Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Fundamental analysis involves working to analyze a firm’s financial statements, its competitors, the condition of the economy, governmental actions that may affect the firm, and other fundamental facts that may affect the future value of the firm’s common stock. Fundamental analysts largely ignore the unpredictable short-run swings that constantly alter the stock market’s current price. Fundamental analysts work to find new information before other investors so they can get into a position to profit from price changes they anticipate Francis, 1988:603. Untuk memprediksi harga saham, investor harus mengerti dimana saham diperdagangkan, sifat saham, potensi hasil, resiko, dan kondisi pasar. Paling tidak investor mengenali analisis harga saham, yakni analisis untuk memprediksi nilai intrinsik suatu perusahaan. Nilai intrinsik merupakan present value dari arus kas yang diharapkan. Habib:109.

2.7 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Karena saham yang menjadi objek penelitian bergantung kepada penawaran dan permintaan pasar, maka tentunya ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi harga saham tersebut. Menurut Habib 2008, hal 127 : Nilai saham dipengaruhi oleh : 1. Besarnya Earning per Share dari perusahaan, semakin besar EPS maka semakin tinggi nilai pasar saham. 2. Persentase laba ditahan, semakin tinggi retention rate maka nilai pasar saham akan menurun. Universitas Sumatera Utara 3. Tingkat selisih antara laba yang digunakan untuk investasi baru dengan tingkat return yang diharapkan investor, hal ini dikarenakan adanya perbedaan antara kekayaan versi manajemen dan kekayaan versi pemegang saham. Bagi pemegang saham kekayaan timbul karena ROE lebih besar dari tingkat return yang diinginkan investor. Menurut Tambunan 2008:223: Pendekatan penilaian saham biasa dibedakan atas dua tehnik yaitu Discounted Cash Flow Techniques dan Relative Valuation Techniques: • Discounted Cash Flow Techniques Penilaian saham diestimasi berdasarkan present value dari arus kas termasuk dividen, arus kas dari operasional arus kas yang bukan dari kegiatan operasi. Model-model Discounted Cash Flow Techniques adalah sebagai berikut : • Present Value of Dividen Dividend Discount Model Pada metode ini arus kas kepada investor adalah dividen, dimana saham merupakan investasi jangka panjang. Formula penilaiannya adalah sebagai berikut : n n j k D k D k D k D V 1 ... 1 1 1 3 3 2 2 1 + + + + + + + + = t t N t k D Vj 1 1 + = ∑ = Karena tingkat pertumbuhan sangat sulit dipertahankan oleh perusahaan maka diasumsikan tingkat pertumbuhan perusahaan konstan maka formula dapat disederhanakan menjadi : Universitas Sumatera Utara g K D Vj − = 1 1 1 g D D + = Dimana : Vj = Nilai saham biasa Dt = Dividen periode t k = Required rate of return dari saham Kelemahan dari metode ini dalam penilaian saham perusahaan adalah karena perusahaan umumnya tidak membagikan dividen di saat tingkat pertumbuhan perusahaan yang tinggi atau dividen perusahaan hanya sebagian kecil dari bagian laba perusahaan. • Present Value of Operating Free Cash Flow Pada model penilaian dilakukan terhadap nilai total dari perusahaan dengan menilai operating free cash flow dari perusahaan dengan menggunakan weighted average cost of capital sebagai discount rate. Formula untuk model ini adalah : t t n t WACC OFCF Vj 1 1 + = ∑ = Dimana : Vj = Nilai dari perusahaan n = Jumlah periode OFCFt = Operating Free cash flow dari perusahaan WACC = Weighted average cost capital Universitas Sumatera Utara Dengan tingkat pertumbuhan konstan formula dapat disederhanakan menjadi : gOFCF WACC OFCF Vj t − = 1 1 1 gOFCF OFCF OFCF + = Dimana : gOFCF = Pertumbuhan kostan jangka panjang dari operating cash flow WACC = biaya rata-rata modal tertimbang menghitung biaya modal sesuai dengan bobotnya dalam komponen modal. Formula WACC adalah c c p p d d xK W xK W xK W WACC + + = Dimana: Wd = proporsi hutang jangka panjang dalam stuktur modal Wp = proporsi saham preferen dalam struktur modal Wc = proporsi saham biasa dalam struktur modal Kd = biaya hutang setelah pajak Kp = biaya saham preferen Kc = biaya saham biasa • Present Value of Free Cash Flow to Equity Metode ini adalah pengembangan metode kedua, dimana cash flow yang dijadikan dasar perhitungan nilai saham adalah operating cashflow setelah disesuaikan dengan pembayaran hutang baik bunga maupun pokoknya, dengan cost of equity sebagai discount rate. Universitas Sumatera Utara Formula untuk metode ini adalah : t j t n t j k FCFE V 1 1 + = ∑ = Dimana : Kj = Biaya modal FCFEt = Arus kas ekuitas dalam masa t • Relative Valuation Techniques Penilaian saham diestimasi berdasarkan variable-variable yang dianggap mempengaruhi nilai saham tersebut seperti laba, arus kas, nilai buku saham atau penjualan. Model-model Relative Valuation Techiques adalah sebagai berikut :  Earnings Multiplier Model membandingkan antara tingkat harga dengan earning dari saham tersebut. Investor lebih banyak melakukan penilaian saham dengan menggunakan metode ini karena model ini menilai nilai sekarang dari pendapatan yang akan datang. Rasio ini sering juga disebut Price Earning Ratio PER, menurut Habib 2008, hal 122 : Rumus PER adalah : ngs MonthEarni Expected ice ket CurrentMar PER − = 12 Pr PER dipengaruhi oleh : 1. Expected dividend payout ratio rasio dividen terhadap laba, semakin- tinggi dividend payout ratio semakin tinggi PER. Universitas Sumatera Utara 2. Estimated required rate of return dari saham, semakin tinggi RRR semakin rendah PER. 3. Expected growth rate dari dividen saham, semakin tinggi growth semakin tinggi PER. Menurut Tambunan 2008 : Rumus PER adalah : EPS ice Market PER Pr =  Market to Book Ratio MBR, digunakan untuk menilai seberapa jauh perusahaan dihargai oleh pasar atau masyarakat investor. Market to Book Ratio adalah rasio yang membandingkan antara harga pasar rata-rata dengan nilai buku. Formula model ini adalah : aham NilaiBukuS rata mRata aPasarSaha H MBR − = arg mBeredar JumlahSaha tas JumlahEkui aham NilaiBukuS = Dalam hal ini, peneliti akan menggunakan beberapa variabel untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu: 1. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG 2. Earning Per Share EPS 3. Return on Equity ROE. Universitas Sumatera Utara

2.7.1 Indeks Harga Saham Gabungan

Indeks Harga saham merupakan cermin dari fluktuasi harga saham. Oleh karena itu, jika harga saham di pasar berubah maka indeks harga saham juga berubah. Selain itu, perubahan indeks ini dapat juga disebabkan oleh perubahan total nilai dasar saham seperti: penambahan modal saham perusahaan melalui right issue, waran dan convertible bonds. Kegunaan dari indeks ini adalah untuk tujuan analisis dan menghindari dampak negatif dari penggunaan harga saham dalam rupiah. Jenis indeks ini dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu : Indeks Harga Saham Individu, Indeks Harga Saham Parsial, Indeks Harga Saham Gabungan. Indeks Harga Saham Individu merupakan indeks dari masing-masing saham terhadap harga dasarnya. Indeks ini tidak mengukur harga dari suatu saham perusahaan tertentu apakah mengalami perubahan kenaikan atau penurunan. Setiap pihak dapat menciptakan indeks harga saham yang terdiri dari beberapa jenis saham untuk kepentingan sendiri indeks ini merupakan Indeks Harga Saham Parsial. Apabila indeks harga saham parsial tersebut ternyata baik digunakan sebagai pedoman oleh investor, maka indeks tersebut akan laris diperdagangkan Samsul, 2006:184. Indeks harga saham gabungan IHSG menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek. Indeks ini melibatkan seluruh harga saham yang terdaftar di lantai bursa dan paling banyak digunakan sebagai acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar modal. IHSG dapat digunakan untuk menilai situasi pasar secara umum apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan. Universitas Sumatera Utara Naiknya IHSG tidak berarti seluruh jenis saham mengalami kenaikan harga, tetapi hanya sebagian yang mengalami kenaikan sementara sebagian lagi mengalami penurunan. Demikian juga, turunnya IHSG dapat diartikan bahwa sebagian saham mengalami penurunan dan sebagian lagi mengalami kenaikan. Jika suatu jenis saham naik harganya dan IHSG juga naik, maka berarti saham tersebut mempunyai korelasi positif dengan IHSG. Jika suatu saham naik harganya tetapi IHSG turun, maka berarti saham tersebut berkorelasi negatif dengan IHSG Samsul, 2006:186. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham mengalami kenaikan. Sebaliknya jika IHSG mengalami penurunan maka kecenderungan harga saham juga akan mengalami penurunan. Hal ini menggambarkan bahwa return-return dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahan-perubahan nilai pasar Jogiyanto, 2000:203. IHSG merupakan salah satu indeks yang merangkum perkembangan harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia BEI. IHSG juga dapat dibaca sebagai gambaran ekonomi nasional Indonesia. Jika IHSG menunjukkan peningkatan menjelaskan bahwa keadaan ekonomi nasional sedang dalam siklus membaik dan sebaliknya jika IHSG menurun menjelaskan bahwa keadaan ekonomi nasional Indonesia sedang mengalami kesulitan. Bursa Efek Indonesia BEI juga mengelompokkan saham perusahaan- perusahaan yang terdaftar di BEI dan memiliki kinerja serta likuiditas yang tinggi dalam suatu indeks. Adapun indeks tersebut antara lain : Universitas Sumatera Utara 1. Indeks ini terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut. Untuk masuk dalam pemilihan tersebut, sebuah saham harus memenuhi kriteria sebagai berikut : Indeks LQ 45 a. Masuk dalam top 60 dari total transaksi saham di pasar reguler rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir. b. Masuk dalam ranking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir. c. Telah tercatat di BEI sekurang-kurangnya 3 bulan. d. Memiliki kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah transaksi yang baik di pasar. Evaluasi indeks dan pergantian saham yang dilakukan dalam menentukan saham yang masuk Indeks LQ45 pada periode tertentu. Hal ini dilakukan dengan cara : a. Bursa Efek Indonesia BEI secara terus-menerus memantau perkembangan komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45, setiap 3 bulan, pergerakan rangking saham di-review. Pergantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu setiap awal bulan Februari dan Agustus. b. Bila terdapat satu saham yang tidak memenuhi kriteria, saham tersebut akan dikeluarkan dari perhitungan indeks dan digantikan dengan saham yang memenuhi kriteria. Universitas Sumatera Utara c. Saham-saham yang masuk dalam kriteria rangking 1-35 dikalkulasikan dengan cepat dalam perhitungan indeks. Sedangkan saham yang masuk pada rangking 36-45 tidak perlu dimasukkan dalam perhitungan indeks. Untuk menjamin kewajaran dalam seleksi saham, BEI memiliki sebuah Komite Penasehat yang terdiri dari para ahli di bidang pasar modal yaitu para praktisi, akademisi, profesional independen di bidang pasar modal. Indeks LQ45 dihitung mundur hingga tanggal 13 Juli 1994 sebagai hari dasar, dengan nilai dasar 100. Untuk seleksi awal digunakan data pasar Juli 1993- Juni 1994. Hasilnya, ke-45 saham tersebut meliputi 72 total market kapitalisasi pasar dan 72,5 nilai transaksi di pasar reguler. 2. Indeks ini merupakan Indeks Harga Saham hasil kerjasama Bursa Efek Indonesia dengan harian KOMPAS. Indeks ini meliputi 100 saham dengan proses penentuan sebagai berikut : Indeks KOMPAS100 a. Telah tercatat di BEJ minimal 3 bulan. b. Saham tersebut masuk dalam perhitungan IHSG Indeks Harga Saham Gabungan. c. Berdasarkan pertimbangan faktor fundamental perusahaan dan pola perdagangan di bursa, BEI dapat menetapkan untuk mengeluarkan saham tersebut dalam proses perhitungan indeks harga 100 saham. d. Masuk dalam 150 saham dengan nilai transaksi dan frekwensi transaksi serta kapitalisasi pasar terbesar di Pasar Reguler, selama 12 bulan terakhir. Universitas Sumatera Utara e. Dari sebanyak 150 saham tersebut, kemudian diperkecil jumlahnya menjadi 60 saham dengan mempertimbangkan nilai transaksi terbesar. f. Dari sebanyak 90 saham yang tersisa, kemudian dipilih sebanyak 40 saham dengan mempertimbangkan kinerja; hari transaksi dan frekwensi transaksi serta nilai kapitalisasi pasar di pasar. Kemudian daftar 100 saham diperoleh dengan menambahkan daftar saham dari hasil perhitungan butir e ditambah dengan daftar saham hasil perhitungan butir f. 3. Dalam rangka mengakomodir investor yang tertarik berinvestasi, maka Bursa Efek Jakrta BEJ dan Danareksa Investment Management DIM meluncurkan sebuah indeks yang didasarkan pada syariah islam, dikenal dengan nama Jakarta Islamic Index JII. Jakarta Islamic Index JII JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000. Indeks ini dihitung mundur hingga tanggal 1 Januari 1995 sebagai hari dasar dengan nilai dasar 100. JII terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan syariah Islam. Dewan Pengawas Syariah PT. DIM terlibat dalam menetapkan kriteria saham-saham yang masuk dalam JII. Berdasarkan arahan Dewan Pengawas Syariah PT. DIM, jenis kegiatan utama emiten yang bertentangan dengan Syariah adalah: 1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. 2. Usaha lembaga keuangan kovensional ribawi termasuk perbankan dan asuransi Konvensional. 3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram. Universitas Sumatera Utara 4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan atau menyediakan barang- barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan indeks JII dilakukan dengan urutan sebagai berikut: a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan kecuali masuk dalam 10 kapitalisasi besar. b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahunan terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90. c. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata- rata kapitalisasi pasar market capitalization terbesar selama satu tahun terakhir. d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir. 4. Pada tanggal 13 Juli 2000, BEJ meluncurkan peraturan baru di bidang pencatatan : Sistem Pencatatan 2 Papan. Sistem ini diimplementasikan untuk mendorong bursa Indonesia dan juga untuk memulihkan kepercayaan publik kepada bursa melalui penyusunan pengelolaan perusahaan yang baik Good Corporate Governance. Adapun kasifikasi papan pencatatan terdiri dari : Indeks Papan Utama Main Board Index dan Indeks Papan Pengembangan Development Board Index 1. Papan utama untuk perusahaan besar dengan track record yang baik. Universitas Sumatera Utara 2. Papan Pengembangan, untuk mengakomodasi perusahaan-perusahaan yang belum bisa memenuhi persyaratan Papan Utama, tetapi masuk pada ketegori perusahaan berprospek. Disamping itu, papan pengembangan diperuntukkan bagi perusahaan yang mengalami restrukturisasi atau pemulihan performa Situmorang, 2008:140-144.

2.7.2 Analisis Perusahaan

Analisis perusahaan merupakan analisis yang terkait dengan variabel- variabel yang mempengaruhi nilai intrinsik saham. Variabel yang utama digunakan dalam analisis ini adalah Earning per share EPS, Price Earning Ratio PE. Ada tiga alasan yang mendasari penggunaan dua komponen tersebut. Pertama, karena pada dasarnya kedua komponen tersebut tidak dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik suatu saham sehingga akan berguna untuk menentukan keputusan membeli atau menjual saham. Kedua, dividen yang dibayarkan pada dasarnya dibayarkan dari earning. Ketiga

2.7.2.1 Return on Equity ROE

, adanya hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga saham. Return on Equity ROE digunakan untuk mengukur rate of return tingkat imbal hasil ekuitas. Para analisis sekuritas dan pemegang saham umumnya sangat memerhatikan rasio ini. Semakin tinggi return yang dihasilkan sebuah perusahaan, akan semakin tinggi harga sahamnya. ROE dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Return on Equiry ROE = y TotalEquit NetIncome Universitas Sumatera Utara Rasio ini merupakan salah satu cara untuk memperkirakan tingkat profitabilitas dan rate of return dari sebuah perusahaan.

2.7.2.2 Earning per share EPS

Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah Earning per share EPS yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. EPS juga merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan dimana informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Semakin tinggi nilai EPS suatu perusahaan maka semakin tinggi pula harga saham perusahaan tersebut begitu juga dengan pendapatan return dari perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, para calon investor sangat tertarik pada saham-saham perusahaan yang memiliki nilai EPS yang tinggi. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS perusahaan yang bersangkutan dapat kita hitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut : EPS = Universitas Sumatera Utara Selain rumus diatas, nilai Earning Per Share EPS juga dihitung dengan rumus berikut ini : EPS = Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian Juventus 2008

Judul penelitian, “Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage terhadap Harga Saham Perbankan di BEJ”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ROA, ROE, DER, dan DAR; sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh positif terhadap harga saham secara simultan. Secara parsial, hanya variabel ROE dan DAR yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

2. Penelitian Satria 2008

Judul penelitian, “Pengaruh Rasio Keuangan Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, dan Pasar terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di BEI”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah CR, DAR, TATO, ITO, ROE, NPM, dan PER; sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh terhadap harga saham secara simultan. Secara Universitas Sumatera Utara parsial, hanya variabel CR, NPM, dan ROE yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

3. Taranika 2009

Judul penelitian, “Pengaruh Dividend per Share DPS dan Earning per Share EPS terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public di BEI ”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel Dividend per Share DPS dan Earning per Share EPS, sedangkan variabel dependen adalah harga saham. Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa variabel DPS dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

2.3 Kerangka Konseptual