Akuntansi hanya dapat memberi laporan kasar dan belum terperinci Laporan keuangan tidak mempertimbangkan aspek-aspek lainnya

a. Laporan yang bersifat historis Yaitu penyajian data-data yang telah lalu sehingga belum mencerminkan kondisi keuangan sekarang. b. Laporan keuangan bersifat umum Calon pemakai tidak tahu secara rinci posisi keuangan perusahaan. c. Penyusunan laporan keuangan masih mengandung bias dalam penafsiran-penafsiran dan pertimbangannya.

d. Akuntansi hanya dapat memberi laporan kasar dan belum terperinci

mengenai elemen-elemen pembanding. e. Laporan keuangan bersifat konservatif Yaitu tidak mengikuti dan mengantisipasi kebutuhan perusahaan

f. Laporan keuangan tidak mempertimbangkan aspek-aspek lainnya

diluar aspek ekonomi dalam memperhitungkan peristiwa yang sebenarnya terjadi. g. Adanya penggunaan istilah-istilah teknis dalam laporan keuangan yang tidak komunikatif bagi masyarakat awam atau pemakai. h. Adanya penggunaan berbagai macam metode akuntansi, akan menyebabkan terjadinya perbedaan baik dalam pengukuran sumber- sumber ekonomis maupun dalam pengukuran tingkat keberhasilan perusahaan. i. Adanya pengabaian informasi yang bersifat kualitatif, padahal aspek ini kemungkinan lebih diperlukan daripada aspek ekonominya. 19 Bagaimanapun besarnya manfaat laporan keuangan, seorang pengguna laporan akuntansi keuangan harus memahami berbagai sifat dan keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan konvensional agar dalam membaca dan memanfaatkannya tidak menimbulkan salah tafsir atau salah penggunaan Harahap, 2001:91. Berbagai sifat yang ada didalamnya memberikan kontribusi terhadap keterbatasan atau kelemahan informasi laporan keuangan. Berbagai kelemahan akuntansi konvensional ini telah disorot oleh berbagai pihak. Beberapa isu yang sangat ditentang adalah: a. Metode penilaian historical cost yang dianggap tidak memberikan informasi yang relevan bagi investor apalagi pada masa inflasi. b. Sistem alokasi yang dinilai subjektif dan arbiter sehingga bisa menimbulkan penyalahgunaan akuntansi untuk melakukan penipuan untuk kepentingan pihak tertentu yang dapat merugikan pihak lain. c. Prinsip konservatisme yang dianggap menguntungkan pemegang saham dan merugikan pihak lain. d. Perbedaan standar dan perlakuan untuk mencatat dan memperlakukan transaksi atas pos yang berbeda. e. Perbedaan dalam pengakuan pendapatan: accrual basis dan cash basis. f. Perbedaan dalam pengakuan pendapatan atau biaya.

B. Laba

Dokumen yang terkait

Kemampuan laba bersih dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 83 85

Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 89 104

Kemampuan Laba dan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Depan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 39 101

Kemampuan Laba dan Komponen Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia).

0 1 9

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI).

0 1 9

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN tudi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ).

0 0 8

PENGARUH LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 118

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) ARTIKEL

0 0 17

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) - Perbanas Institutional Repository

0 1 14

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA YANG AKAN DATANG PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 22