Studi Pustaka Batasan dan Perumusan Masalah

Keberanian partai-partai, seperti PAN yang dulunya sangat bergantung pada popularitas Amien Rais, sekarang sudah berani memasang muka-muka baru sebagai icon partainya. Demikian pula, PBR tidak lagi menjadikan sosok Zaenuddin M.Z. sebagai panutannya. Keberanian partai-partai itu lepas dari figur tokoh karena dipengaruhi oleh kesadaran akan pentingnya proses regenerasi internal. Secara alamiah, partai perlu regenerasi seiring dengan menurunnya kredibilitas dan popularitas tokoh-tokoh lama. Partai Thai Rak di Thailand adalah contoh partai yang begitu bergantung pada ketokohan Taksin mantan Perdana Menteri Thailand, setelah Taksin dikudeta maka partai tersebut ikut bubar. 7 Lalu pertanyaannya, apakah Partai Kebangkitan Bangsa PKB akan mengalami hal yang sama, kredibitas dan popularitasnya akan menurun atau bahkan hancur seiring dengan menurun dan hancurnya tingkat popularitas tokohnya? dan apakah PKB juga sadar akan pentingnya proses regenerasi demi menyelamatkan eksistensi Partai dengan melepaskan diri dari figur Gus Dur, seperti yang sudah dilakukan oleh partai-partai pesaingnya? Dalam tulisan ini, penulis mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, tentu dengan berdasarkan analisis dan kajian historis yang lengkap dan akurat, sehingga jawaban yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan.

E. Studi Pustaka

Kajian tentang Peran Politik Abdurrahman Wahid Gus Dur di Partai Kebangkitan Bangsa PKB secara spesifik dapat dikatakan belum ada. Namun, 7 “ Demokrat – SBY Pisah Ranjang,” Opini, h. 17. penulis menemukan satu kajian tentang “Nahdlatul Ulama NU dan Politik: Sebuah Telaah Terhadap Gerakan Politik NU di Era Reformasi” yang ditulis oleh Zaenal Agus Sugiarto, mahasiswa UIN Jakarta, tahun 20022003. Di sini, ia hanya membahas secara umum bagaimana NU sebagai organisasi besar Islam kembali di kancah perpolitikan nasional pasca runtuhnya rezim Orde Baru Reformasi dengan melihat PKB sebagai jalan tengah politik NU dan Gus Dur dipandang sebagai bagian terkecil dari sub pembahasan. Berbeda dengan kajian di atas, di sini penulis mencoba melihat sisi lain dari dinamika politik Gus Dur di Partai Kebangkitan Bangsa PKB secara spesifik dan lebih fokus. Hal ini dikarenakan, penulis berasumsi bahwa Partai Kebangkitan Bangsa PKB sangat bergantung terhadap ketokohan seorang Gus Dur. Artinya, segala aktifitas dan kebijakan-kebijakan politik PKB akan selalu berada di bawah bayang-bayang Gus Dur, dan hal ini yang dipandang oleh banyak tokoh politik sebagai sesuatu yang sangat membahayakan terhadap eksistensi partai, khususnya Partai Kebangkitan Bangsa PKB.

C. Batasan dan Perumusan Masalah

Dalam tulisan ini, penulis memberikan objek khusus mengkaji tentang tokoh yang fenomenal dan sering kontroversial, Abdurrahman Wahid Gus Dur, dalam keterlibatan dan pengaruhnya terhadap dinamika politik Partai Kebangkitan Bangsa PKB. Seperti dikatakan, Peran politik Gus Dur secara struktural dengan kewenangan yang begitu luas di PKB membuat Gus Dur begitu bebas dalam menentukan dan mengarahkan kebijakan atau keputusan-keputusan politik PKB. Di samping itu, Gus Dur adalah sosok yang sangat sulit untuk dipahami. Beliau tidak hanya dipandang sebagai politikus handal, tetapi juga sebagai tokoh agama, sosial, dan budaya. Sehingga apa yang dikatakan dan dilakukannya tidak bisa ditafsirkan begitu saja, harus dilihat kapan, di mana, dan posisi sebagai apa beliau pada saat itu, jika tidak maka kesalahpahaman-lah yang akan muncul. Oleh sebab itu, untuk tidak terjebak dalam kesalahpahaman yang sama, penulis mencoba membatasi kajian ini dengan melihat beliau Gus Dur sebagai seorang politikus yang memiliki peran dan pengaruh dalam dinamika perpolitikan Partai Kebangkitan Bangsa PKB, yang dirumuskan dalam sebuah pertanyaan sebagai berikut: “Bagaimanakah peran dan pengaruh politik Gus Dur dalam dinamika perpolitikan Partai Kebangkitan Bangsa PKB dari sejak partai ini dideklarasikan sampai menjelang pemilu 2009 pasca dikeluarkannya keputusan MK tentang konflik internal PKB?”

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian