Kerangka Teori Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.

dipandang sebagai sebuah representasi realitas sosial, politik dan ideologi yang tumbuh dalam masyarakat pada zamannya. 4. Scott McCloud 2001: 149 mendefinisikan komik sebagai gambar yang menyampaikan informasi yang menghasilkan respon yang esterik pada para penikmatnya. Komik juga merupakan imaji-imaji yang berderet, kemudian berdamping dalam suatu urutan sekuen, dengan tujuan menyampaikan informasi serta menghasilkan respon artistik bagi yang membaca. 5. Roger Sabin dalam Adhi Sejarah Komik dan Manga. http:komi kami.blogspot.com... salah seorang peneliti komik mengatakan, bahwa komik merupakan istilah kisah bergambar yang dicetak. 6. Malte Dahrendorf dalam Mustaqim http:...mari-membaca-komik..., menjabarkan komik sebagai benda yang berupa gambar yang secara masal merupakan kisah bertekanan gerak dan tindakan yang diceritakan dalam gambar yang diurutkan dengan daftar dan jenis yang khas. 7. Mochtar lubis dalam Mustaqim http:...mari-membaca-komik..., salah seorang sastrawan indonesia mengatakan komik sebagai salah satu alat komunikasi massa yang memberi pendidikan untuk semua kalangan usia. Kesemua pendapat para ahli tentang komik yang mereka jabarkan dengan kata yang berbeda itu, dinilai sejalan dan saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya.

1.4.2. Kerangka Teori

Sebagai rancangan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, kerangka teori merupakan salah satu unsur dalam prosedur penelitian Universitas Sumatera Utara yang tak kalah pentingnya dengan hal yang menjadi fokus dalam suatu penelitian. Dalam hal ini semua teori-teori yang akan ditampilkan mengacu kepada objek yang dibahas ataupun dijelaskan secara terperinci. Dimana penjelasan tersebut dapat dijadikan sebagai landasan pemikiran dan titik acuan dalam suatu penelitian. Penelitian ini mengambil manga yang adalah harmoni antara apa yang terlihat panel dan yang tidak terlihat ruang antarpanel gutter, dimana dengan imajinasi pembaca membantu gambar diam menjadi hidup ini sebagai objeknya. Seperti yang telah disebutkan pada penjelasan sebelumnya manga adalah salah satu genre karya sastra. Karya sastra itu dihubungkan dengan pembaca karya sastra itu sendiri. Maka dalam hal ini teori sastra atau pendekatan sastra yang digunakan adalah pendekatan pragmatis. Ratna 2004: 69 dalam bukunya yang berjudul ‘Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra’, mengatakan bahwa pendekatan ini menjadikan pembaca sebagai pusat perhatiannya. Pembaca menjadi subjek dan karya sastra menjadi objeknya. Pendekatan ini didukung oleh pendapat Mukarovsky dalam Ratna 2004: 71, yang mengatakan bahwa stagnasi strukturalisme memerlukan indikator lain yaitu pembaca, sebagai pemicu proses estetis. Pendekatan pragmatis digunakan dalam penelitian yang mempertimbang kan implikasi pembaca melalui berbagai kompetensinya. Lebih jelasnya lagi melalui pendekatan ini dapat diketahui bagaimana tanggapan masyarakat tertentu terhadap suatu karya sastra. Masyarakat tertentu yang dimaksud adalah siswa SMA Negeri 2, Medan. Pada umumnya siswa SMA usianya berkisar 15 – 18 tahun. Usia ini termasuk dalam golongan kelompok usia remaja. Masa remaja ini merupakan suatu periode peralihan dari anak menjadi dewasa dalam kehidupan manusia. Hal ini dipenuhi Universitas Sumatera Utara dengan ketidakpastian. Sesuai dengan apa yang tertulis dalam buku psikologi perkembangan karangan Prof. Dr. F. J. Monks dkk, dimana di situ dikatakan bahwa remaja tidak mempunyai tempat yang jelas. Dalam buku ini juga remaja dibagi dalam tiga fase perkembangan, yaitu: 1. Kelompok usia 12 – 15 tahun., yang dikatakan sebagai masa remaja awal. 2. Kelompok usia 15 – 18 tahun., yang dikatakan sebagai masa remaja tengah. 3. Kelompok usia 18 – 21 tahun., yang dikatakan sebagai masa remaja akhir. Dari batasan usia yang telah ditetapkan di atas, dapat diketahui bahwa siswa SMA berada dalam kelompok kedua, yaitu kelompok remaja tengah. Lalu yang menghubungkan manga sebagai suatu karya sastra dengan masyarakat pembacanya siswa SMA Negeri 2 Medan adalah minat. Ada beberapa teori yang diberikan oleh para ahli terhadap minat. Dari beberapa teori itu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teori minat menurut Asher, Tiffin, dan Knight dalam Bintang Bangsaku http:bawana.wordpress.com 20080424minat. Mereka mengartikan minat sebagai sikap atau kondisi psikologis yang ditandai dengan pemusataan perhatian terhadap masalah-masalah atau aktivitas tertentu atau sebagai kecenderungan untuk memahami suatu pengalaman dan akan selalu diulang. Lebih lanjut minat juga diartikan sebagai suatu perasaan senang yang dihasilkan dari adanya perhatian khusus terhadap sesuatu atau aktivitas tertentu. Masih dari sumber yang sama, hal ini senada dengan pendapat Lukas dan Britt, dimana minat bukan sekedar suatu proses mekanik dari perhatian karena di dalamnya tercakup masalah peresaan feeling. Universitas Sumatera Utara Beberapa teori yang telah dijabarkan di atas dinilai dapat digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian ‘Analisis Minat Siswa SMA Negeri 2, Medan Terhadap Manga’. 1.5. Tujuan dan Manfaat 1.5.1.