dengan α5, apabila : α r α 5 , maka alat ukur Universitas Sumatera Utara 77 dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila α r α 5 , maka alat ukur dinyatakan tidak valid. Hasil uji validitas terhadap keseluruhan alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel dibawah ini. Tabel 5.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Penelitian Alat Ukur Α r α5 Status Kinerja Aparat Y 1 2 3 4 5 6 7 8 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Partisipasi Anggaran X 1 1 2 3 4 5 6 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Kejelasan Sasaran Anggaran X 2 1 2 3 4 0.000 0.000 0.000 0.000 0.05 0.05 0.05 0.05 Valid Valid Valid Valid Sumber : Lampiran 6 Diolah Table di atas mengindikasikan bahwa keseluruhan alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketiga variabel dalam penelitian ini dinyatakan valid, yaitu keseluruhan correlation pearson α dalam penelitian ini lebih kecil dari α5. Universitas Sumatera Utara 78 Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu alat ukur yang telah dinyatakan valid dapat digunakan berkali – kali pada waktu yang berbeda – beda. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cronbach alpha. Hasil uji reliabilitas ditunjukkan pada tabel dibawah ini Tabel 5.8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Indikator Alpha Cronbach Interval Alpha Kritis Status Kinerja Aparat 0.673 0.60-0.70 acceptable Partisipasi Anggaran X 1 0.705 0.70-0.80 Baik Kejelasan Sasaran Anggaran X 2 0.747 0.70-0.80 Baik Sumber : Lampiran 7 Diolah Tabel di atas menunjukkan bahwa keseluruhan alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketiga variabel penelitian dalam penelitian ini dinyatakan reliable pada tingkat baik, hal ini dapat dilihat dari nilai alpha cronbach keseluruhan alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketiga variabel penelitian dalam penelitian ini berada pada interval alpha kritis 0.60-0.70 dan 0.70-0.80 atau dengan kriteria tingkat reliabilitas acceptable dan baik. Universitas Sumatera Utara 79 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Ex pect ed C um P rob Dependent Variable: Kinerja Aparat Perangkat Daerah Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

5.3.2. Uji Asumsi Klasik

5.3.2.1. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati sebaran plot- plot pada grafik P-P Plot seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Sumber : Lampiran 8 Gambar 5.2. Hasil Uji Normalitas Data Gambar di atas menunjukkan bahwa Pola plot – plot berada disekitar garis diagonal Grafik PP Plot, Pola ini menunjukkan bahwa data dari masing – masing variabel dalam penelitian ini tersebar secara normal, atau terbebas dari asumsi normalitas data. Universitas Sumatera Utara 80 -3 -2 -1 1 2 Regression Studentized Residual -2 -1 1 2 R egress ion Standa rd ized Predicte d Va lue Dependent Variable: Kinerja Aparat Perangkat Daerah Scatterplot 5.3.2.2. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati sebaran plot-plot pada grafik Scater plot seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Sumber : Lampiran 8 Gambar 5.3. Hasil Uji Heterokedastisitas Gambar di atas menunjukkan bahwa sebaran plot – plot pada grafik memiliki pola bergelombang, melebar dan plot menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari asumsi heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara 81 5.3.2.3. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Hasil uji multikolinieritas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.9. dibawah ini. Tabel 5.9. Hasil Uji Multikolinearitas Nilai Variabel Tolerance VIF Status Partisipasi Anggaran X 2 Kejelasan Sasaran Anggaran X 2 0.220 0.220 4.537 4.537 Bebas Multikolinieratas Bebas Multikolinieratas Sumber : Lampiran 8 Diolah Table di atas mengindikasikan bahwa nilai tolerance 0.1 dan nilai variance inflaction factor lebih dari 1.0, hal ini menunjukkan bahwa variable bebas dalam penelitian ini terbebas dari asumsi klasik multikolinearitas. 5.3.2.4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan dalam penelitian ini didasarkan atas indikator nilai Durbin-Watson DW. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai DW hitung dalam penelitian ini adalah 2.005. Diketahui nilai du dan dl dengan jumlah n observasi 60; K3, masing – masing du = 1.48 dan dl = 1.69. Batas atas masing – masing du dan dl adalah 4-du yaitu 2.52 dan 4-dl, yaitu 2.31. Artinya nilai DW hitung = 2.005 nilai dl =1.48 dan du 1.69 dan nilai 4-dl = 2.52 dan 4-du = 2.31, atau nilai DW hitung berada pada daerah no serial correlation, artinya tidak terdapat autokorelasi sesama variabel bebas yang Universitas Sumatera Utara 82 digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian keseluruhan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan terbebas dari asumsi autokorelasi. Untuk lebih jelasnya, hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini, ditunjukkan melalui diagram DW berikut ini. Sumber : Lampiran 8 Diolah Gambar 5.4. Hasil Uji Autokorelasi 5.3.3. Model Analisis Data Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah explanatory research berdimensi hubungan kausal causal effect, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal variabel bebas dengan variabel terikatnya. Hubungan kausal dalam penelitian ini akan dijelaskan melalui koefisien regresi dari masing – masing variabel ke dalam model matematis regresi linier berganda untuk selanjutnya dijadikan sebagai model analisis dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan bantuan software SPSS diformulasikan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini : Y= 3.926 + 0.745 X 1 + 0.417 X 2 + 0.153 Autokorelasi + Ho diterima no serial correlation Autokorelasi - 4 2.31 2.52 1.69 1.48 2.005 Universitas Sumatera Utara 83 Dimana : Y = Kinerja Aparat Perangkat Daerah di Pemerintahan Kabupatan Karo b = Konstan b 1 , b 2 = Koefisien regresi X 1 = Partisipasi Anggaran X 2 = Kejelasan Sasaran Anggaran e = Galat error terms. Model analisis di atas menjelaskan bahwa nilai konstanta kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo sebesar 3.926 tanpa dipengaruhi oleh partisipasi aparat perangkat daerah didalam penyusunan anggaran dan tanpa kejelasan sasaran anggaran. Partispiasi aparat didalam penyusunan anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo memiliki hubungan yang positif dengan kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo, hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi partisipasi anggaran X 1 + 0.745, yang artinya setiap pertambahan 1 tingkat partisipasi aparat didalam penyusunan anggaran diprediksi dapat meningkatkan kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo sebesar 0,745. Kejelasan sasaran anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo memiliki hubungan yang positif dengan kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo, hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi kejelasan sasaran anggaran X 2 + 0.417, yang artinya setiap pertambahan 1 kejelasan sasaran anggaran diprediksi dapat meningkatkan kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo Universitas Sumatera Utara 84 sebesar 0,745. Tingkat kesalahan partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran didalam memprediksi kinerja aparat di Pemerintahan Kabupaten Karo sebesar 0.153.

5.3.4. Pengujian Hipotesis

Hasil uji simultan Uji F ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 5.10. Output SPSS Untuk Indikator Uji Simultan Uji F Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change .865 182.042 2 57 .000 Sumber : Lampiran 8 Tabel di atas mengindikasikan bahwa nilai F hitung adalah sebesar 182.042 dengan nilai sig F. change 0.000, sedangkan F tabel df2=57df1=2, α 5 adalah 3.16 lihat table F, terlampir. Dengan demikian F-hitung dalam penelitian ini lebih besar dari F tabelnya dan probabilitasnya lebih kecil dari α 5, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh secara simultan partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo, Hasil uji secara parsial uji t ditunjukkan pada table berikut : Tabel 5.11. Output SPSS Untuk Indikator Uji Parsial Uji t Unstandardized Cofficients Standardized Cofficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 Constant Partisipasi Anggaran Kejelasan Sasaran Anggaran 3.926 .745 .417 .830 .112 .166 .692 .260 4.730 6.668 2.506 .000 .000 .015 Sumber : Lampiran 8 Universitas Sumatera Utara 85 Tabel di atas menunjukkan bahwa secara parsial nilai t-hitung partisipasi anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo sebesar 6.668 dan nilai t hitung kejelasan sasaran anggaran sebesar 2.506. Nilai t tabel dfn-k=60-3=57, α 5 adalah 1.672 lihat t tabel , terlampir. Dengan demikian t hitung kedua variabel bebas dalam penelitian ini lebih besar dari t tabel nya dan probabilitasnya lebih kecil dari α 5, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh secara parsial partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo. Berdasarkan hasil uji simultan dan uji parsial di atas, maka dapat disimpulkan bahwa baik secara simultan maupun secara parsial, partispasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintah Kabupaten Karo.

5.3.5. Analisis Koefisien Determinan

Hasil analisis koefisien determinan dalam penelitian ini ditunjukkan pada table berikut. Tabel 4.12. Output SPSS Untuk Indikator Uji Koefisien Determinan Model R R Square Adjusted R Square 1 .930 a .865 .860 Sumber : Lampiran 8 Hasil pengolahan data yang dilakukan terhadap determinan kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupatan Karo yang dijelaskan melalui partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran menunjukkan nilai adjusted R 2 Universitas Sumatera Utara 86 sebesar 0.860, artinya variasi partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran memiliki kekuatan 86.00 didalam mengestimasi kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupatan Karo, sedangkan sisanya 14.00 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam model estimasi penelitian ini.

5.4. Pembahasan

Mardiasmo 2002 menyebutkan bahwa penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan suatu proses politik. Dalam hal ini, anggaran merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program- program yang dibiayai dengan uang publik. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa anggaran publik menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas. Kenis 1979 menyebutkan terdapat 5 lima karakteristik penganggaran sektor publik, 2 dua diantarannya adalah partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran. Keberadaan kedua karakteristik ini sangat fenomenal, dimana beberapa peneliti yang mencoba mengkonfirmasi kedua karakteristik ini dengan kinerja sektor publik belum memberikan keseragaman kesimpulan dan masih dalam perdebatan. Brownell dan Mc. Innes 1986; dan Indriantoro 1993 menemukan hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan Milani 1975; Brownell dan Hirst 1986 dalam Sukardi 2002, dimana mereka menemukan hasil yang tidak signifikan antara.partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Universitas Sumatera Utara 87 Penelitian Locke 1967 dalam Kenis 1979 menunjukkan hubungan kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja manajerial menunjukkan hasil yang signifikan. Demikian juga, penelitian Darma 2004 mendukung adanya hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja dalam konteks pemerintah daerah. Hal ini didukung penelitian Abdullah 2004 yang mengatakan terdapat hubungan yang signifikan antara kejelasan sasaran anggaran dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Namun sebaliknya, penelitian Adoe 2002 menunjukkan kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Penelitian Jumirin 2001 mengatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kejelasan sasaran anggaran dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Hasil survei kuesioner dari 60 aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupatan Karo menunjukkan rata – rata aparat tidak setuju dan setuju terhadap kedelapan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo. Kondisi ini menginterpretasikan tidak baik dan baik kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo. Tidak baik dan baik kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo dipengaruhi oleh rata – rata responden tidak setuju dan setuju terhadap keenam alat ukur yang digunakan untuk mengukur partisipasi anggaran di Pemerintahan Kabupaten Karo yang menginterpretasikan rata – rata aparat di Pemerintahan Kabupaten Karo tidak berpartisipasi dan berpartisipasi didalam penyusunan anggaran dan rata – rata responden tidak setuju dan setuju terhadap keempat alat ukur yang digunakan untuk mengukur kejelasan sasaran anggaran di Pemerintahan Kabupaten Universitas Sumatera Utara 88 Karo yang menginterpretasikan rata – rata aparat di Pemerintahan Kabupaten Karo anggaran perangkat daerah yang disusun tidak jelas dan jelas. Hasil analisis univariat yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo. Pengaruh secara simultan partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo signifikan. Demikian juga halnya terdapat pengaruh secara parsial partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo. Pengaruh secara parsial partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo signifikan. Variasi partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran memiliki kekuatan 86.10 didalam mengestimasi kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupatan Karo, sedangkan sisanya 13.90 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam model estimasi penelitian ini. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Brownell dan Mc. Innes 1986; dan Indriantoro 1993 menemukan hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial, Locke 1967 dalam Kenis 1979 menunjukkan hubungan kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja manajerial menunjukkan hasil yang signifikan, Darma 2004 mendukung adanya hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja dalam konteks pemerintah daerah, Universitas Sumatera Utara 89 dan Abdullah 2004 yang mengatakan terdapat hubungan yang signifikan antara kejelasan sasaran anggaran dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Hasil penelitian ini kontradiktif dengan temuan Milani 1975; Brownell dan Hirst 1986 dalam Sukardi 2002 menemukan hasil yang tidak signifikan antara.partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Penelitian, Adoe 2002 menunjukkan kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial dan Jumirin 2001 mengatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kejelasan sasaran anggaran dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Universitas Sumatera Utara 90

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh secara simultan maupun secara parsial partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat perangkat daerah di Pemerintahan Kabupaten Karo. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Brownell dan Mc. Innes 1986; dan Indriantoro 1993 menemukan hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial, Locke 1967 dalam Kenis 1979, Darma 2004 dan Abdullah 2004 yang menemukan pengaruh kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja manajerial menunjukkan hasil yang signifikan Hasil penelitian ini sekaligus bertentangan dengan hasil penelitian Milani 1975; Brownell dan Hirst 1986 dalam Sukardi 2002, Adoe 2002 Jumirin 2001 yang menemukan menemukan hasil yang tidak signifikan pengaruh .partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.

6.2. Keterbatasan Penelitian

1. Populasi penelitian ini adalah Aparat Setingkat Kepala BadanDinasKantorUnit, Kepala Sub dan Kepala Seksi di Pemerintah Kabupaten Karo, tanpa melihat unsur - unsur non kepala yang terlibat langsung didalam penyusunan anggaran, seperti diantaranya pegawai negeri sipil, legeslatif dan lainnya. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan umpan balik anggaran terhadap kinerja manajerial

1 9 499

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 2 16

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 5 15

PENDAHULUAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 2 8

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 4 21

PENUTUP PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 3 47

PENGARUH PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Partisipasi Anggaran Terhadap Akuntabilitas Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (Studi Kasus P

0 5 11

PENGARUH PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Partisipasi Anggaran Terhadap Akuntabilitas Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (Studi Kasus P

0 2 17

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, UMPAN BALIK ANGGARAN, KEJELASAN TUJUAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN KARO.

0 4 29

PENGARUH AKUNTABILITAS, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI KOTA DENPASAR.

1 1 45