Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Jepang merupakan salah satu negara yang kemajuan teknologinya cukup memukau, dan sangat jitu meniru serta memanfaatkan peluang produk-produk industri. Di antaranya; industri motor, komputer, mobil, dan lain-lain. Tidak berhenti sampai di situ, Jepang juga merambah dunia sastra. Lebih tepatnya lagi, komik. Marcell Boneff 2002: 27, mengatakan bahwa komik sangat erat hubungannya dengan budaya suatu bangsa. Lebih lanjut dia menjabarkan Komik sebagai alat komunikasi massa yang menggabungkan khayalan dan pandangan tentang kehidupan nyata yang dianggap sesuai dengan masyarakat luas. Dan sastra adalah pembayangan atau pelukisan kehidupan dan pemikiran imajinatif ke dalam bentuk-bentuk dan struktur-struktur bahasa Tarigan, 1995: 3. Dengan begitu komik merupakan salah satu genre sastra, dan komik juga termasuk ke dalam genre sastra populer. Komik buatan Jepang ini dikenal dengan sebutan manga. Manga merupakan salah satu sumber kekayaan yang cukup berpengaruh bagi perekonomian Jepang. Manga tidak sekedar komik yang asal jadi. Gambar yang disajikan di dalamnya cukup beragam dan mampu menarik perhatian banyak orang. Melalui proses perjalanan sejarahnya yang cukup panjang, komik buatan Jepang ini telah menemukan jati dirinya dengan kekhasannya yang telah diakui oleh banyak orang sebagai sesuatu milik Jepang. Manga sekarang ini menjadi primadona untuk bacaan anak-anak dan remaja, khususnya di Asia. Universitas Sumatera Utara Manga 漫画 yang telah berkembang sedemikian rupa itu, terdiri dari dua kanji yaitu, 漫 man dan 画 ga. Dilihat dari Kamus Kanji Modern Nelson: 2002, 漫 man diartikan sebagai ‘suatu hal yang lucu’, dan 画 ga artinya ‘gambar’. Ketika digabung, manga diartikan sebagai suatu gambar yang lucu. Dari pemahaman itu komik dipilih sebagai padanan kata manga dalam Bahasa Indonesia. Melalui manga, dunia buku cerita anak di Jepang terus berkembang. Sejalan dengan jumlah anak-anak di Jepang yang cukup tinggi, mempengaruhi jumlah permintaan akan buku, lalu berlanjut ke industri penerbitan seperti yang disampaikan Tadai Matsui, seorang Presiden International Institute For Children’s Leteratur, Osaka. Pengaruh manga telah menyebar di Asia Timur dan ke tenggara, dari China hingga ke Indonesia. Penjualan pertahunnya mencapai ratusan juta dolar. Sekarang, magga telah menjadi salah satu kiblat komik dunia. Layaknya artis yang keeksistensiannya di dunia entertainment sering tidak terlepas dari para penggemarnya, begitu juga dengan perkembangan manga yang telah menyebar luas ke hampir seluruh plosok bumi ini, juga tak terlepas dari para pecintanya, khususnya para pecinta komik di Jepang. Kemunculan manga di Jepang ini, disambut baik oleh masyarakatnya. Terbukti dari antusiasme masyarakat Jepang terhadap manga itu sendiri yang telah melahirkan beberapa bentuk lain sebagai tanda apresiasi kecintaan mereka terhadapa manga. Salah satu wujud nyata tanda cinta itu adalah lahirnya genre manga, doujinshi. Manga doujinshi adalah sebutan untuk manga yang dibuat oleh para fans manga. Universitas Sumatera Utara Di awal tahun 1990-an Indonesia dibanjiri oleh manga. Hingga sekarang, dunia anak-anak dan remaja Indonesia banyak menganal manga. Hal ini terlihat jelas dari data hasil survei komik yang dilakukan oleh litbang Kompas Atyas, http:forum.kafegaul.comarchiveindex.phpt-67338.html. Dari situ dihasilkan data yang mengindikasikan sebagian besar peminat manga adalah mereka yang berusia kurang dari 25 tahun. Dalam data ini juga manga dibagi menjadi 6 jenis, yaitu; humor, petualangan, humor sejarah, misteri, ditektif, silat superhero, dan romantisme. Di beberapa toko buku terkemuka di Indonesia, manga mendominasi. Bahkan manga mengalahkan komik terjemahan lainnya, termasuk yang berasal dari Indonesia sendiri. Komposisi penjualan komik menurut Ramadhan kepala seksi buku di salah satu toko buku, mencakup 90 manga dan sisanya komik anak negeri. Sekitar 1200 – 3200 manga terjual setiap bulannya. Bila dipersenkan, total komik yang terjual hampir 80 dari jumlah keseluruhannya adalah manga. Setiap bulannya pihak MC memproduksi sekitar 420.000 eksemplar manga. Dari data tersebut, menandakan tingginya minat anak Indonesia terhadap manga. Kegemaran anak Indonesia akan manga ini terus berkembang, hingga sekarang muncul istilah Japanese Maniak yang melanda anak Indonesia itu sendiri. Kini manga dihayati oleh anak Indonesia sebagai bagian dari Indonesia. Bahkan, beberapa orang dari mereka tidak menyebut komik buatan Jepang dengan sebutan komik lagi. Mereka menyebutnya dengan manga, untuk membedakannya dengan komik terjemahan lainnya. Para pecinta manga dengan jumlah komunitas yang tidak sedikit telah menyebar di Jakarta, Surabaya, Medan, Lampung, Bandung, Yogyakarta dan Universitas Sumatera Utara kota-kota lainnya. Budaya Jepang terus berlanjut melanda para remaja Indonesia hingga saat ini. Di beberapa sekolah tingat menengah atas di Indonesia sudah pernah ada yang menyelenggarakan pekan budaya Jepang. Salah satunya SMA Negeri 2 Medan. Lebih jelasnya, penelitian ini adalah “Analisis Minat Siswa SMAN 2 Medan Terhadapa komik Jepang Manga”. SMA Negeri 2, Medan adalah salah satu SMA di bawah naungan pemerintah yang ada di kota Medan. Siswa yang diterima di SMA Negeri pada umumnya merupakan anak dari warga yang berkebangsaan Indonesia asli. Kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya, terutama lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga. Maka dari itu, dapat dipastikan pola berpikir sudut pandang siswa SMA Negeri 2 masih sangat dipengaruhi oleh budaya Indonesia asli. Penelitian ini mencoba mengaitkan suatu karya sastra dengan salah satu unsur di luar karya sastra. Unsur yang dimaksud adalah pembaca.

1.2. Perumusan Masalah