Inflasi Faktor yang mempengaruhi perkembangan saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII)

terdepresiasi maka biaya bahan baku yang menggunakan produk impor atau memiliki kaitan dengan produk impor akan mengalami kenaikan dan biaya produksi meningkat sehingga laba perusahaan akan turun sehingga menyebabkan tingkat deviden yang dibagikan berkurang dan return yang ditawarkan pun menurun dan permintaan atas harga saham akan berkurang sehingga harga sahamnya dipasar turun. Pendekatan yang kedua adalah pendekatan keseimbangan portofolio yang melihat hubungan dimana harga saham menyebabkan perubahan pada nilai tukar kenaikan harga saham disuatu bursa akan menarik capital inflow, sehingga akan meningkatkan permintaan akan mata uang domestik, akibatnya nilai tukar mata uang domestik akan terapresiasi 28 .

F. Inflasi

Menurut Nopirin yang dimaksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama satu periode tertentu 29 . Berdasarkan tingkatnya inflasi dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Inflasi merayap creeping inflation, kenaikan harga yang rendah kurang dari 10. 2. Inflasi menengah galloping inflation, kenaikan harga yang cukup besar diantara 30 - 50. 28 Reny Maharani. Hubungan Kausalitas antara Variabel Makro dan Harga Saham Syariah di JI, h 37 29 Nopirin. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, Yogyakarta, BPFE, 1994, Edisi Pertama, h 34 3. Inflasi tinggi hyper inflation, kenaikan harga yang sangat besar diatas 100. Sedangkan berdasarkan penyebabnya inflasi terbagi 2: 1. Demand full inflation, inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai uang dan barang yang terlalu kuat. 2. Cost push inflation, inflasi yang timbul karena desakan biaya dan kenaikan ongkos produksi. Formula yang digunakan untuk menghitung laju inflasideflasi perbulan adalah: LID n = IHKn – IHK n-1 x 100 IHK n-1 Ket : LID n = laju inflasi deflasi pada bulan ke-n IHKn = indeks harga konsumen pada bulan ke n IHK n-1 = indeks harga konsumen pada bulan ke n-1 Inflasi merupakan ukuran ekonomi yang digunakan untuk menggambarkan peningkatan harga rata-rata barang dan jasa yang diproduksi oleh sistem perekonomian. Inflasi adalah keadaan dimana terjadinya kenaikan permintaan barang dalam perekonomian suatu negara secara keseluruhan. Inflasi dapat dipilah antara yang bersifat permanen dan temporer Laju permanen core inflation adalah laju inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan permintaan terhadap barang dan jasa permintaan agregat dalam perekonomian. Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab perubahan laju inflasi yang bersifat permanen adalah interaksi antara ekspektasi masyarakat terhadap laju inflasi, jumlah uang beredar, faktor siklus kegiatan usaha misalnya tingkat penggunaan kapasitas produksi dan inventory, dan tekanan permintaan musiman misalnya hari raya keagamaan, musim panen, dan dimulainya tahun ajaran baru. Komponen laju inflasi yang bersifat temporer noise inflation adalah bagian dari laju inflasi yang disebabkan oleh gangguan sesekali one time shock pada laju inflasi. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gejolak sementara ialah kenaikan biaya input produksi dan distribusi misalnya pass through effect dari depresiasi yang mengakibatkan kenaikan biaya input untuk industri, kenaikan biaya energi dan transportasi, dan faktor non-ekonomi seperti kerusuhan sosial, bencana banjir, gempa bumi, dan kebakaran hutan. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan tekanan inflatoir yang berkepanjangan jika terdapat struktur mikro fundamental yang tidak efisien dan tidak seimbang dalam perekonomian, khususnya struktur di sektor produksi dan distribusi. BAB III GAMBARAN UMUM EKONOMI MAKRO, INVESTASI ASURANSI SYARIAH, DAN SAHAM SYARIAH

E. Keadaan Umum Ekonomi Makro Indonesia