43
4.5.1. Partisipasi anggaran X1
Partisipasi anggaran diartikan sebagai tingkat keterlibatan dan pengaruh para individu dalam proses penyusunan anggaran. Partisipasi anggaran yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah partisipasi manajer dalam proses penganggaran yang mengarah pada seberapa besar tingkat keterlibatan perangkat daerah dalam
menyusun anggaran. Variabel partisipasi anggaran diukur dengan instrument yang dikembangkan
oleh Milani 1975. Instrumen tersebut telah banyak digunakan dalam penelitian – penelitian, antara lain Brownell 1982, Yenti 2003. Instrumen tersebut
dimaksudkan untuk menilai keterlibatan responden dalam dan pengaruhnya pada proses penganggaran Supriyono dan Sykhroza, 2003. Setiap responden diminta
untuk menjawab 6 butir pertanyaan yang mengukur tingkat partisipasi, pengaruh yang dirasakan dan kontribusi responden dalam proses penyusunan anggaran, dengan
miliki skala 1 sampai dengan 5. skala 1 menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi dan sebaliknya skala 5 menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah.
4.5.2. Kejelasan Sasaran Anggaran X
2
Kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauhmana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat
dimengerti oleh orang yang bertanggung-jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut. Variabel kejelasan sasaran anggaran diukur dengan menggunakan 4
Universitas Sumatera Utara
44 pertanyaan yang digunakan oleh Kenis 1979 yang dikembangkan dari Saprudin
2001 dan Abdullah 2004. Variabel kejelasan sasaran anggaran diukur menggunakan skala likert tujuh poin, di mana skala rendah 1 menunjukkan
rendahnya kejelasan tujuan anggaran dan skala tinggi 5 menunjukkan tingginya kejelasan tujuan anggaran.
4.5.3. Kinerja Aparat Y
Performance kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing – masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggaran hukum dan seesuai dengan moral maupun etika.
Kinerja manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja kepala perangkat daerah dalam kegiatan – kegiatan manajerial, yaitu : Perencanaan,
Investigasi, Koordinasi, Evaluasi, Pengawasan, Pengaturan Aparat, Negosiasi dan Perwakilan.
Dalam penelitian ini setiap responden diminta untuk mengukur kinerja pimpinannya dengan menggunakan instrument self rating yang dikembangkan
Mahoney, dkk 1963, yaitu skala 1 – 5 1 = sangat tidak setuju dan 5 sangat setuju.
Universitas Sumatera Utara
45 Matriks operasional variabel penelitian dalam penelitian ini ditunjukkan pada
tabel berikut :
Tabel 4.1. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Variabel Definisi
Indikator Skala
Ukuran
Kinerja aparat
perangkat daerah Y
Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing – masing dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal, tidak melanggaran hukum dan seesuai dengan
moral maupun etika. Kinerja manajerial yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kinerja kepala perangkat
daerah dalam kegiatan – kegiatan manajerial.
1. Perencanaan
2. Investigasi
3. Koordinasi
4. Evaluasi
5. Pengawasan
6. Pengaturan
Aparat 7.
Negosiasi 8.
Perwakilan Likert
1-5
Partisipasi anggaran
X
1
Tingkat keterlibatan dan pengaruh para individu dalam
proses penyusunan anggaran. 1.
Partisipasi. 2.
Kontribusi 3.
Keterlibatan 4.
Permintaan pendapat
5. Pemberian
pendapat 6.
Pengaruh Partisipasi
Likert 1-5
Kejelasan sasaran
anggaran X
2
Kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan
anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan
tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang
yang bertanggung-jawab atas 1.
Kejelasan sasaran. 2.
Konsekuensi kejelasan
anggaran
3. Mudah dimengerti
4. Ketidakjelasan
sasaran anggaran Likert
1-5
Universitas Sumatera Utara
46 pencapaian sasaran anggaran
tersebut.
4.6. Analisis Univariat 4.6.1. Uji Validitas dan Reliabilitas