Saham Industri Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia Perubahan Harga Saham Industri Telekomunikasi Yang Terdaftar Di

memberikan peluang bagi perusahaan ke pasar modal. Dengan adanya penggabungan ini, biaya pencatatan menjadi lebih murah, karena hanya mencatatkan saham secara single listing, sudah terakreditasi pada BEI. Sementara itu bagi anggota bursa, dengan menjadi anggota bursa atau pemegang saham BEI, akan langsung menembus pasar. Bagi investor penggabungan ini menjadikan makin banyaknya pilihan investasi, karena tidak ada lagi pembedaan pasar BES dan BEJ, karena produk investasi ditawarkan dalam satu atap yaitu Bursa Efek Indonesia BEI.

4.2 Saham Industri Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan klasifikasi Jakarta Stock Exchange Sectoral Industry Classification JASICA saham industri terdiri atas 9 divisi yaitu Pertanian; Pertambangan; Industri Dasar dan Kimia; Aneka Industri; Konstruksi, Properti dan Real Estat; Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi; Keuangan; Perdagangan dan Jasa. Saham industri ini kemudian di kelompokkan kembali dalam suatu indeks yang memiliki kriteria tertentu seperti indeks LQ45. Indeks LQ45 ini terdiri atas 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria dan mempunyai kapitalisasi yang besar. Adapun kriteria dari Indeks ini adalah : a. Masuk dalam top 60 dari total transaksi saham di pasar reguler rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir. b. Masuk dalam ranking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir. c. Telah tercatat di BEI sekurang-kurangnya 3 bulan. Universitas Sumatera Utara d. Memiliki kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah transaksi yang baik di pasar. Dari 45 saham industri yang tergolong dalam Indeks LQ45 ini yang memenuhi kriteria sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 3 saham telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Indeks LQ45 selama periode 2006-2008, yakni waktu penelitian sebanyak 12 triwulan. Adapun 3 saham yang terpilih menjadi sampel dalam dalam penelitian ini, seperti yang terlihat pada tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1 Tiga Saham Industri Telekomunikasi No Kode Saham Nama Emiten 1 BTEL Bakrie Telecom Tbk 2 ISAT Indosat Tbk 3 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk Sumber : Publikasi Bursa Efek Indonesia, 2006-2008

4.3 Perubahan Harga Saham Industri Telekomunikasi Yang Terdaftar Di

Indeks LQ45 Dalam penelitian ini, saham industri telekomunikasi yang terdaftar di Indeks LQ45 yang diteliti adalah saham Indosat Tbk , saham Bakrie Telecom Tbk , saham Telekomunikasi Indonesia Tbk. Harga saham akan mengalami perubahan setiap harinya yang dapat saja berupa peningkatan maupun penurunan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Harga Saham BTEL, ISAT, dan TLKM Tahun 2006 – 2008 bbkjb Sumber : www.yahoofinance.com , 2009 Sumber : www.yahoofinance.com , 2010 Dari tabel 4.2 , dapat dilihat bahwa harga saham pada masing-masing emiten mengalami fluktuasi yang wajar dalam 3 tahun penelitian 2006-2008. Pada saham BTEL, terlihat harga saham yang terus meningkat dari triwulan I pada tahun 2006 hingga triwulan II pada tahun 2007, yakni telah meningkat sebesar 61 selama 24 bulan. Kemudian, terjadi penurunan yang cukup drastis pada tahun 2008 TW IV, yakni menjadi Rp 51,- atau menurun sebesar 79,6 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Tahun HARGA Rupiah BTEL ISAT TLKM 2006 TW I 160 5.150 6.900 TW II 175 4.275 7.350 TW III 180 5.150 8.450 TW IV 245 6.750 10.100 2007 TW I 290 6.250 9.850 TW II 410 6.500 9.850 TW III 400 7.700 11.000 TW IV 420 8.650 10.150 2008 TW I 340 7.100 9.650 TW II 265 6.750 7.300 TW III 250 6.100 7.150 TW IV 51 5.750 6.900 Universitas Sumatera Utara Pada saham ISAT, terjadi fluktuasi harga saham pada tahun 2006 TW I sampai tahun 2007 TW II. Dimana, terjadi kenaikan harga saham yang cukup besar pada TW IV tahun 2006, yakni sebesar 30 dibandingkan TW III. Hal ini berarti, terjadi sentimen positif di pasar saham untuk pembelian saham ISAT. Akan tetapi, pada tahun 2008 TW I – TW IV terjadi penurunan harga saham setiap triwulannya. Pada saham TLKM, terjadi kecenderungan harga yang terus menaik selama tahun 2006. Dimana, pasar memberikan respon positif terhadap perkembangan perusahaan milik negara ini. Pada TW III tahun 2007, ISAT berhasil membukukan harga sahamnya pada level yang tinggi, yakni 59,42 dibandingkan dengan TW I tahun 2006. Namun, hal tersebut hanya sesaat karena pada TW IV tahun 2007 sampai dengan TW IV tahun 2008, ISAT terus mengalami penurunan harga yang membuat harga saham TLKM kembali ke level Rp 6900,- .

4.4 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan