e. Industri sepatu dan alas kaki lain. f. Industri kabel misalnya kabel listrik dan telepon.
g. Industri barang elektronika. Industri Dasar dan Kimia terdiri atas:
a. Industri semen. b. Industri keramik, misalnya ubin keramik, alat-alat saniter dari keramik,
dan lain sebagainya. c. Industri porselen, misalnya ubin porselen.
d. Industri kaca. e. Industri logam, misalnya alumunium, pembuatan uliran pipa baja, besi
beton, baja, kawat baja, perlengkapan dari logam, batangan tembaga, kemasan kaleng, dan lain sebagainya.
f. Industri kimia, misalnya sorbitol, polypropylene, alkilbenzene, dan lain-lain.
g. Industri plastik dan kemasan, misalnya kemasan plastik, kemasan fleksibel dan lain sebagainya.
h. Industri pakan ternak, misalnya pellet, chips dan lain sebagainya. i. Industri pulp dan kertas.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif a. Hasil Uji Statistik Deskriptif untuk Perusahaan Berlaba Positif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi laba dan arus kas serta arus kas masa depan akan diuji secara statistik
deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.3 52
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Perusahaan Berlaba Positif
N Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
Laba 36
281 119495 21120.94
26032.964 Arus_Kas
36 -18344
170052 47210.17 58838.210
Arus_Kas_Masa_Depan 36
-61470 199208 49543.11
61349.797 Valid N listwise
36
Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel 4.3 menjelaskan bahwa pada variabel laba minimum sebesar 281 dan maksimum sebesar 119495, dengan rata-rata 21120,94
dan standar deviasi sebesar 26032,964. Variabel arus kas minimum sebesar -18344 dan maksimum sebesar 170052, dengan rata-rata
47210,17 dan standar deviasi sebesar 58838,21. Variabel arus kas masa depan minimum sebesar -61470 dan maksimum sebesar 199208,
dengan rata-rata 49543,11 dan standar deviasi sebesar 61349,797. b. Hasil Uji Statistik Deskriptif untuk perusahaan Berlaba Negatif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi laba dan arus kas serta arus kas masa depan akan diuji secara statistik
deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif Perusahaan Berlaba Negatif
N Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
Laba 48 -2047891
-447 -201687.38 378832.481
Arus_kas 48
-881326 450419
1683.94 161778.933
Arus_kas_masa_depan 48
-881326 267919
-8486.83 152169.048
Valid N listwise 48
Sumber : Data Sekunder yang diolah 53
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa pada laba minimum sebesar- 2047891 dan maksimum sebesar -447, dengan rata-rata -201687,38
dan standar deviasi sebesar 378832,481. Variabel arus kas minimum sebesar -881326 dan maksimum sebesar 450419, dengan rata-rata
1683,94 dan standar deviasi sebesar 161778,933. Variabel arus kas masa depan minimum sebesar -881326 dan maksimum sebesar
267919, dengan rata-rata -8486,83 dan standar deviasi sebesar 152169,048.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolinearitas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat Tolerance dan Variance Inflation Factor
VIF serta besaran korelasi antar variabel independen. 1 Untuk Perusahaan Berlaba Positif
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas Perusahaan Berlaba Positif
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardiz ed
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
12311.9 33
10591.147 1.162
.253
Laba
.278 .324
.118 .859
.397 .832 1.201
Arus_Kas
.664 .143
.637 4.635 .000
.832 1.201 a. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan
Sumber: Data sekunder yang diolah
54
Berdasarkan tabel 4.5 diatas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor disekitar
angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance 0,832 dan 0,832 serta VIF sebesar 1,201 dan 1,201
untuk variabel laba dan arus kas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat
problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini. 2 Untuk Perusahaan Berlaba Negatif
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas Perusahaan Berlaba Negatif
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standar
dized Coeffici
ents t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Toler ance VIF
1 Constant 6872.636
24753.402 .278 .783
Laba .078
.059 .193 1.321 .193 .976 1.025
Arus_kas .176
.138 .187 1.276 .208 .976 1.025
a. Dependent Variable: Arus_kas_masa_depan Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor disekitar
angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance 0,976 dan 0,976 serta VIF sebesar 1,025 dan 1,025 untuk
variabel laba dan arus kas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko
dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
55
b. Hasil Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Deteksi ada tidaknya
heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED.
1 Untuk Perusahaan Berlaba Positif
Sumber: Data Sekunder yang diolah
Gambar 4.1
Grafik Scatterplot Berdasarkan gambar 4.1, grafik scatterplot menunjukkan
bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu 56
Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi arus kas masa depan berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaitu laba dan arus kas. 2 Untuk Perusahaan Berlaba negatif
Sumber: Data sekunder yang diolah
Gambar 4.2
Grafik Scatterplot Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan
bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data
tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model 57
persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi arus kas masa depan berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaitu laba dan arus kas. c. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
1 Untuk Perusahaan Berlaba Positif
Sumber: Data sekunder yang diolah
Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-plot
58
Gambar 4.3 memperlihatkan penyebaran data yang berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini
menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
2 Untuk Perusahaan Berlaba Negatif Gambar 4.4 memperlihatkan penyebaran data yang berada
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas.
Sumber: Data sekunder yang diolah
Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
59
d. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada peiode t dengan kesalahan pada periode t sebelumnya. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi autokorelasi. 1 Untuk Perusahaan Berlaba Positif
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Perusahaan Berlaba Positif
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .694
a
.481 .450 45504.769
2.709 a. Predictors: Constant, Arus_Kas, Laba
b. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.7 nilai Durbin Watson 2,709 artinya tidak terjadi autokorelasi. Dengan demikian, dapat digunakan
dalam penelitian ini. 2 Untuk Perusahaan Berlaba Negatif
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Perusahaan Berlaba Negatif
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-
Watson 1
.247
a
.061 .019
150702.203 2.189
a. Predictors: Constant, Arus_kas, Laba b. Dependent Variable: Arus_kas_masa_depan
Sumber: Data sekunder yang diolah
60
Berdasarkan Tabel 4.8 nilai Durbin Watson 2,189 artinya tidak terjadi autokorelasi. Dengan demikian, dapat digunakan
dalam penelitian ini. 3. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.
1 Untuk Perusahaan Berlaba Positif
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi Perusahaan Berlaba Positif
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1
.694
a
.481 .450
45504.769 a. Predictors: Constant, Arus_Kas, Laba
b. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan Sumber : Data sekunder yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan nilai R sebesar 0,694 atau 69,4. Hal ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antara faktor-faktor
yang mempengaruhi arus kas masa depan adalah kuat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,45 atau 45, ini menunjukkan bahwa
variabel arus kas masa depan yang dapat dijelaskan oleh variabel laba dan arus kas adalah 45, sedangkan sisanya sebesar 0,55 atau
55 1-0,45 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.
61
2 Untuk Perusahaan Berlaba Negatif
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi Perusahaan Berlaba Negatif
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .247
a
.061 .019
150702.203 a. Predictors: Constant, Arus_kas, Laba
b. Dependent Variable: Arus_kas_masa_depan Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel 4.10 menunjukkan nilai R sebesar 0,247 atau 24,7. Hal ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antara faktor-faktor
yang mempengaruhi arus kas masa depan adalah tidak kuat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,019 atau 1,9, ini menunjukkan
bahwa variabel arus kas masa depan yang dapat dijelaskan oleh variabel laba dan arus kas adalah 1,9, sedangkan sisanya sebesar
0,081 atau 81,1 1-0,019 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.
b. Hasil Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikasi 0,05.
Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari
0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha.
62
1 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama: Kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan untuk perusahaan berlaba
positif.
Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik t Perusahaan Berlaba Positif
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 12311.933
10591.147 1.162
.253 Laba
.278 .324
.118 .859
.397 Arus_Kas
.664 .143
.637 4.635
.000 a. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan
Sumber: Data sekunder yang diolah Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.11, variabel
laba mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,397 dan variabel arus kas mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,000. Hal ini berarti
menolak H
a1
sehingga dapat disimpulkan laba tidak memiliki kemampuan lebih baik untuk memprediksi arus kas masa depan
dibanding arus kas untuk perusahaan yang melaporkan laba positif. Berdasarkan tabel 4.11, maka diperoleh model persamaan
regresi sebagai berikut: CFO
t+1
= 123111,933 + 0,278E
it
+ 0,664CFO
it
+ e
t
2 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua: Kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan untuk perusahaan berlaba
negatif
63
Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik t Perusahaan Berlaba Negatif
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 6872.636
24753.402 .278 .783
Laba .078
.059 .193
1.321 .193 Arus_kas
.176 .138
.187 1.276 .208
a. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan
Sumber: Data sekunder yang diolah Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel
laba mempunyai tingkat signifikasi sebesar sebesar 0,193 dan variabel arus kas mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,208. Ini
berarti variabel laba dan arus kas secara statistik tidak signifikan pada alfa 0,05. Dapat disimpulkan bahwa laba dan arus kas tidak
memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas masa depan untuk perusahaan yang melaporkan laba negatif.
Berdasarkan tabel 4.12, maka diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:
CFO
t+1
= 6872,636 + 0,078E
it
+ 0,176CFO
it
+ e
t
c. Hasil Uji Statistik F Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikan 0,05. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H
a
diterima dan menolak H
o
, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H
o
diterima dan menolak H
a
.
64
1 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik F Perusahaan Berlaba Positif
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression 6.340E10
2 3.170E10 15.309 .000
a
Residual 6.833E10
33 2.071E9
Total 1.317E11
35 a. Predictors: Constant, Arus_Kas, Laba
b. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan
Sumber: Data sekunder yang diolah Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.13 nilai F
diperoleh sebesar 15,309 dengan tingkat signifikasi 0,000. Karena tingkat signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, sehingga
dapat dikatakan bahwa laba dan arus kas signifikan secara statistik dalam mempengaruhi variabel dependen arus kas masa depan
pada saat perusahaan melaporkan laba positif. 2 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik F Perusahaan Berlaba Negatif
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
6.630E10 2
3.315E10 1.460 .243
a
Residual 1.022E12
45 2.271E10
Total 1.088E12
47 a. Predictors: Constant, Arus_kas, Laba
b. Dependent Variable: Arus_kas_masa_depan
Sumber: Data sekunder yang diolah
65
Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.14 nilai F diperoleh sebesar 1,460 dengan tingkat signifikasi 0,243. Karena
tingkat signifikasi lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa laba dan arus kas tidak signifikan
secara statistik dalam mempengaruhi variabel dependen arus kas masa depan pada saat perusahaan melaporkan laba negatif.
C. Pembahasan