Pada saham ISAT, terjadi fluktuasi harga saham pada tahun 2006 TW I sampai tahun 2007 TW II. Dimana, terjadi kenaikan harga saham yang cukup
besar pada TW IV tahun 2006, yakni sebesar 30 dibandingkan TW III. Hal ini berarti, terjadi sentimen positif di pasar saham untuk pembelian saham ISAT.
Akan tetapi, pada tahun 2008 TW I – TW IV terjadi penurunan harga saham setiap triwulannya.
Pada saham TLKM, terjadi kecenderungan harga yang terus menaik selama tahun 2006. Dimana, pasar memberikan respon positif terhadap
perkembangan perusahaan milik negara ini. Pada TW III tahun 2007, ISAT berhasil membukukan harga sahamnya pada level yang tinggi, yakni 59,42
dibandingkan dengan TW I tahun 2006. Namun, hal tersebut hanya sesaat karena pada TW IV tahun 2007 sampai dengan TW IV tahun 2008, ISAT terus
mengalami penurunan harga yang membuat harga saham TLKM kembali ke level Rp 6900,- .
4.4 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan
Perubahan harga saham sektor industri telekomunikasi cenderung menunjukkan trend peningkatan sepanjang tahun 2003-2007 khususnya saham
PT Telekomunikasi Indonesia. Namun, pada tahun 2008 terjadi guncangan krisis keuangan global yang merupakan dampak dari krisis keuangan Amerika Serikat.
Krisis ini menyebabkan bangkrutnya bank atau institusi keuangan, meningkatnya inflasi, menurunnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya pengangguran dan
runtuhnya indeks bursa saham. Keruntuhan ini juga mempengaruhi Indeks Bursa Saham di Indonesia seperti dapat dilihat dari perkembangan IHSG Bursa Efek
Indonesia berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Indeks Harga Saham Gabungan IHSG BEI
Tahun Nilai
2003 691,90
2004 1.000,23
2005 1.162,64
2006 1.805,52
2007 2.745,83
2008 1.343,72
Sumber : www.yahoofinance.com
, 2010
Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG menunjukkan nilai yang meningkat. Pada tahun 2004, terjadi
kenaikan sebesar 44,56 dibandingkan dengan tahun 2003. Pada tahun 2005- 2007, IHSG juga terus meningkat hingga mencapai level 2.745,83 di tahun 2007.
Ini menunjukkan perkembangan yang cukup baik pada investasi di pasar modal. Namun tren ini mengalami penurunan yang sangat besar pada tahun 2008, yakni
mengalami penurunan sebesar 51. Hal ini sungguh sangat mengejutkan, dimana penurunan yang terjadi sangat drastis sehingga membuat para investor di pasar
modal gelisah dengan saham yang dipegangnya. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Indeks Harga Saham Gabungan 2003-2008
Terjadi penurunan yang signifikan pada tahun 2008. Pada tahun 2007 nilai IHSG sebesar 2.745,83 yang kemudian pada tahun 2008 turun sebesar
51,06 menjadi 1.343,72. Penurunan nilai IHSG tersebut mencerminkan penurunan hampir keseluruhan harga saham khususnya harga saham industri
telekomunikasi.
4.5 Perkembangan Earning Per Share EPS
Informasi Earning Per Share EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang
saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui langsung dari informasi laporan keuangan perusahaan maupun melalui perhitungan berdasarkan
informasi laporan laba rugi dan neraca perusahaan yang bersangkutan. Berikut akan disajikan hasil pengumpulan dan perhitungan Earning Per
Share EPS dari saham perusahaan yang diteliti :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Earning per Share EPS
TAHUN EPS Rupiah
BTEL ISAT
TLKM 2006
TW I 0,004
71,46 171,65
TW II 0,79
102 288,71
TW III 2,83
172 458,12
TW IV 3,94
258,82 76,02
2007 TW I
0,86 89,05
152,03 TW II
2,27 155,53
331,49 TW III
6,03 265,95
491,64 TW IV
0,86 375,79
40,02
2008 TW I
1,35 112,97
161,5 TW II
2,57 194,3
317,83 TW III
4,72 271,1
451,08 TW IV
1,35 345,7
28,65
Sumber : www.yahoofinance.com
, data diolah. Saham-saham yang memiliki nilai EPS yang tinggi pastinya memiliki
pengaruh positif dalam pembentukan harga pada saham tersebut. Hal ini dikarenakan terdapat hubungan yang positif antara EPS dengan harga saham.
Saham BTEL dapat membukukan nilai EPS tertinggi pada TW III tahun 2007, yakni dengan nilai EPS sebesar Rp 6,03. Namun, saham BTEL juga pernah
membukukan nilai EPS yang sangat rendah, yakni sebesar Rp 0,004 pada TW I tahun 2006.
Saham ISAT dapat membukukan nilai EPS tertinggi pada TW IV tahun 2007, yakni dengan nilai EPS sebesar Rp 375,79. Namun, saham ISAT juga
Universitas Sumatera Utara
pernah membukukan nilai EPS yang terendah, yakni sebesar Rp 102,- pada TW II tahun 2006.
Saham TLKM dapat membukukan nilai EPS tertinggi pada TW III tahun 2007, yakni dengan nilai EPS sebesar Rp 491,64. Namun, saham BTEL juga
pernah membukukan nilai EPS yang terendah, yakni sebesar Rp 28,65 pada TW IV tahun 2008.
4.6 Perkembangan Return on Equity ROE