Analisis Minat Siswa SMA Negeri 2 Medan Terhadap Komik Jepang (Manga) = Manga Ni Taishite SMA Negeri 2 Medan No Gakusei No Kyoumi No Bunseki

(1)

ANALISIS MINAT SISWA SMA NEGERI 2 MEDAN TERHADAP KOMIK JEPANG (MANGA)

MANGA NI TAISHITE SMA NEGERI 2 MEDAN NO GAKUSEI NO KYOUMI NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana

Bidang Ilmu Sastra Jepang Oleh:

Santy Theresia. Ambarita NIM : 040708040

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI S-1 SASTRA JEPANG MEDAN


(2)

ANALISIS MINAT SISWA SMA NEGERI 2 MEDAN TERHADAP KOMIK JEPANG (MANGA)

MANGA NI TAISHITE SMA NEGERI 2 MEDAN NO GAKUSEI NO KYOUMI NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana

Bidang Ilmu Sastra Jepang Oleh:

Santy Theresia. Ambarita NIM : 040708040

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Amin. S Drs. Nandi S. NIP:131945676 NIP: 131763366

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI S-1 SASTRA JEPANG

MEDAN


(3)

Disetujui oleh:

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Departemen S-1 Sastra Jepang Departemen Studi

Prof. Drs. Hamzon Situmorang, M.S,Ph.D

NIP.131422712

Medan, 8 Desember 2008


(4)

PENGESAHAN Diterima oleh,

Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu Ujian Sarjana dalam bidang Ilmu Sastra Jepang pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Pada : Pukul 09:00 WIB Tanggal : 8 Desember 2009

Hari : kamis

Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara Dekan

Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.D NIP.132098531

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. Prof. Drs. Hamzon Situmorang, M.S, Ph.D ( )

2. M. Pujiono, SS, M.Hum ( )


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kasih karunia dan kuasa-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul Analisis Minat Siswa SMA Negeri 2 Medan Terhadap Komik Jepang (Manga) ”Manga Ni Taishite SMA Negeri 2 Medan No Gakusei No Kyoumi No Bunseki” ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar kesarjanaan pada Fakultas Sastra Program Studi Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih, penghargaan, serta penghormatan yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan studi dan skripsi ini, antara lain kepada:

1. Bapak Drs. Syaifuddin M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara.

2 Bapak Prof. Drs. Hamzon Situmorang M.S, Ph.D, selaku Ketua

Departemen S-1 Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara.

3 Bapak Drs. Amin. S, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah

menyediakan waktu di sela-sela kesibukannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Nandi. S, selaku Dosem Pembimbing II, yang telah memberikan arahan serta perhatiannya dalam proses penyusunan skripsi penulis ini.


(6)

5. Dosen Penguji Ujian Skripsi, yang telah menyediakan waktu untuk membaca dan menguji skipsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua Dosen Pengajar Departemen S-1 Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis, sehingga penulis dapat meyelesaikan perkuliahan dengan baik.

6. Ayahanda DM. Ambarita, yang senantiasa memberikan semangat dan nasehat kepada penulis, juga kepada Ibunda H H. Simbolon, yang dengan setia merawat serta mengajarkan nilai-nilai yang baik terutama kepercayaan yang dilimpahkan secara luar biasa kepada penulis.

7. Saudara-saudari penulis kakanda Juliana Ambarita, S.St. D Frida A. Ambarita, Amd. Rita P K. Ambarita, Amd. Togi F A. Ambarita, S.Psi. dan David L H. Ambarita, Amd. Beserta sanak saudara yang lainnya yang mendukung didalam doa – doanya.

8. Teman-teman penulis sesama mahasiswa Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara Stambuk 2004, yang dengan semangat tetap saling menguatkan dalam meyelesaikan studi serta telah membagi begitu banyak hal selama menjalani proses belajar di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

9. Teman - teman dekat penulis yang tergabung dalam Agatha: Prissy, Lola, Mariana, Eva, Sery, Henny dan Lenny, semoga kita tetap dekat rohani dimanapun Tuhan akan menempatkan kita nantinya.

9. Teman dekat penulis lainnya yang juga selalu memberi semangat dan motivasi dalam memberikan masukan dan membantu dalam memberikan data-data yang diperlikan dala penulisan skripsi ini.


(7)

10. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam hidup ini, termasuk juga dalam penulisan skripsi ini. Namun penulis tetap mencari kesempurnaan tersebut dalam suatu nilai pekerjaan yang dilakukan secara maksimal. Maka dengan berangkat dari prinsip itu jugalah, penulis berusaha merampungkan skripsi penulis tersebut.

Medan, Januari 2009 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI………...iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah……….…...1

1.2. Perumusan Masalah……….……...5

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan……….………...7

1.4. Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Teori………...7

1.5. Tujuan Dan Manfaat Penelitian………...11

1.6. Metode Penelitian……….…………...12

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK JEPANG (MANGA)...`19

2.1. Pengertian Manga...19

2.2. Sejarah Singkat Perkembangan Manga...20

2.2.1. Sejarah Singkat Perkembangan Manga secara umum...21

2.2.2. Sejarah Singkat masuknya Manga Ke Indonesia...22

2.3. Jenis-Jenis Manga/ komik...22

2.4. Ciri Khas Manga...38

2.5. Bentuk Apresiasi Manga...39

2.5.1. Bentuk Apresiasi Terhadap Manga Secara Umum...39

2.5.2. Bentuk Apresiasi Terhadap Manga Di Indonesia...40

BAB III ANALISIS MINAT SISWA SMAN 2 MEDAN AKAN MANGA....47

3.1. Pola Minat Siswa SMAN 2, Medan Terhadap Komik Jepang (Manga)...48


(9)

3.3. Alasan Menyukai Manga...54

3.4. Pengaruh Manga Terhadapa Siswa SMAN 2 Medan...55

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...66

4.1. Kesimpulan...66

4.2. Saran...67

ABSTRAK ...68


(10)

ABSTRAK

Manga adalah karya sastra buatan sastrawan Jepang. Manga sudah ada jauh sebelum pecahnya Perang Dunia Kedua. Setelah Perang Dunia II, Manga berkembang dengan sagat cepat di Jepang karena mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat Jepang itu sendiri. Awalnya manga hanya diminati oleh anak-anak saja. Tetapi setelah perkembangannya yang begitu pesat, manga sudah menyajikan thema yang sesuai dinikmati oleh kalangan remaja bahkan orang dewasa sekalipun. Manga telah menyebar luas sampai ke luar negeri Jepang. Manga telah mancapai standar internasional. Bahkan negara-negara maju dibagian belahan bumi barat, seperti di Benua Eropa, ikut terpengaruh oleh manga. Negara yang sedang berkambangpun tidak ketinggalan terikut arus perkembangan manga. Salah satunya Indonesia, telah memiliki jumlah penggemar manga yang cukup besar. Manga telah berkembang dan menyebar luas ke seluruh plosok tanah air. Minat bangsa Indonesia terhadap manga tidak diragukan lagi.

Untuk dapat mengetahui lebih lanjut lagi tentang minat masyarakat Indonesia terhadap manga, dapat kita lihat pada siswa SMA Negeri 2 Medan. Saat ini, manga sangat digemari oleh kaum remaja di Indonesia. Maka siswa SMA Negeri 2 Medan menjadi objek penelitian ini. Mereka sangat menyukai manga, tidak peduli laki-laki atau perempuan. Minat mereka terhadap manga ini tidak hanya sebatas membaca saja, tapi lebih dari itu. Mereka juga rela mengeluarkan biaya untuk kesenangannnya itu. Lebih dari 50% sampel yang terpilih, telah memiliki koleksi manga lebih dari 100 jilid. Mereka lebih menyukai manga dari pada komik yang berasal dari negara lain. Daya tarik manga bagi sisiwa tersebut terletak pada gambar dan ceritanya yang menarik.


(11)

Minat akan manga ini terus berkembang, hingga sekarang siswa SMA Negeri 2 Medan sudah menemukan sosok yang mereka idolakan dalam manga. Seperti, doraemon, naruto dan lain sebagainya. Kebanyakan darui mereka lebih suka membaca manga dengan thema percintaan dan laga. Bahkan untuk mengekspresikan minat mereka yang begitu mendalam terhadap manga itu, banyak di antara mereka telah memiliki barang-barang yang terinspirasi dari manga. Seperti miniatur tokoh, poster, stiker gambar tokoh manga, gantungan kunci dan masih banyak yang lainnya.

Selain itu, mereka juga sudah ada yang gayanya terpengaruh dari karakter tokoh dalam manga. Karena itu, muncullah cosplay, yaitu parade kostum. Cosplay juga telah menjadi trend di kalanngan muda masa kini. Bahkan sekarang ini, cosplay telah diperlombakan. Di antara siswa ini sudah ada yang pernah melihat cosplay baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahkan sudah ada di antara mereka yang pernah mengikuti perlombaan cosplay ini.


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jepang merupakan salah satu negara yang kemajuan teknologinya cukup memukau, dan sangat jitu meniru serta memanfaatkan peluang produk-produk industri. Di antaranya; industri motor, komputer, mobil, dan lain-lain. Tidak berhenti sampai di situ, Jepang juga merambah dunia sastra. Lebih tepatnya lagi, komik. Marcell Boneff (2002: 27), mengatakan bahwa komik sangat erat hubungannya dengan budaya suatu bangsa. Lebih lanjut dia menjabarkan Komik sebagai alat komunikasi massa yang menggabungkan khayalan dan pandangan tentang kehidupan nyata yang dianggap sesuai dengan masyarakat luas. Dan sastra adalah pembayangan atau pelukisan kehidupan dan pemikiran imajinatif ke dalam bentuk-bentuk dan struktur-struktur bahasa (Tarigan, 1995: 3). Dengan begitu komik merupakan salah satu genre sastra, dan komik juga termasuk ke dalam genre sastra populer.

Komik buatan Jepang ini dikenal dengan sebutan manga. Manga merupakan salah satu sumber kekayaan yang cukup berpengaruh bagi perekonomian Jepang. Manga tidak sekedar komik yang asal jadi. Gambar yang disajikan di dalamnya cukup beragam dan mampu menarik perhatian banyak orang. Melalui proses perjalanan sejarahnya yang cukup panjang, komik buatan Jepang ini telah menemukan jati dirinya dengan kekhasannya yang telah diakui oleh banyak orang sebagai sesuatu milik Jepang. Manga sekarang ini menjadi primadona untuk bacaan anak-anak dan remaja, khususnya di Asia.


(13)

Manga (漫画) yang telah berkembang sedemikian rupa itu, terdiri dari dua

kanji yaitu, (man) dan (ga). Dilihat dari Kamus Kanji Modern (Nelson:

2002), 漫 (man) diartikan sebagai ‘suatu hal yang lucu’, dan (ga) artinya

‘gambar’. Ketika digabung, manga diartikan sebagai suatu gambar yang lucu. Dari pemahaman itu komik dipilih sebagai padanan kata manga dalam Bahasa Indonesia.

Melalui manga, dunia buku cerita anak di Jepang terus berkembang. Sejalan dengan jumlah anak-anak di Jepang yang cukup tinggi, mempengaruhi jumlah permintaan akan buku, lalu berlanjut ke industri penerbitan (seperti yang disampaikan Tadai Matsui, seorang Presiden International Institute For Children’s Leteratur, Osaka). Pengaruh manga telah menyebar di Asia Timur dan ke tenggara, dari China hingga ke Indonesia. Penjualan pertahunnya mencapai ratusan juta dolar. Sekarang, magga telah menjadi salah satu kiblat komik dunia.

Layaknya artis yang keeksistensiannya di dunia entertainment sering tidak terlepas dari para penggemarnya, begitu juga dengan perkembangan manga yang telah menyebar luas ke hampir seluruh plosok bumi ini, juga tak terlepas dari para pecintanya, khususnya para pecinta komik di Jepang. Kemunculan manga di Jepang ini, disambut baik oleh masyarakatnya. Terbukti dari antusiasme masyarakat Jepang terhadap manga itu sendiri yang telah melahirkan beberapa bentuk lain sebagai tanda apresiasi kecintaan mereka terhadapa manga. Salah satu wujud nyata tanda cinta itu adalah lahirnya genre manga, doujinshi. Manga doujinshi adalah sebutan untuk manga yang dibuat oleh para fans manga.


(14)

Di awal tahun 1990-an Indonesia dibanjiri oleh manga. Hingga sekarang, dunia anak-anak dan remaja Indonesia banyak menganal manga. Hal ini terlihat jelas dari data hasil survei komik yang dilakukan oleh litbang Kompas (Atyas, http://forum.kafegaul.com/archive/index.php/t-67338.html). Dari situ dihasilkan data yang mengindikasikan sebagian besar peminat manga adalah mereka yang berusia kurang dari 25 tahun. Dalam data ini juga manga dibagi menjadi 6 jenis, yaitu; humor, petualangan, humor sejarah, misteri, ditektif, silat/ superhero, dan romantisme.

Di beberapa toko buku terkemuka di Indonesia, manga mendominasi. Bahkan manga mengalahkan komik terjemahan lainnya, termasuk yang berasal dari Indonesia sendiri. Komposisi penjualan komik menurut Ramadhan (kepala seksi buku di salah satu toko buku), mencakup 90% manga dan sisanya komik anak negeri. Sekitar 1200 – 3200 manga terjual setiap bulannya. Bila dipersenkan, total komik yang terjual hampir 80% dari jumlah keseluruhannya adalah manga. Setiap bulannya pihak M&C memproduksi sekitar 420.000 eksemplar manga. Dari data tersebut, menandakan tingginya minat anak Indonesia terhadap manga.

Kegemaran anak Indonesia akan manga ini terus berkembang, hingga sekarang muncul istilah Japanese Maniak yang melanda anak Indonesia itu sendiri. Kini manga dihayati oleh anak Indonesia sebagai bagian dari Indonesia. Bahkan, beberapa orang dari mereka tidak menyebut komik buatan Jepang dengan sebutan komik lagi. Mereka menyebutnya dengan manga, untuk membedakannya dengan komik terjemahan lainnya.

Para pecinta manga dengan jumlah komunitas yang tidak sedikit telah menyebar di Jakarta, Surabaya, Medan, Lampung, Bandung, Yogyakarta dan


(15)

kota-kota lainnya. Budaya Jepang terus berlanjut melanda para remaja Indonesia hingga saat ini. Di beberapa sekolah tingat menengah atas di Indonesia sudah pernah ada yang menyelenggarakan pekan budaya Jepang. Salah satunya SMA Negeri 2 Medan. Lebih jelasnya, penelitian ini adalah “Analisis Minat Siswa SMAN 2 Medan Terhadapa komik Jepang/ Manga”. SMA Negeri 2, Medan adalah salah satu SMA di bawah naungan pemerintah yang ada di kota Medan. Siswa yang diterima di SMA Negeri pada umumnya merupakan anak dari warga yang berkebangsaan Indonesia asli. Kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya, terutama lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga. Maka dari itu, dapat dipastikan pola berpikir/ sudut pandang siswa SMA Negeri 2 masih sangat dipengaruhi oleh budaya Indonesia asli. Penelitian ini mencoba mengaitkan suatu karya sastra dengan salah satu unsur di luar karya sastra. Unsur yang dimaksud adalah pembaca.

1.2. Perumusan Masalah

Kesukaan masyarakat Indonesia akan komik yang menurut Roger Sabin adalah istilah kisah bergambar yang dicetak ini bukanlah suatu hal yang baru. Bahkan sudah ada pada masa ketika Indonesia belum merdeka. Tetapi, tampaknya dunia perkomikan Indonesia kurang mampu mengikuti perkembangan selera masyarakat. Sehingga perlahan-lahan komik Indonesia kehilangan penggemarnya. Dunia perkomikan Indonesiapun mengalami mati suri. Hingga sekitar tahun 1990-an masuklah komik-komik terjemah1990-an. Salah satunya, komik terjemah1990-an dari


(16)

Jepang. Tampaknya komik dari negeri sakura ini cukup dapat membius para generasi muda Indonesia yang juga telah menjadi penggemar komik.

Kegemaran akan komik yang berasal dari negeri matahari terbit ini telah menjadi tren di kalangan remaja Indonesia. Tren ini telah menyebar hampir ke seluruh daerah di Indonesia, termasuk di Medan, Sumatera Utara sebagai salah satu kota di Indonesia yang memiliki jumlah komunitas pecinta manga yang cukup besar. Di Medan, trend membaca komik lebih kentara pada kalangan anak SMA.

Anak-anak usia SMA tergolong ke dalam usia remaja. Untuk itu penelitian ini mencoba mengetahui bagaimana minat Siswa SMA Negeri 2 Medan terhadap manga. Permasalahan itu dapat diuraikan dalam beberapa pertanyaan berikut:

1. Sejauh mana pengetahuan Siswa SMA Negeri 2 Medan tentang Jepang?

2. Sejauh mana minat Siswa SMA Negeri 2 Medan terhadap manga?

3. Mengapa Siswa SMA Negeri 2 Medan menyukai manga?

4. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan dari kegemaran akan manga itu oleh

Siswa SMA Negeri 2 Medan yang gemar membaca manga?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Kata komik sering diidentikkan dengan anak-anak. Begitu juga dengan komik Jepang/ manga. Manga, awalnya dimunculkan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan akan bacaan untuk anak-anak. Will Eisner dalam Mustaqim (http://...mari-membaca-komik...) menjabarkan komik sebagai tatanan gambar


(17)

yang disertai balon kata yang berurutan, di mana di dalamnya terdapat seni merangkaikan adegan.

Komik sebagai salah satu karya sastra disampaikan dalam banyak cara. Dilihat dari cara penyajian suatu komik, komik dibagi menjadi beberapa bagian, sebagai berikut (Krisnaresa, ...kjournal.multiply.com...):

1. Kartun/ karikatur (cartoon)

2. Komik potongan (comic strip)

3. Buku komik (comic book)

Komik Kertas Tipis (Trade Paperback)

Komik Majalah (Comic Magazine)

Komik Novel Grapis (Graphic Novel)

4. Komik Tahunan (Comic Annual)

5. Album Komik (Comic Album)

6. Komik online (Web Comic)

7. Buku instruksi dalam bentuk komik (Instructional Comic) 8. Rangkaian ilustrasi (storyboard)

9. Komik ringan (comic simple)

10.Perencanaan dalam pikiran (planing on mind)

Perjalanan dunia per-manga-an sudah sangat berkembang. Dan bila dihitung jumlah manga yang telah beredar, sudah tak terhitung lagi banyaknya. Dari sekian banyak manga yang telah beredar selain di Jepang itu sendiri, manga dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok (diperoleh dari beberapa sumber data), yaitu:


(18)

2.Shoujo/ bishoujo.少女 美少女

3.Shounen/ bishounen.少年 美少年

4.Redisu.

5.Seinen/ Jousei.青年 上製

6.Alternatif.

7.Doujinshi.同人誌

8.Gag.

9.Jidaimojo.時代物

10.Mecha. 11.Suiri. 12.Lolicon. 13.Shota-con.

14.Hentai 変体/ Ecchi. Genre ini dibagi lagi ke dalam 2 kelompo, yaitu;

a.Yaoi/ Shonen-ai 少年愛(homo)

b. Yuri/ Shoujo-ai 少女愛(lesbian)

15.Eroguro. 16.Futanari/ 二形

17.Kemono/


(19)

19.Science fiction. 20.Moe.

21.Progressive. 22.Maho shoujo. 23. Manga OEL

Kesemua jenis manga yang tersebut di atas, bisa kita temukan di Indonesia. Dan itu juga telah menjadi konsumsi masyarakat beberapa tahun belakangan ini. Hal ini sangat kentara di kalangan remaja. Salah satunya, di kalangan pelajar SMA. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitiannya adalah siswa SMA Negeri 2, Medan.

Sebelum menganalisis ‘Minat Siswa SMA Negeri 2 Medan Terhadap Komik Jepang (Manga)’, perlu diketahui beberapa hal berikut:

1. Pengertian manga.

2. Sejarah singkat perkembangan manga hingga penyebarannya sampai ke

Indonesia.

3. Jenis-jenis manga.

4. Ciri khas manga.

5. Bentuk apresiasi terhadap manga.

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka

Komik dalam Bahasa Jepang diistilahkan dengan manga (漫画). Manga


(20)

jauh berbeda dengan komik dari negara di luar Jepang. Kata komik itu sendiri bila dilihat dari Bahasa Belanda, berasal dari kata ‘komiek’ yang artinya ‘pelawak’. Dan bila dilihat dari bahasa Yunani, kata komik berasal dari kata ‘komikos’ dengan kata dasar ‘kosmos’, yang artinya ‘bersukaria’ atau ‘bercanda’. Karena itu komik sering dekat dengan hal-hal yang bersifat lucu, yang ditampilkan dalam bentuk gambar yang tidak proporsional, tetapi mengena.

Terdapat banyak ahli dan pengamat komik. Para ahli dan pengamat itu, memiliki pengertiannya sendiri-sendiri tentang komik.

1. Will Eisner dalam Mustaqim (http://...mari-membaca-komik...) seorang komikus veteran Amerika menjabarkan komik sebagai tatanan gambar yang disertai balon kata yang berurutan, di mana di dalamnya terdapat seni merangkaikan adegan. Komik dapat dikatakan sebagai novel grafis. Komik juga dipandang sebagai karya sastra generasi baru yang populer. Lebih lanjut lagi, komik dijabarkan sebagai seni sekuensial, yang memiliki urutan dalam mengungkapkan gagasannya.

2. Arswendo Atmowiloto dalam Angkat

(http://re-searchengines/art05-72.html) yang juga akrab dipanggil Zam Nuldyn, seorang cergamis kota Medan komik adalah cerita bergambar. Komik berperan media ekspresi yang dipengaruhi oleh kebudayaan.

3. Marcell Boneff (2008: 156) menyimpulkan bahwa komik sangat erat

hubungannya dengan budaya suatu bangsa. Komik adalah alat komunikasi massa yang menggabungkan khayalan dan pandangan tentang kehidupan nyata yang dianggap sesuai dengan masyarakat luas. Komik dapat


(21)

dipandang sebagai sebuah representasi realitas sosial, politik dan ideologi yang tumbuh dalam masyarakat pada zamannya.

4. Scott McCloud (2001: 149) mendefinisikan komik sebagai gambar yang

menyampaikan informasi yang menghasilkan respon yang esterik pada para penikmatnya. Komik juga merupakan imaji-imaji yang berderet, kemudian berdamping dalam suatu urutan/ sekuen, dengan tujuan menyampaikan informasi serta menghasilkan respon artistik bagi yang membaca.

5. Roger Sabin dalam Adhi (Sejarah Komik dan Manga. http://komi

kami.blogspot.com...) salah seorang peneliti komik mengatakan, bahwa komik merupakan istilah kisah bergambar yang dicetak.

6. Malte Dahrendorf dalam Mustaqim (http://...mari-membaca-komik...),

menjabarkan komik sebagai benda yang berupa gambar yang secara masal merupakan kisah bertekanan gerak dan tindakan yang diceritakan dalam gambar yang diurutkan dengan daftar dan jenis yang khas.

7. Mochtar lubis dalam Mustaqim (http://...mari-membaca-komik...), salah

seorang sastrawan indonesia mengatakan komik sebagai salah satu alat komunikasi massa yang memberi pendidikan untuk semua kalangan usia. Kesemua pendapat para ahli tentang komik yang mereka jabarkan dengan kata yang berbeda itu, dinilai sejalan dan saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya.

1.4.2. Kerangka Teori

Sebagai rancangan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, kerangka teori merupakan salah satu unsur dalam prosedur penelitian


(22)

yang tak kalah pentingnya dengan hal yang menjadi fokus dalam suatu penelitian. Dalam hal ini semua teori-teori yang akan ditampilkan mengacu kepada objek yang dibahas ataupun dijelaskan secara terperinci. Dimana penjelasan tersebut dapat dijadikan sebagai landasan pemikiran dan titik acuan dalam suatu penelitian. Penelitian ini mengambil manga yang adalah harmoni antara apa yang terlihat (panel) dan yang tidak terlihat (ruang antarpanel/ gutter), dimana dengan imajinasi pembaca membantu gambar diam menjadi hidup ini sebagai objeknya. Seperti yang telah disebutkan pada penjelasan sebelumnya manga adalah salah satu genre karya sastra. Karya sastra itu dihubungkan dengan pembaca karya sastra itu sendiri. Maka dalam hal ini teori sastra atau pendekatan sastra yang digunakan adalah pendekatan pragmatis. Ratna (2004: 69) dalam bukunya yang berjudul ‘Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra’, mengatakan bahwa pendekatan ini menjadikan pembaca sebagai pusat perhatiannya. Pembaca menjadi subjek dan karya sastra menjadi objeknya. Pendekatan ini didukung oleh pendapat Mukarovsky dalam Ratna (2004: 71), yang mengatakan bahwa stagnasi strukturalisme memerlukan indikator lain yaitu pembaca, sebagai pemicu proses estetis. Pendekatan pragmatis digunakan dalam penelitian yang mempertimbang kan implikasi pembaca melalui berbagai kompetensinya. Lebih jelasnya lagi melalui pendekatan ini dapat diketahui bagaimana tanggapan masyarakat tertentu terhadap suatu karya sastra.

Masyarakat tertentu yang dimaksud adalah siswa SMA Negeri 2, Medan. Pada umumnya siswa SMA usianya berkisar 15 – 18 tahun. Usia ini termasuk dalam golongan kelompok usia remaja. Masa remaja ini merupakan suatu periode peralihan dari anak menjadi dewasa dalam kehidupan manusia. Hal ini dipenuhi


(23)

dengan ketidakpastian. Sesuai dengan apa yang tertulis dalam buku psikologi perkembangan karangan Prof. Dr. F. J. Monks dkk, dimana di situ dikatakan bahwa remaja tidak mempunyai tempat yang jelas. Dalam buku ini juga remaja dibagi dalam tiga fase perkembangan, yaitu:

1. Kelompok usia 12 – 15 tahun., yang dikatakan sebagai masa remaja awal. 2. Kelompok usia 15 – 18 tahun., yang dikatakan sebagai masa remaja tengah. 3. Kelompok usia 18 – 21 tahun., yang dikatakan sebagai masa remaja akhir.

Dari batasan usia yang telah ditetapkan di atas, dapat diketahui bahwa siswa SMA berada dalam kelompok kedua, yaitu kelompok remaja tengah.

Lalu yang menghubungkan manga sebagai suatu karya sastra dengan masyarakat pembacanya (siswa SMA Negeri 2 Medan) adalah minat. Ada beberapa teori yang diberikan oleh para ahli terhadap minat. Dari beberapa teori itu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teori minat menurut Asher, Tiffin, dan Knight dalam Bintang Bangsaku (http://bawana.wordpress.com/ 2008/04/24/minat/). Mereka mengartikan minat sebagai sikap atau kondisi psikologis yang ditandai dengan pemusataan perhatian terhadap masalah-masalah atau aktivitas tertentu atau sebagai kecenderungan untuk memahami suatu pengalaman dan akan selalu diulang. Lebih lanjut minat juga diartikan sebagai suatu perasaan senang yang dihasilkan dari adanya perhatian khusus terhadap sesuatu atau aktivitas tertentu. Masih dari sumber yang sama, hal ini senada dengan pendapat Lukas dan Britt, dimana minat bukan sekedar suatu proses mekanik dari perhatian karena di dalamnya tercakup masalah peresaan (feeling).


(24)

Beberapa teori yang telah dijabarkan di atas dinilai dapat digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian ‘Analisis Minat Siswa SMA Negeri 2, Medan Terhadap Manga’.

1.5. Tujuan dan Manfaat 1.5.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ‘Analisi Minat Siswa SMAN 2 Medan manga’, yaitu:

1. Mengetahui tingkat pengetahuan Siswa SMA Negeri 2 Medan tentang

Jepang.

2. Mengetahui pola minat siswa SMA Negeri 2 Medan terhadap manga.

3. Mengetahui alasan Siswa SMA Negeri 2 Medan mengapa mereka menyukai

manga.

4. Mengtahui efek yang ditimbulkan dari membaca manga terhadap siswa

SMA Negeri 2 Medan itu sendiri.

1.5.2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ‘Analisis Minat Siswa SMAN 2 Medan manga’ adalah sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang budaya dan sastra Jepang

melalui dunia perkomikan Jepang.


(25)

1.6. Metode Penelitian

Bidang kajian penelitian ini erat kaitannya dengan disiplin ilmu sastra dan kebudayaan. Di mana salah satu unsur dari penelitian ini adalah manga/ komik sebagai salah satu genre sastra yang menurut Scott McCloud (2001: 149) dapat dipandang sebagai sebuah representasi realitas sosial, politik dan ideologi yang tumbuh dalam masyarakat pada zamannya. Hal seperti itu termasuk ke dalam kajian ilmu sosial. Penelitian sosial juga pada umumnya, berjenis penelitian kualitatif.

Banyak penelitian sosial mengacu pada penelitian deskriptif (Mukhtar, 2000: 84). Dan metode penelitian deskriptif ini juga dinilai sesuai digunakan untuk penelitian ‘Analisis Minat Siswa SMAN 2 Medan terhadap manga’ ini. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu variabel atau tema, gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Mukhtar, 2000: 15). Dalam penelitian ini keadaan yang diteliti yang kemudian akan dijabarkan adalah keadaan subjek, yaitu keadaan siswa SMAN 2 Medan hubungannya dengan hal minat mereka terhadap manga.

Penelitian deskriptif terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari bagaimana proses penelitian itu sendiri berlangsung/ dilakukan. Dalam hal ini, dari judul penelitian yang telah dijabarkan di atas, maka penelitian deskriptif ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif field research (penelitian lapangan). Lapangan yang dimaksud itu adalah SMAN 2 yang beralamat di Jl. Karang sari no.435, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian lapangan ini biasanya tidak hanya mengandalkan data-data dokumentasi dari


(26)

perpustakaan maupun data yang didapatkan secara on line (internet). Penelitian ini juga memerlukan responden sebagai salah satu sumber informasi. Untuk itu, penelitian tentang ‘Minat Siswa SMAN 2 Medan terhadap komik jepang (manga)’ ini menggunakan angket sebagai salah satu instrumen untuk berkomunikasi dengan responden.

Kaitannya dengan angket, penelitian ini memerlukan papolasi. Populasi adalah jumlah keseluruhan koresponden yang berada dalam satu ruang lingkup yang sama. Di mana ruang lingkup tersebut merupakan satu kesatuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini, jumlah keseluruhan koresponden ada sebanyak 1385 orang. Jumlah ini tergolong besar, dan bila dilakukan penelitian populasi, dinilai kurang efisien dalam pemanfaatan waktu. Oleh karena itu, penelitian akan dilakukan hanya kepada sebagian populasi yang diambil sebagai sampel. Jumlah sampel didapat dengan mengunakan rumus Taro Yamane (http://72.14.235.132/search?q=....)

N = Jumlah Populasi. n = Jumlah Sampel

d = Toleransi Kemungkinan Salah Memilih Sampel. (untuk penelitian non-exact, ditetapkan sebesar 5%) Dik: N = 1385

d = 5% Dit: n?

Dij: n = N/ 1 + (N x d2) = 525/ 1 + (525 x 5%2)


(27)

= 150 n = 150 orang

Adapun teknik pengambilan sampel di sini, menggunakan teknik random. Sebelum dilakukan pemelihan secara acak, keseluhan populasi akan disusun sedemikian rupa. Kemudian dipilihlah sebanyak 150 orang dari 525 orang secara acak, sehingga akan diperoleh sampel dengan jumlah antara koresponden pria dan wanita yang seimbang.

Penelitian yang menggunakan kuesioner kebanyakan menghasilkan data-data yang berisi angka-angka yang dirangkaikan sedemikian rupa hingga tercipta suatu data statistik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Maka, walaupun akan ada data statistik yang akan dihasilkan, data statistik tersebut akan disajikan juga dalam bentuk yang sederhana. Tidak serumit data statistik yang biasanya dihasilkan dan disajikan dari suatu penelitian kuantitatif.


(28)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK JEPANG (MANGA) 2.1. Pengertian Manga

Sebelum langsung ke penjabaran manga, ada baiknya kita bergerak dari kata dalam Bahasa Indonesia, yaitu komik yang digunakan untuk menerjemahkan manga. Komik merupakan kata serapan dari Bahasa Belanda yang berasal dari kata ‘komiek’ yang artinya ‘pelawak’. Kata komik, dijabarkan dengan kata-kata yang berbeda oleh para ahli, namun intinya tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sesuai dengan pendapat ahli tersebut, komik adalah alat komunikasi massa yang menggabungkan khayalan dan realitas sosial, politik dan ideologi yang tumbuh dalam masyarakat pada zamannya, yang tak terlepas dari budaya suatu bangsa. Literatur komik diupayakan para penciptanya untuk jauh dari kesan menggurui, namun cukup mempengaruhi pembentukan mentalitas pembacanya. Perpaduan antara huruf dan gambar yang sesuai merupakan rahasia kekuatan daya tarik komik. Tidak hanya itu, ada kalanya suatu gambarpun telah dapat berperan sebagai kata-kata. Di Indonesia, kata komik bersifat universal. Penggunaan kata komik tidak hanya terbatas untuk menyatakan karya sastra bergambar buatan sastrawan domestik. Untuk sastrawan yang menulis komik, disebut komikus.

Manga yang tadinya sangat dipengaruhi oleh komik Amerika sebagai salah satu kiblat komik dunia, kini telah balik mempengaruhi komik Amerika. Oleh

karena itu, manga (漫画) adalah istilah untuk menyebutkan komik dalam bahasa

Jepang. Secara sederhana manga yang terdiri dari dua kanji, diartikan sebagai


(29)

Dan Korea yang memiliki hurufnya sendiri, menyebut manga dengan manhwa. Pendapat para ahli yang digunakan untuk menjelaskan komik, dapat juga digunakan untuk mejelaskan manga. Pada daerah di luar Jepang seperti Indonesia, manga biasanya digunakan untuk menyebutkan komik buatan Jepang. Kadang kala, untuk komik-komik yang gambarnya beraliran komik Jepang juga disebut dengan manga. Dan untuk mereka pembuat manga, baik itu orang Jepang sendiri atau kalangan di luar Bangsa Jepang, disebut dengan mangaka. Segala bentuk yang di Indonesia dikenal sebagai komik, di Jepang juga mengenalnya sebagai manga.

Berdasarkan penjabaran di atas, ruang lingkup pengertian antara komik dan manga, sebenarnya tidak ada bedanya. Tidak yang lebih luas atau yang lebih sempit. Hanya saja, ruang lingkup pengertian tersebut menjadi berbeda tergantung di mana kedua istilah itu digunakan.

Lebih lanjut lagi, manga menyajikan cerita dengan khayalan-khayalan yang disajikan dikaitkan dengan realita keseharian. Hal tersebut seperti, sekolah, situasi belajar, tentang kota, dan hal lainnya. Dalam setiap karyanya, para mangaka selalu berusaha menghasilkan manga yang dapat menggugah perasaan para pembacanya.

2.2. Sejarah Singkat Perkembangan Manga

Manga memiliki sejarahnya sendiri. Mulai dari kemunculannya yang terjadi karena dari perkembangan sastra bergambar yang telah ada lebih dulu. Dalam hal ini, sejarah manga akan diulas secara singkat dan padat. Tidak hanya sejarah kemunculannya yang akan dibahas. Tetapi juga sejarah perkembangannya, hingga


(30)

penyebarluasannya ke luar daerah asal kemunculannya. Lebih tepatnya, di sini akan diberi pemahaman tentang bagaimana manga itu dapat sampai dan menyebarluas di Indonesia. Yang juga akan dibahas secara ringkas.

2.2.1. Sejarah Singkat Perkembangan Manga secara umum

Manga yang telah berkembang sedemikian rupa itu, oleh beberapa ahli diduga merupakan perkembangan dari ukiyo-e. Ukiyo-e adalah salah satu seni rupa dengan media kayu yang dicungkil untuk membuat sebuah gambar yang sarat dengan pesan-pesan moral yang ingin disampaikan oleh si pembuat. Gambar yang dibuat di atas media kayu ini juga didukung oleh beberapa baris kata guna mempertegas makna kritisi yang terkandung dalam gambar tersebut.

Seni rupa inipun terus mengalami perkembangan. Hingga pada suatu saat terjadi suatu peristiwa perang yang dahsyat yang meluluhlantakkan Jepang. Jepang kehilangan beberapa arsip penting tentang bukti perkembangan sejarah kebudayaannya yang meliputi berbagai aspek kehidupan bangsanya. Negara yang tadinya sudah menjadi negara dengan kebudayaan yang telah berkembang dan cukup maju itu, seolah-olah mundur ke masa beberapa tahun kebelakang.

Masyarakat jepang yang terkenal sangat bersemangat, bahu-membahu kembali bangkit berusaha membangun Jepang, mengejar segala ketertinggalan peradaban mereka. Semangat bangsa Jepang yang tidak tanggung-tanggung dalam kembali membangun negaranya ini terbukti dengan perkembangan peradaban mereka yang mend


(31)

2.2.2. Sejarah Singkat masuknya Manga Ke Indonesia

Sebelum manga berkembangan dan menyebar luas hingga masuk ke Indonesia, masyarakat Indoensia sebelumnya telah akrab dengan karya sastra bergambar yang sekarang kita sebut komik. Karenanya tidak begitu sulit bagi komik buatan jepang untuk masuk dan turut mempengaruhi masyarakat Indonesia. Dengan tampilannya yang khas cukup membuat para generasi pecinta komik era tahun 90-an terkesan. Apa lagi, pada saat itu karya sastra bergambar kurang begitu mendapat dukungan dari publik. Bahkan, komik tak jarang mendapat pemaknaan konotasi yang cenderung negatif dari masyarakat. Sehingga komik menjadi suatu hal yang ditabukan di masyarakat.

Walaupun begitu komik karya anak negeri turus berkembang secara underground. Di tengah segala keterpurukannya yang tidak mendapat simpati dari publik, ditambah lagi dengan pengaruh komik jepang yang mulai mendominasi pasar dunia sastra internasional, tak heran komik Indonesia semakin tertinggal jauh kebelakang.

2.3. Jenis-Jenis Manga/ komik

Komik yang awal kemunculannya diperuntukkan untuk anak-anak, terus berkembang. Sekarang, komik disajikan dalam berbagai bentuk. Dilihat dari cara penyajiannya, komik dibagi menjadi beberapa bagian, sebagai berikut:

1. Kartun/ karikatur (cartoon)

Kartun/ karikatur (cartoon) adalah komik yang disajikan dengan hanya berupa satu tampilan saja. Di dalamnya bisa terdapat beberapa gambar yang dipadu dengan tulisan-tulisan. Komik tipe ini biasanya mengambil tema humor


(32)

(banyolan), editorial (kritikan) dan sindiran (berupa sindiran politik). Melalui gambar yang disajikan menimbulkan sebuah arti yang dapat dipahami maksud dan tujuan dari penulis oleh para pembaca.

Contoh:

Gambar yang biasa disajikan dalam surat kabar maupun majalah. Berupa gambar kartun/karikatur dari sosok tokoh tertentu yang maknanya sebagai kritikan dan sindiran bahkan terkadang dikemas dengan lucu dan sangat menghibur.

2. Komik potongan (comic strip)

Komik potongan (comic strip) adalah penggalan-penggalan gambar yang disusun/ dirangkai menjadi sebuah alur cerita pendek. Isi ceritanya tidak terpaku harus selesai dalam sekali tampilan saja. Cerita tersebut bisa dijadikan menjadi suatu cerita bersambung/ berseri. Komik seperti ini, biasanya terdiri dari 3 – 6 panel atau bisa juga lebih dari enam panel. Komik jenis ini sering di dalam tampilan harian atau mingguan disebuah surat kabar, majalah maupun tabloid/ buletin. Tema ceritanya juga cenderung tidak terbatas (humor/ banyolan atau cerita serius). Ceritanya disajikan sedemikian rupa, sehingga menjadi asik untuk disimak setiap periodenya hingga tamat.

Contoh:

- Panji Koming di surat kabar Kompas.

- Gibug (Komik Potongan yang dijadikan buku saku)


(33)

Buku komik (comic book) merupakan alunan gambar-gambar yang disertai tulisan dengan jalan ceritanya sendiri. Kesemuanya itu dikemas dalam bentuk sebuah buku (terdapat sampul dan isi). Buku Komik (Comic Book) disebut juga sebagai komik cerita pendek, yang biasanya dalam Buku Komik berisikan 32 halaman. Selain itu, ada juga yang 48 halaman dan 64 halaman yang didalamnya berisikan isi cerita, iklan, dan lain-lain.

Buku Komik (Comic Book) itu sendiri terbagi lagi menjadi dua, yaitu:

Komik Kertas Tipis (Trade Paperback)

Komik Kertas Tipis (Trade Paperback) adalah buku komik yang berukuran seperti buku biasa, tidak terlalu lebar dan besar. Walau berkesan tipis namum bisa juga dikemas dengan menggunakan kualitas kertas yang baik/ bagus sehingga penampilan/ penyajiannya terlihat menarik. Apalagi dengan gambar dan warna yang cantik, membuat buku komik ini sangat digemari.

Contoh:

- Gundala, Godam, Si Buta Dari Gua Hantu, Lamaut - Kapten Bandung, Caroq, Gina

- Gunturgen, Blacan, Zantoro

- Komik-komiknya Marvel dan DC Comics (luar negeri)

Komik Majalah (Comic Magazine)

Komik Majalah (Comic Magazine) merupakan buku komik berukuran seperti majalah (ukuran besar), biasanya menggunakan tipe kertas yang tebal dan keras untuk sampulnya. Dengan ukurannya yang besar tersebut tentunya


(34)

dengan banyaknya halaman (misalkan 64 halaman) bisa menampung banyak gambar dan isi cerita.

Contoh:

- Tintin (luar negeri) - Lucky Luke (luar negeri) - Asterik/ Obelik (luar negeri)

Komik Novel Grapis (Graphic Novel)

Komik Novel Grapis (Graphic Novel) biasanya menampilkan cerita lebih panjang dan komplikasi serta membutuhkan tingkat berpikir yang lebih dewasa untuk pembacanya. Isi buku bisa lebih dari 100 halaman. Bisa juga dalam bentuk seri atau cerita putus.

4. Komik Tahunan (Comic Annual)

Komik Tahunan (Comic Annual) ada bila pembuatan komik sudah ditangani penerbit yang serius. Si penerbit akan secara teratur/ berskala (misalkan setiap tahun atau setiap beberapa bulan sekali) menerbitkan buku-buku komik itu. Baik itu cerita putus maupun serial.

Contoh:

- Dalam negeri: M&C Gramedia, PMK, Mizan, Terant, Bumi Langit, Jagoan

Comic, dsb.

- Luar negeri: Marvel Comics, DC Comics, etc.

5. Album Komik (Comic Album)

Album Komik (Comic Album) adalah koleksi (hasil guntingan dari berbagai sumber media bacaan) yang dikumpulkan dan disusun rapih


(35)

(pengkripingan) menjadi sebuah budelan/ album bacaan oleh para penggemar bacaan komik baik itu komik karikatur maupun komik strip.

6. Komik online (Web Comic)

Selain media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid dan buletin, media Internet juga dapat dijadikan sarana dalam mempublikasikan komik-komik. Dengan menyediakan situs web maka para pengunjung/ pembaca dapat menyimak komik kesayangannya. Dengan menggunakan media Internet, jangkauan pembacanya bisa lebih luas (diseluruh dunia yang memiliki koneksi internet dapat mengaksesnya) dibandingkan dengan media cetak. Komik Online bisa dijadikan langkah awal untuk mempublikasikan komik-komik dengan biaya yang relatif lebih murah dibanding media cetak. Dengan adanya comic on line ini, maka lahirlah komik dalam bentuk CD. Dengan begini akan lebih mempermudah para pembacanya untuk tetap dapat mengkonsumsi comic on line ini. Hal ini menambah pilihan cara para pembaca untuk dapat mengkonsumsinya. Sejauh ini, kehadiran comic on line ini belum begitu mempengaruhi kebertahanan buku komik.

Contoh:

- www.gibug.com

- www.kaptenbandung.com

- www.onemanga.com


(36)

Tidak sedikit sebuah panduan atau instruksi sesuatu dikemas dalam format Komik, bisa dalam bentuk Buku Komik, Poster Komik, atau tampilan lainnya. Pengguna/Pembaca akan lebih mudah cepat mengerti bila melihat alunan gambar dari pada harus membaca prosedur-prosedur dalam bentuk tulisan. Selain itu dapat menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

8. Rangkaian ilustrasi (storyboard)

Biasanya didalam dunia perfilman maupun periklanan, sebelum melangkah dalam pembuatan film/iklan akan lebih mudah berkerjanya bila dibuatkan Rangkaian Ilustrasinya terlebih dahulu, biasanya Rangkaian Ilustrasi ini dibuat dalam bentuk gambar, dan sudah tentu rangkaian ilustrasi gambar tersebut disusun menjadi sebuah rangkaian yang bisa disebut komik. Namun tidak usah jauh-jauh kedalam dunia perfileman/iklan, sebelum para komikus membuat komik sudah pasti terlebih dahulu membuat sebuah Rangkaian Ilustrasi (Storyboard) nya, setelah itu baru diproses penggambaran, penintaan, pewarnaan dan penataan tampilan (layout).

9. Komik ringan (comic simple)

Biasanya jenis komik ini terbuat dari hasil cetakan kopian dan steples (buatan tangan). Hal ini dimana pemilik dan pembuat komik dengan biaya yang rendah turut dapat menciptakan komik-komik dan berkarya, cara ini digunakan sebagai alternatif cara untuk turut berkarya kecil-kecilan, bisa dijadikan langkah awal bagi para komikus.


(37)

Contoh:

- Kakek Bejo (pragatcomic.com)

10.Perencanaan dalam pikiran (planing on mind).

Cukup sering bila kita ingin melakukan sesuatu, terlebih dahulu kita membayangkan apa-apa saja yang akan kita lakukan nantinya (persiapan). Dengan bayangan-bayangan dalam pikiran tersebut sebenarnya sudah menjadi rangkaian gambar-gambar yang mana bisa juga disebut juga sebagai Komik, hanya saja gambar-gambar tersebut tidak tertuang dalam coretan diatas kertas melainkan tergambar didalam pikiran kita.

Manga sudah menyebar ke luar daerah asalnya, Jepang. Manga yang telah menyebarluas itu telah beredar dengan banyak judul yang berbeda. Dari sekian banyak judul manga itu, manga dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok (diperoleh dari beberapa sumber data), yaitu:

1. Kodomo (子供).

Kodomo adalah istilah dalam Bahasa Jepang, yang artinya anak-anak. Maka, manga jenis ini cerita dan gambarnya dibuat sedemikian rupa dengan sasaran konsumen anak. Manga jenis ini, dapat dipastikan aman dikonsumsi anak-anak. Manga jenis ini cenderung bersifat netral, maka dapat dinikmati oleh setiap kalangan. Manga yang kini sedang beredar di masyarakat semakin beragam. Jadi, manga kodomo ada juga yang diberi lebel semua umur oleh beberapa penerbit di tanah air.

Manga genre ini biasanya mengetengahkan thema-thema yang menggambar bagaimana realita kehidupan sehari-hari seorang anak. Tidak hanya itu, agar


(38)

menambah daya tariknya, di sini juga disisipkan impian-impian yang biasanya dimiliki seorang anak. Dan dalam penyajiannya, sedapat mungkin diusahakan menjadi cerita yang dapat diterima dengan baik oleh anak-anak. Walaupun ada unsur imajenasinya, diusahakan imajenasi tersebut agar tidak terlalu mengambang dari kehidupan nyata. Dan hal ini jugalah kadang yang membuat manga ini menarik perhatian kalanngan di luar kalangan yang menjadi sasaran sebenarnya. Selain cukup menghibur bagi anak-anak, manga ini juga dapat menjadi hal yang disukai kalangan di atas usia anak-anak.

Cth: Chibi Maruko Chan, Astro Boy.

2. Shoujo/ bishoujo (少女/ 美少女).

Shoujo adalah istilah dalam Bahasa Jepang yang di dalam bahasa Indonesia diartikan gadis cantik dengan tampilan gadis remaja. Manga shoujo juga sering disebut manga bishoujo. Di mana antara shoju dan bishoujo, memiliki arti yang cenderung sama. Menjadi seorang gadis cantik adalah impian setiap anak perempuan. Karena itu, manga ini terfokus dengan konsumen pembaca anak perempuan. Lebih tepatnya, manga shoujo, memiliki sasaran konsumen anak perempuan usia remaja. Anak-anak usia remaja identik dengan masa pubertas. Dan di fase ini, biasa seorang anak mulai belajar menyukai lawan jenisnya. Karena itu, nuansa percintaan dalam manga ini begitu kental terasa. Melihat sasaran konsumen yang diutamakan di sini, kisah cinta yang ditampilkanpun disesuaikan. Diupayakan kisah cinta yang sudah layak dikonsumsi oleh anak-anak kalangan remaja yang ditampilkan.


(39)

3. Shounen/ bishounen (少年/ 美少年).

Mangan shounen memiliki nama lain, yaitu shounen. Shounen bila dilihat di kamus diartikan sebagai laki-laki, lebih tepatnya lagi laki-laki tampan. Laki-laki tampan yang menjadi pujaan setiap wanita. Tentu semua laki-laki menginginkan menjadi sesosok pribadi yang demikian. Karakter lelaki ganteng yang populer seperti inilah yang menjadi tokoh utama dalam manga genre shoujo. Selain itu, laki-laki tampan yang digambarkan di sini juga merupakan laki-laki gagah perkasa. Karena itu, kebanyakan isi ceritanya menggambarkan adegan perkelahian/ laga. Dari adegan laga yang ditampilkan, menggambarkan karakter tokoh utama yang gagah dan perkasa. Sekalipun terdapat adegan laga, tapi kekerasan dari adegan laga yang ditampilkan dalam manga ini, dinilai layak dikonsumsi oleh anak laki-laki usia remaja. Selain itu, tak jarang digambarkan karakter cewek seksi untuk menambah daya tariknya. Kisah cinta tentunya tidak ketinggalan. Tapi pada tiap manga dengan tokoh utama yang berbeda, menampilkan kisah cinta yang berbeda pula.

Cth: Inuyasa, Naruto.

4. Rejisu/ ladies/ Redikomi

Rejisu adalah manga dengan spesifikasi konsumen kalangan wanita dengan tingkat usia dewasa. Kata rejisu sendiri disadur ke Bahasa Jepang dari Bahasa Inggris, yaitu ladies. Ladies sendiri diidentikkan dengan wanita dewasa seperti sasaran konsumen manga rejisu. Manga Rejisu juga sering dikatakan sebagai redikomi. Masih dari Bahasa Inggris, istilah komik juga merupakan kata serapan


(40)

dangan bahasa asal, Bahasa Inggris. Yaitu, kata ladies dan comic, yang dalam Bahasa Jepang digabung menjadi redikomi. Tokoh utama di manga ini, sama seperti pada manga shoujo, yaitu gadis cantik. Tetapi, gadis cantik yang ditampilkan digambarkan dengan tampilan wanita dengan tingkat usia lebih tua, jika dibandingkan remaja. Sesuai dengan spesifikasi konsumennya, yaitu wanita dewasa. Tidak ketinggalan romantisme kisah percintaan juga kadang disajikan di sini. Dengan taraf keintiman hubungan antara kekasih yang lebih dekat lagi dibandingkan dengan kisah percintaan remaja. Juga disertakan konflik percintaan yang lebih kompleks lagi.

Cth: Life,

5. Seinen (青年)

Seinen adalah Bahasa Jepang yang digunakan untuk menyebutkan laki-laki dewasa. Dalam manga jenis ini, yang menjadi tokoh utamanya adalah seorang laki-laki dewasa juga. Lalu dengan cerita yang tentunya juga menampilkan kisah percintaan yang lebih kompleks. Dan karena kekompleksannya itu sulit dimenngerti oleh anak-anak dengan umur di bawah 17 tahun.

6. Josei (女性). Wanita dewasa.

Manga josei adalah manga dengan sasaran konsumen wanita dewasa. Sama seperti namanya, manga ini menonjolkan karakter wanita dewasa. Dalam hal cerita, sama halnya dengan manga seinen. Secara konseptual, manga josei dan manga seinen adalah sama. Hanya saja kedua manga ini mengetengahkan karakter yang berbeda. Manga josei ini juga merupakan jenis manga yang jarang.


(41)

7. Alternatif.

Manga alternatif adalah komik dengan tampilan merupakan perpaduan antara tampilan komik dalam manga dengan tampilan komik yang non manga. Dalam manga jenis ini, bahasa tulisan lebih mendominasi dari pada gambar. Berbeda dengan manga yang bahasa gambarnya lebih mendominasi. Manga seperti ini, sekilas tampilannya lebih mengarah ke novel.

8. Doujinshi (同人誌)

Doujinshi adalah jenis manga yang merupakan salah satu bentuk apresiasi yang timbulkan karena perkembangan minat masyarakat pembaca terhadap manga itu sendiri. Karenanya manga jenis ini , sedikit lebih istimewa dibandingkan manga lainnya. Salah satunya, manga ini bukan dikarang oleh seorang mangaka. Untuk lebih jelas lagi, maka manga doujinshi akan dijabarkan lebih jelas lagi pada sub-bab ‘bentuk apresiasi terhadap manga’.

9. Gag.

Manga gag adalah manga yang berthemakan humor. Ada penerbit yang mengelompokkan manga genre ini ke dalam kelompok manga serial lawak. Cerita dalam manga ini cukup menghibur dengan nuansa humornya yang sangat kentara. Tetapi, ada beberapa manga yang termasuk ke dalam genre ini bagi anak-anak usia 13 tahun ke bawah kurang layak dikomsumsi. Kalaupun akhirnya manga jenis hendak dikonsumsi oleh mereka karena ceritanya yang cukup menghibur, diperlukan pembinaan dari orang tua. Bila hal ini terjadi, manga tersebut tidak hanya cukup membuat si anak merasa terhibur, tapi juga memberikan nilai edukatif yang cukup baik bagi perkembangan kepribadian si anak.


(42)

10.Jidaimono (時代物)

Jidaimono adalah manga yang sarat dengan nilai-nilai sejarahnya. Manga ini tampil dengan thema andalannya, yaitu sejarah. Sesuai dengan daerah manga ini dilahirkan, tentunya kisah sejarah yang ditampilkan di sini tidak jauh-jauh dari sejarah Jepang.

11.Mecha

Mecha merupakan kata dalam Bahasa Jepang yang diserap dari Bahasa Inggris, yaitu mecanic. Kata mecanic ini sendiri sangat erat hubungannya dengan hasil buah karya pemikiran manusia yang bergerak dengan mesin, yaitu robot. Sejalan dengan itu, Manga Mecha menggunakan robot sebagai tokoh andalannya. Berbicara tentang robot yang juga merupakan objek utama dalam Manga Mecha, teknologi salah satu wujud perkembangan ilmu pengetahuan. Karena itu, manga ini tidak jarang menampilkan cerita dengan thema-thema fiksi ilmiah.

12.Suiri (推理) (dugaan)

Suiri arti harafiahnya adalah dugaan. Dengan begitu manga jenis ini menampilkan cerita misteri yang disertai berbagai dugaan. Sama halnya dengan seorang detektif yang menguak suatu misteri tindak kejahatan dengan menganalisa dugaan-dugaan yang relefan dengan kenyataan yang ada kaitannya dengan hal kejahatan yang sedang diselidiki. Dengan begitu manga ini, tidak terlepas dengan thema kasus kejahatan dan pembunuhan. Dari sini muncullah sang tokoh utama yang bertugas memecahkan misteri yang ada, yaitu detektif.


(43)

13.Lolicon.

Lolicon terdiri dari dua kata, yaitu lolita dan komplex. Yang kemudian disebut dengan Lolicon ketika diserap ke dalam Bahasa Jepang. Masih dalam bahasa jepang, kata tersebut dimaknai sebagai sebuah perasaan suka oleh seorang pria dewasa terhadap anak perempuan di bawah umur. Dalam hal ini, rasa suka tersebut lebih ke arah penyimpangan orientasi seksual. Dengan begitu, yang menjadi tokoh utama di sini adalah anak-anak di bawah umur (sekitar usia 13 tahun). Dengan thema andalan, kisah percintaannya dengan seorang pria dewasa yang umurnya jauh di atasnya.

14.Shota-con.

Shota-con, pada dasarnya sama halnya dengan lolicon. Hanya saja dalam manga Shota-con, yang menjadi tokoh andalannya adalah anak laki-laki di bawah umur dengan kisah percintaannya dengan wanita dewas yang umurnya jauh di atasnya. 15.Hentai (変体)/ Ecchi

Manga genre ini sering disingkat penyebutannya oleh remaja Jepang dengan hanya menyebutkan huruf depannya saja, yaitu ‘H’. Huruf ‘H’ dilafalkan dengan ‘ecchi’ yang merupakan pelafalan huruf ‘H’ dalam Bahasa Inggris. Karenanya, manga jenis ini sering juga disebut manga ecchi. Kata hentai sering dikonotasikan dengan hal-hal yang erotis. Manga ini cukup banyak menampilkan kisah percintaan yang tidak layak dikonsumsi oleh anak-anak di bawah umur. Walaupun begitu, hal ini dinilai masih dalam batas kewajaran. Hentai sendiri arti harafiahnya adalah keadaan yang tidak normal.


(44)

Kaitannya dengan itu genre ini dibagi lagi ke dalam 2 kelompok yaitu, yaoi dan yuri. Di mana yaoi dan yuri adalah istilah dalam Bahasa Jepang untuk menyebutkan laki-laki yang merasa dirinya wanita dan sebaliknya.

a.Yaoi/ Shonen-ai (やおい/ 少年愛) (homo)

Manga Yaoi tokoh utamanya adalah cowok homoseksual sesuai dengan arti dari nama manga ini sendiri. Yaitu, yaoi yang bila diterjemahkan artinya adalah cowok penyuka sesama jenis. Keadaan yang seperti ini adalah yang tidak biasa (aneh) di masyarakat pada umumnya. Karena itu, manga sub-genre ini dimasukkan ke dalam sub-genre hentai. Homoseksual adalah seorang laki-laki dikaitkan dengan gairah seksualnya. Gairah seksual tidak terlepas dengan rasa cinta/ suka. Maka, dalam manga ini juga tidak ketinggalan dengan kisah asmaranya. Kisah asmara antara sesama laki-laki tentunya. Kaitannya dengan kisah asmara, maka Manga Yaoi disebut juga dengan Manga Shonen-ai. Dalam hal ini, shonen-ai artinya adalah percintaan antara sesama pria.

b. Yuri/ Shoujo-ai (ゆり/ 少女愛) (lesbian)

Manga Yuri pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan Manga Yaoi. Hanya saja pada manga Yuri, tokoh utamanya dipegang oleh kaum lesbian, yaitu wanita penyuka sesama jenis. Kaitannya dengan kisah asmara, Manga Yuri juga sering disebut sebagai manga Shoujo-ai. Dalam hal ini, shoujo-ai artinya adalah percintaan antara sesama wanita.


(45)

Eroguro adalah juga merupakan genre manga yang isi hanya layak dikonsumsi oleh orang dengan tingkat umur dewasa. Kegiatan seksual percintaan di sini lebih banyak ditampilkan dari pada yang ditampilkan pada manga genre hentai. Manga genre ini sering juga disebut sebagai salah satu manga yang mengetengahkan thema porno.

17.Futanari (二形)

Futanari adalah bahasa jepang, dan bila diartikan secara langsung artinya adalah dua bentuk. Dalam hal ini, dua bentuk tersebut dimaknai sebagai seseorang yang memiliki penyimpangan orientasi seksual yang disebut biseksual. Sesosok tokoh yang ditampilkan memiliki gairah seksual tidak hanya kepada lawan jenisnya, tapi juga terhadap sesama jenis. Thema seperti ini dinilai kurang dapat dimengerti oleh anak-anak. Manga futanari sering juga disebut sebagai salah satu manga yang berthema porno.

18.Kemono (獣)

Kemono adalah manga dengan fitur utama mahkluk gaib. Mahkluk gaib ini berwujud setengah badannya adalah manusia, dan setengahnya lagi berwujud hewan.

19.Game based.

Game based adalah manga yang ceritanya menampilkan kisah-kisah seputar permainan-permainan. Manga genre ini terinspirasi dari game-game yang sering dimainkan oleh anak-anak.


(46)

Manga genre ini, biasa mengangkat cerita-cerita fiksi. Cerita fiksi yang ditampilkan di sini, biasanya adalah cerita fiksi langkap dengan argumentasi ilmiahnya. Argumentasi yang disampaikan di sini, dijelaskan sedemikian rupa oleh si pengarang sehingga terkesan meyakinkan. dan lagi, membuat si pembaca yakin bahwa hal yang disampaikan dalam cerita yang dikarang si mangaka mungkin terjadi pada waktu tertentu

21.Moe(萌え) (menyala terbakar)

Manga moe adalah manga dengan fitur andalannya seorang cewek lucu dan imut, yang memiliki sifat romantis. Si cewek imut yang menjadi tokoh utama dalam manga ini juga digambarkan memiliki emosi yang menyala dan menggebu-gebu. Emosi yang seperti ini biasanya dimiliki oleh kaum pemuda. 22.Maho shoujo (魔法少女)

Maho shoujo, arti harafiahnya adalah ‘gadis ajaib’. Dalam manga genre ini, yang menjadi tokoh utamanya adalah seorang gadis yang memiliki kelebihan khusus, atau dapat juga dikatakan gadis ajaib. Manga Maho Shoujo isi ceritanya tidak pernah terlepas dari thema cerita tentang kepahlawanan. Walaupun begitu agar tampak lebih menarik, tak jarang di sela-sela cerita disisipkan juga kisah percintaan sang tokoh utama. Hal lain yang sering ditonjolkan dalam manga jenis ini, adalah persahabatan dan anggapan bahwa musuh ditaklukkan bukan untuk dimusnahkan. Persahabatan yang paling kentara, di mana sang ‘gadis ajaib’ yang biasa ditampilkan dalam manga, tidak pernah tampil sendirian. Dalam beberapa cerita yang berbeda, sang ‘gadis ajaib’ selalu memiliki tim dalam setiap pertempurannya. Dan di saat-saat genting, di mana nyawa sang


(47)

tokoh utama terancam, biasanya akan muncul sosok misterius yang menjadi dewa penyelamat.

Cth: Sailormoon, Pretty Cure.

23.Manga OEL

Manga OEL adalah salah satu bukti perkembangan dunia permangaan Jepang yang telah mendunia. Manga ini merupakan komik yang menggunakan Bahasa Inggris guna mempertegas gambar yang disajikan. Komik dengan edisi Bahasa Inggris ini juga disebut dengan manga karena komik ini dilahirkan atas kerjasama antara komikus eropa dan mangaka. Di mana yang bertanggung jawab atas isi cerita adalah sang komikus eropa. Dan, untuk gambarnya agar lebih mudah diterima di pasar, sang komikus bekerja sama dengan sanga mangaka. Si komikus dari jepang, bertanggung jawab atas gambar yang disajikan dalam cerita manga yang dikarang oleh si komikus eropa.

2.4. Ciri Khas Manga

Sebelum perang dunia II, sastra bergambar di Jepang sudah ada. Namun, karena perang, sastra bergambar di Jepangpun ikit terpengaruh. Lalu, setelah beberapa tahun fakum, karya sastra bergambar Jepang kembali bangkit dengan gerakan modernisasinya. Di dalam beberapa artikel, gerakan modernisasi karya sastra bergambar Jepang ini dipelopori oleh seorang komikus Jepang yang bernama Osamu Tezuka. Dia berhasil memunculkan kembali sastra bergambar di Jepang dengan manganya yang berjudul Astro Boy. Manganya ini terinspirasi dari komik eropa yang sedang berkembang saat itu.


(48)

Gerakan yang dilakukan oleh Asamu Tezuka inipun diikuti para komikus Jepang yang lainnya. Mereka juga ikut menciptakan komiknya sendiri dengan gayanya sendiri-sendiri. Dengan begini, dunia perkomikan Jepangpun terus menerus berkembang, hingga tercipta suatu citra khusus yang diakui sebagai milik Jepang. Atau lebih tepatnya lagi, sering juga dikatakan sebagai ciri khas manga. Berikut beberapa hal yang menjadi ciri khas manga.

1. Rata-rata mangaka di Jepang menggunakan gayansederhana dalam

menggambar manga dengan ciri khas mata besar, mulut kecil, dan hidung mungil.

2. Sebagaian bentuk manga menggunakan gaya realistis, walaupun dlam

beberapa elemen masih bisa dikatakan tidak nyata.

3. Mengutamakan kekuatan cerita.

2.5. Bentuk Apresiasi Terhadap Manga

Manga sebagai salah satu karya sastra bergambar yang telah mendunia terus berkembang dari waktu ke waktu. Tidak hanya dari segi isi ceritanya yang semakin kompleks dan dari segi bentuk semakin memanjakan para penikmatnya yang berkembang. Akibat dari perkembangan manga yang tiada henti ini, terinsipirasi dari rasa cinta terhadap manga, maka lahirlah bentuk-bentuk lain untuk mengekspresikan rasa cinta itu. Ekspresi ini biasanya timbul dari para penggemar manga tersebut.


(49)

2.5.1. Bentuk Apresiasi Terhadap Manga Secara Umum

Terdapat beberapa bentuk apresiasi rasa cinta terhadap manga. Adapun bentuk apresiasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Doujinshi/ 同人誌.

Doujinshi/ 同人誌, terdiri dari dua kata yaitu doujin dan shi. Doujin (同人),

yang artinya orang yang sama, dan shi (誌), yang artinya majalah, dalam hal

ini terinspirasi dari kemunculan manga modern yang awalnya disajikan dalam bentuk majalah. Maka, doujinshi dimaknai sebagai manga karya para pengemar manga yang terinspirasi dari manga karya mangaka. Jadi, doujinshi adalah istilah yang merujuk kepada manga karya penggemar manga yang memiliki cerita yang yang cenderung sama dengan akhir cerita yang sedikit berbeda dengan manga yang menjadi insiparasinya. Para pengarang doujinshi disebut dengan doujinshika.

Komik jenis ini biasanya, didistribusikan oleh pengarangnya sendiri dari tangan ke tangan, dijual bebas di toko doujinshi, atau dengan mengikuti konvenshi akbar yang disebut comiket yang menjual ribuan doujinshi tiap tahunnya.

Kadang Doujinshi sendiri menjadi batu lompatan seorang atau kelompok untuk menjadi seorang mangaka. Ada kalanya, seorang mangaka juga seorang mangaka. Di mana seorang mangaka kembali berekspresi terhadap manga yang telah rangkum dibuatnya. Dia membuat beberapa perubahan pada cerita yang telah dikonsumsi para pembacanya. Tentunya, dia juga membuat akhir cerita yang sedikit berbeda dengan cerita yang telah dibuat sebelumnya. Kalau


(50)

sudah begini, sang mangaka juga bisa kita katakan doujinshika dari manga-nya sendiri.

b. Harajuku Style dan Cosplay.

Cosplay ini merupakan perkembangan dari fenomena harajuku style. Harajuku style ini berawal dari penampilan para gadis Jepang yang berpenampilan aneh dan tidak lazim yang terjadi di salah satu kawasan kecil di Tokyo, yaitu Stasiun Harajuku, dekat Stasiun Shibuya. Dalam gaya fashion ini, para pelakunya bebas berekspresi dalam berdandan yang terinspirasi dari penampilan para tokoh manga yang dia sukai. Mulai dari potongan rambut, baju, celana, rok mini, sepatu, sampai wajah yang di-make up sehingga mirip sekali dengan tokoh kartun yang dikaguminya itu.

Mereka hidup dan berjalan-jalan di sepanjang jalan di sekitar kawasan Stasiun Harajuku. Terdapat berbagai macam gaya dalam mengikuti penampilan para tokoh manga ini, mulai dari dandanan gotik yang seram, v-kei yang ribet, dan lolita yang manis. Pada hari minggu, mereka biasanya berkumpul di suatu tempat di jalan Takeshita Dori, di kawasan Harajuku, melakukan cosplay (costum play). Banyak turis yang tertarik dengan gaya mereka ini, dan ingin berfoto bersama mereka. Para turis berpendapat gaya dandanan mereka itu unik. Melihat reaksi seperti ini, ada para pelaku harajuku style yang memasang tarif untuk difoto. Sikap ini tidak tanggung-tanggung, untuk itu mereka ada juga yang membawa serta peralatan untuk bergaya harajuku style dalam koper. Demi kepuasan pelanggan, ada juga yang rela memotong rambutnya di tempat. Tapi, segala sampah yang disebabkan dari kegiatan mereka ini, tidak mereka biarkan begitu saja. Mereka selalu berusaha menjaga


(51)

kebersihan lingkungan tempat mereka beraktivitas. Menurut Ted Polhemus, seorang pengamat gaya dandan dan gaya hidup jalanan pernah bilang, gaya anak-anak muda jepang ini dapat mempengaruhi dunia. Pengaruh tersebut dikatakan sebagai supermarket of style, yang muncul pada awal 90-an. Sebelumnya, fenomena serupa pernah terjadi di belahan bumi bagian barat, yaitu Eropa. Harajuku style ini mempunyai moto “berani berekspresi, tak lupa tradisi”, karena itu walaupun fenomena ini juga terinspirasi fenomena yang terjadi di Eropa yang meniri penampilan karakter tokoh film fiksi ilmiah, mereka memodifikasinya dari akar budaya sendiri, dengan mengambil penampilan para tokoh manga.

Peragaan cosplay di Jepang, pertama kali berlangsung pada tahun 1978 di Ashinoko, Perfektur Kanagawa, dalam konvensifksi imiah, Nihon SF Taikai XVII. Media massa sering menuliskan kostum Triton Of The Sea yang dikenakan oleh Mari Kotani, seorang kritikus fiksi ilmiah, sebagai cosplay pertama yang dikenakan di Jepang. Selanjuutnya, sejak Nihon SF Taikai XIX (1980), kontes cosplay menjadi acara tetap. Selain di comic market, acara cosplay menjadi sering diadakan dalam acara pameran doujinshi dan peremuan pengemar fiksi ilmiah di Jepang.

Liputan besar-besaran pertama kali dilakukan majalah fanroad, edisi perdana (Agustus, 1980). Media tersebut memuat artikel tentang persaingan antara dua kelompok harajuku style dengan masing-masing gayanya. Artikel itu menjadikan ‘cosplay’, sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime. Pada tahun 80-an, hobi cosplay menjadi sangat mudah dilakuan, karenanya semakin menyebarluas di Jepang. kegiatan berkelompok dalam cosplay,


(52)

dimulai sejak tahn 1986. Seiringan dengan itu, bermunculan pula fotografer amatiran yang senang memotret kegiatan cosplay (kamera kozou).

Dalam perkembangannya, pelakonan karekter dalam cosplay, tidak hanya berasal dari anime dan manga. Tetapi, juga meniru para penyanyi/ artis Jepang, kerena pada saat ini apara artis itu telah memiliki ciri khas sendiri dalam fashion.

Ada juga istilah crossdresser, yaitu pemeranan pria oleh wanita dan sebaliknya. Hal ini tidak dilarang, sehingga membuka kesempatan para cosplayer untuk bebas berekspresi.

Dalam cosplay, selain kostum yang digunakan, juga memperhatkan keterampilan si pemain cosplay dalam memperagakan ciri khas karakter yang dibawakannya. Kreativitas dalam membuat kostum, juga menjadi poin penting penilaian. Bahan-bahan yang digunakan untuk cosplay, tidak harus bahan-bahan berkualitas yang harganya sangat mahal. Terdapat berbagai pilihan untuk berpakaian untuk cosplay. Bisa meminta bantuan tukang jahit, bisa dibeli di toko-toko tertenu yang menjual pakaian untuk ber-coaplay, bisa juga membuatnya sendiri. Merupakan kebanggaan tersendiri bila kita membuat sendiri kostum untuk cosplay.

Walaupun cosplay merupakan budaya yang diadopsi dari Eropa, tapi cosplay ala Jepang (khususnya cosplay anime dan manga), sudah mendunia. Tiap tahunnya, rutin diadakan World Cosplay Summit (kontes cosplay tingkat dunia). Peserta cosplay (http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id = 57 87) telah diikuti sekitar 12 – 14 negara di dunia.


(53)

Otaku adalah istilah dalam Bahasa Jepang untuk menyebut orang yang betul-betul menekuni suatu hobi sehingga dia mengumpulkan/ mengoleksi benda yang dia sukai yang berhubungan dengan hobinya. Tak jarang seseorang itu menjadi terobsesi terhadap hobi tersebut. Orang-orang seperti ini biasanya hanya berinteraksi dengan pengoleksi objek yang sama.

Istilah otaku kemungkinan besar dari percakapan antarpenggemar anime yang

selalu menyapa lawan bicaranya dengan sebutan otaku お宅 . Otaku yang

dimaksud di sini digunakan sebagai kata ganti orang kedua ragam bahasa yang paling sopan dalam Bahasa Jepang. Otaku yang digunakan para penggemar

anime, ditulis dengan huruf katakana オタク atau ヲタク . Otaku dengan

tulisan kana itu, dianggap sebagai bahasa slang. Berbeda dengan otaku dengan tulisan kanji.

Di awal tahun 80-an, terhadap para penggemar berat lolicon, manga dan doujinshi, sudah ada istilah slang bernada sumbang (ビョ―キ “sakit”). Istilah

otaku pertama kali dipublikasikan oleh kolumnis Nakamori Aiko, dalam artikelnya yang berjudul Otaku No Kenkyuu (Penelitian Tentang Otaku) dalam majalah Manga Burikko. Saat itu, otaku belum begitu dikenal publik. Stasiun radio Nippon Broadcasting System adalah media massa yang pertama kali menggunakan istilah otaku dalam acara Young Paradise yang mengankat segmen Otakuzoku No Jittai (situasi kalangan otaku). Otakuzoku digunakan untuk menyebutkan orang-orang yang masuk ke kalanan otaku. Sistem pengistilahan ini, mengikuti istilah yang sudah ada yang juga diberlakukan


(54)

dalam kalangan anak muda yang memakai akhiran “zoku” (seperti bousouzoku).

Pada perkembangan selanjutnya, istilah otaku pada kaum pria, identik dengan pria lajang yang tergila-gila terhadap anime, manga, idol, video games, dan komputer pribadi, tanpa pembatasan usia. Sedangkn untuk kaum wanita, digunakan untuk menyebutkan wanita lajang maupun yang sudah menikah, yang membentuk kelompok yang bersifat “cult” berdasarkan persamaan hobi. Belakangan ini, pemaknaan otaku, baik itu negatif atau positif, tergantung pada situasi dan orang yang menggunakannya. Secara negatif, otaku ditujukan kepada kalangan penggemar negatif subkultur yang letak bagusnya tidak bisa dimengerti masyarakat umum. Lebih tepatnya, hal ini dikarenakan kalangan tersebut kurang mampu berkomunikasi dan sering tidak mau bergaul dengan orang lain. Secara positif, otaku ditujukan terhadap kalangan yang sangat mendalami suatu bidang pengetahuan tertentu secara mendetail dalam hingga mencapai tingkat pakar.

Sebelum istilah otaku timbul ke permukaan, sebelumnya sudah ada istilah mania, yang artinya kurang lebih sama. Istilah otaku tidak hanyaberlaku dikalangan penggemar anime dan manga. Dengan mengabaikna penekunan terhadap suatu hobi, anak perempuan di Jepang menggunakan istilah otaku untuk menyebutkan anak laki-laki yang tidak populer di kalangan anak perempuan. Tapi, tidak berlaku sebaliknya.

Penampilan para otaku identik dengan kalangan Akiba Kei. Mereka lebih suka mengeluarkan uang untuk keperluan hobinya dari pada untuk penampilan.


(55)

Kesemua bentuk apresiasi kecintaan terhadap manga tersebut, disambut dengan cukup baik oleh masyarakat Jepang. Hal ini terlihat jelas dengan perkembangan bentuk apresiasi tersebut yang juga telah menyebar luas ke luar daerah Jepang, sama halnya dengan manga sebagai salah satu sumber inspirasinya.

2.5.2. Bentuk Apresiasi Terhadap Manga Di Indonesia

Beberapa bentuk apresiasi kecintaan terhadap manga yang ada di Jepang, dapat kita jumpai di daerah di luar Jepang. Tapi, hal tersebut mendapat pemaknaan yang sedikit berbeda dengan ekspresi yang kadang juga berbeda.

Bentuk apresiasi terhadap manga yang dapat kita temukan di Indonesia antara lain: cosplay, harajuku style dan otaku.

Cosplay Jepang yang di daerah asalnya merupakan parade kostum yang menampilkan orang-orang yang berpenampilan seperti tokoh-tokoh yang ada dalam manga. Baik itu secara kostum maupun tingkah laku. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia, tapi hal semacam ini diperlombakan dalam suatu kesempatan. Para peserta yang ikut berpartisipasi, umumnya jika diteliti merupakan orang-orang yang tertarik dengan manga.

Sedangkan harajuku style, di Indonesia tidak hanya terbatas pada orang-orang yang tertarik dengan manga. Orang-orang-orang yang tidak suka atau bahkan yang tidak mengenal manga sekalipun ikut terpengaruh oleh trend fashion harajuku style ini. Trend fashion ini dapat kita lihat jelas di kalangan para artis kita. Tetapi, ada kalanya orang-orang yang suka manga tidak terpengaruh oleh trend fashion ini.


(56)

BAB III

ANALISIS MINAT SISWA SMAN 2 MEDAN AKAN MANGA Berikut ini adalah hasil analisa dari angket yang disebarkan kepada 310 siswa SMA Negeri 2 Medan, yang telah dipilih sebagai sampel dari keseluruhan

populasi.

responden yang membaca komik responden yang tidak membaca komik

Dari 310 orang dari populasi yang terpilih sebagai sampel, terdapat 91,94% responden yang membaca komik dan 8,06% responden yang tidak membaca komik. Masing-masing sebanyak 285 responden yang membaca komik dan 25 orang koresponden yang tidak membaca komik. Untuk yang tidak emmbaca komik terdiri dari 20 orang koresponden laki-laki, 5 orang responden perempuan. Dan, di antara keduaratus delapan puluh lima responden yang mengaku sebagai pembaca komik, semuanya membaca komik Jepang (manga).


(57)

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

5 285 30 7

-Komik Indonesia Komik Jepang Komik Korea Komik Eropa Komik China

Selain membaca komik Jepang, mereka juga membaca komik hasil karya komikus yang berasal dari negara lain. Seperti tampak dari grafik yang tertera di halaman sebelumnya. Di antaranya, komik Indonesia sebanyak 5 orang atau hanya sekitar 2% saja, komik Korea sebanyak 30 orang atau berkisar 11%, komik Eropa sebanyak 7 orang hampir sama dengan komik Indonesia yang juga berkisar 2%, dan untuk komik buatan China, tidak ada responden yang membacanya. Hal komik China, memang kalau kita lihat di pasaran buku di Indonesia jarang sekali kita jumpai komik yang berasal dari negara komunis ini. Memang jika dibandingkan dengan jumlah manga yang sedang beredar, masing-masing jumlah komik Indonesia, Korea, Eropa dan China jumlahnya tidak seberapa.

3.1. Pola Mengkonsumsi Manga.

Sebelum pola konsumsi manga para siswa SMA Negeri 2 Medan dibahas lebih lanjut, perlu diketahui sejak kapan para siswa tersebut mulai membaca manga. Dalam hal ini, responden sebanyak 25 orang yang tidak membaca manga tidak diperhitungkan lagi.


(58)

SD SMP SMA

Melihat gambar grafik di atas, posis paling atas dipegang oleh siswa yang mulai membaca komik ketika mereka masih duduk di Sekolah Menengah Pertama, sebesar 56%, sekitar 160 orang siswa. Lalu disusul oleh siswa yang mulai membaca manga ketika duduk Sekolah Dasar, sebanyak 23%, sekitar 65 orang. Lalu yang terakhir, oleh siswa yang mulai membaca manga sejak SMA, sebanyak 21%, sebanyak 60 orang siswa.

Manga yang sekarang ini dikenal oleh masyarakat umum, tidak hanya berupa karya sastra bergambar yang tuangkan ke dalam kertas. Manga juga telah tersedia dalam bentuk elektronik. Berdasarkan data yang ada, seluruh responden yang membaca komik jepang (manga), membaca manga yang berupa buku. Hanya 1%, yaitu 3 orang responden yang menikmati manga selain dari buku komik, juga dengan browsing di internet (komik on line atau CD komik).

Para siswa ini dapat membaca manga sebanyak antara 1 – 3 komik atau lebih, dalam satu hari. Lebih jelasnya lagi, tergambar dalam grafik di bawah ini.


(59)

0 50 100 150 1 manga

2 manga 3 manga > 3 manga

Posisi paling rendah ditempati oleh siswa yang membaca manga hanya sekitar 3 manga setiap harinya, yaitu sebanyak 8 orang siswa atau berkisar 3%. Lalu diikuti oleh siswa yang membaca manga lebih dari 3 manga setiap harinya, yaitu sebanyak 10 orang siswa, atau sekitar 4%. Kemudian, oleh siswa yang membaca manga sebanyak 2 jilid manga setiap harinya (117 orang/ 41%). Dan yang tertinggi oleh sisiwa yang membaca manga hanya sebanyak 1 jilid manga setiap hari, yaitu sebanyak 150 orang responden (52%).

Dari data ini, dapat diperkirakan, bagi kebanyakan siswa SMA Negeri 2 Medan, membaca manga dilakukan pada saat luang. Tapi, waktu luang itu tidak hanya mereka isi dengan membaca manga. Membaca manga bukanlah satu-satunya pilihan untuk mengisi waktu luangnya.

Walaupun begitu, tampaknya membaca manga sudah mulai menjadi suatu rutinitas bagi siswa SMA Negeri 2 Medan, seperti yang tersirat dalam grafik berikut ini:


(60)

1 x sebulan 5 x seminggu 3 x seminggu 1 x seminggu

Kebanyakan siswa SMA Negeri 2 Medan, membaca manga 3 kali dalam seminggu (150 orang/ 53%). Lalu, di antara mereka hanya 1% (3 orang) yang membaca manga sebanyak seminggu sekali. Selebihnya, 42% sisiwa (120 orang) yang mebaca manga lima kali seminggu. Dan 4% responden (12 orang) yang membaca manga sekali sebulan. Data ini menggambarkan kebanyakan siswa SMA Negeri 2 Medan, sudah cukup rutin dalam mengkonsumsi manga.

Rutinitas mengkonsumsi manga ini berlanjut ke jumlah manga yang telah mereka baca yang tersaji dalam gambara grafik di bawah ini.

0 20 40 60 80 100 120 140

100 manga 100 - 300

manga

300 - 500 manga

500 - 800 manga


(61)

jilid manga. Seratus dua puluh lima siswa (44%) yang merupakan angka tertinggi dalam grafik, telah mambaca komik sebanyak 300 – 500 jilid komik. Yang terakhir, 53 orang sisiwa (19%) telah membaca manga sekitar 500 – 800 jilid manga. Keadaan ini terjadi, diperkirakan oleh rutinitas membaca manga mereka lakukan bukan saat pertama kali membaca manga.

Jika penjabaran keadaan jumlah manga yang telah mereka baca itu dihubungkan dengan grafik rutinitas yang ada sebelumnya, dapat diperkirakan bahwa suatu keadaan membaca manga menjadi rutinitas bagi sisiwa SMA Negeri 2 Medan, tidak terjadi sejak mereka mulai mengenal dan kemudian membaca manga. Kalau sudah begini bagaimana dengan biaya yang mereka keluarkan untuk mengkonsumsi manga?

Di bawah ini adalah bagan yang menggambarkan biaya yang dihabiskan oleh siswa SMA Negeri 2 Medan untuk mengkonsumsi manga setiap bulannya.

0 - Rp 5. 000

Rp 5. 000 - Rp 15. 000 Rp 15. 000 - Rp 30. 000 > Rp 30. 000

Dari gambar di atas, kebanyakan siswa menghabiskan biaya untuk mengkonsumsi manga, yaitu Rp 5. 000 - Rp 15. 000 yaitu sebanyak 177 sisiwa (62%). Disusul oleh sisiwa sebanyak 86 orang siswa, yang menghabiskan biaya Rp 15. 000 - Rp 30. 000 dalam mengkonsumsi manga. Ada juga sisiwa yang


(62)

menghabiskan biaya 0 - Rp 10. 000, yaitu sebanyak 15 sisiwa (30%). Dan yang paling rendah adalah siswa yang menghabiskan biaya sekitar lebih Rp 30. 000, sebanyak 7 sisiwa (2%).

Perincian dana yang dihabiskan siswa SMA Negeri 2 Medan, mengindikasikan bahwa mungkin saja mereka semua yang membaca manga sudah memiliki manganya sendiri. Atau dengan kata lain mereka sudah dapat dikatakan mengoleksi manga. Ternyata memang benar. Semua siswa SMA Negeri 2 Medan memiliki manga-nya sendiri.

0 - 100 manga 100 - 300 manga 300 - 500 manga > 500 manga

Paling banyak siswa (128 siswa/ 45%) memiliki koleksi manga 300 sampai 500 jilid manga. Sedangkan untuk siswa yang memiliki koleksi manga sekitar 500 lebih jilid manga, hanya sekitar 1% (3 siswa). Dan untuk sisiwa yang memiliki koleksi manga sebanyak 100 – 300 jilid manga sebanyak 45 sisiwa (16%). Lalu sebanyak 128 siswa memiliki koleksi manga sebanyak, 300 – 500 jilid manga.


(63)

3.1.1. Jenis Manga Yang Disukai

Begitu banyak judul manga yang telah beredar di Indonesia dan telah dikonsumsi oleh masyarakat, seperti siswa SMA Negeri 2 Medan.

0 50 100 150 200 250 300

Serial Cantik Serial Misteri Serial Lawak Serial Laga Serial detektif

Seperti yang tampak di atas, jenis thema manga yang disukai siswa SMA Negeri 2 Medan, dibagi 5 bagian. Untuk serial canti, sebanyak 260 siswa (91%) menyukainya. Lalu serial misteri, disukai oleh 193 siswa (68%). Dan untuk serial lawak, disukai oleh 273 siswa (96%). Kemudian untuk serial laga, digemari oleh 156 sisiwa (55%). Yang terakhir, serial detektif digemari oleh 224 siswa (79%). Dalam hal ini, satu orang menyukai lebih dari 1 thema manga.

3.2. Kesan Terhadap Manga. 3.2.1. Alasan Menyukai Manga

Melihat minat siswa SMA Negeri 2 Medan yang telah dijabarkan pada sub-bab sebelumnya, tentunya terdapat motifasi untuk keadaan mereka itu. Motifasi itu adalah alasan mengapa siswa SMA Negeri 2 Medan memilih manga sebagai salah satu refrensi bacaan yang cukup mereka gemari. Berikut beberapa alasannya:


(64)

1. Gambarnya yang menarik.

2. Gambarnya lucu.

3. Gambarnya keren.

4. Cowok yang digambar, ganteng-ganteng.

5. Cewek yang digambar, cantik dan seksi.

6. Themanya yang menarik.

7. Ceritanya yang menarik.

8. Ceritanya juga mudah dipahami.

9. Ceritanya kadang membuat kita penasaran. 10.Kadang akhir ceritanya tidak diduga-duga. 11.Cerita yang disajikan selalu beda, tidak monoton.

12.Bentuk bukunya yang kecil, sehingga praktis dibawa ke mana-mana. 13.Isi ceritanya cukup menghibur.

14.Cerita dalam manga nggak ada matinya. 15.Dll.

3.3. Pengaruh Manga.

Kegiatan membaca manga yang telah menjadi kegemaran oleh siswa SMA Negeri 2, Medan ini, tentunya memberikan beberapa pengaruh. Pengaruh yang dimaksud di sini adalah pengaruh terhadap si siswa tersebut itu sendiri.

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa manga begitu besar pengaruhnya bagi kehidupan masyarakat Jepang. Hal ini terlihat jelas dalam dunia fashionnya. Pengaruh fashion kaitannya dengan manga di sini adalah parade costum ala Jepang. Atau lebih sering disebut dengan cosplay. Cosplay sekarang


(65)

ini telah dipertandingkan. Begitu pula dengan cosplay yang telah diserap masyarakat kita saat ini.

Bagi siswa SMA Negeri 2 Medan, cosplay cukup mendapat tanggapan. Menurut mereka cosplay yang merupakan gaya yang mengikuti gaya berpakaian, penampilan serta tingkah laku para tokoh manga ini adalah merupakan suatu gaya yang keren, lucu, unik, heboh, sedikit aneh, rame, seru, dan lain-lain. Di antara mereka ada yang mengaku mengikuti penampilan para tokoh manga yang menurut mereka bagus. Mereka yang mengikuti itu hanya sekitar 2 orang siswa saja (1%). Tapi untuk yang pernah menonton cosplay, ada sekitar 17 orang (sekitar 6%).

Dari cosplay ini, erat kaitannya dengan trend fashion remaja Jepang yang sedang ngetrend saat ini, yaitu harajuku style. Pengaruh harajuku style ini juga telah masuk ke Indonesia. Dan masih menurut para siswa SMA Negeri 2 Medan, pendapat mereka tentang harajuku style ini tidak jauh berbeda dengan pandangan mereka terhadap cosplay. Di antara mereka yang membaca manga yang juga menjadi sampel, ada sekitar 13% (38 orang) yang mengikuti gaya berpakaian remaja Jepang ini.


(1)

kita memilih gaya kritisi yang sedikit berbeda terhadap dunia sastra bergambar kita, tentunya dunia perkomikan Indonesia tak kalah majunya dengan komik yang telah mendapat pengakuan dunia.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Asoo, Isoji.1983. Sejarah Kesusastraan Jepang (Nihon Bungakushi). Terj. Adi Sudijono Abdurachman. Dkk. Jakarta: UI Press.

Boneff, Marcell. 2002. Komik Indonesia. Terj. Rahayu S. Hidayat. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

McCloud, Scott. 2001. Understanding Comics Memahami Komik (Edisi Revisi). Terj. S. Kinanti. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Monks, F J . Dkk. 1999. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Mukhtar. Erna Widodo. 2000. Konstruksi Ke Arah Penelitian Deskriptif. Yogyakarta: Avyrouz.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nelson, Andrew N. 2002. Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia. Jakarta: Kesaint Blanc.

Ratna, Kutha Nyoman. 2004. Teori, Metode, Dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta Pustaka Belajar: Pustaka Belajar.

Tarigan, Guntur Henry. 1995. Dasar-Dasar Psikosastra. Bandung: Penerbit Angkasa.

Adhi. 2008. Sejarah Komik dan Manga. http://komikami.blogspot.com/2008/02/ sejarah-komik-dan-manga.html

Angkat, Guntur. 2004. Selintas Sejarah Komik Indonesia. http://re-searchengines/art05-72.html


(3)

Atyas. 2002. Survei komik oleh koran Kompas.

http://forum.kafegaul.com/archive/index.php/t-67338.html

Bintang Bangsaku. 2008. Minat. http://bawana.wordpress.com/2008/04/24/minat/ Gandrungplus. 2007. KAWAii.

http://209.85.175.104/search?q=cache:yiZtnlZNlZ8J:gandrungplus. wordpress.com/2007/11/09/kawaii/+manga+genre+moe&hl=ja&ct =clnk&cd=20&gl=jp&lr=lang_id

Gunawan, Kristoforus. 2008. Adult Anime!!. http://beritaseni.com/?p=91

Kalsum, Umi. 2007.Masih dalam Dekapan “Manga”. http://64.203.71.11/kompas-cetak/0711/26/pustaka/4023253.htm

Krisnaresa. 2008. Ragam Komik.

http://209.85.175.104/search?q=cache:HIKKUYXHPw8J:kjournal.mul

tiply.com/journal/item/8+jenis-jenis+novel+wikipedia&hl=id&ct=clnk&cd=14&gl=id&lr=lang_id Matsui, Tadai. 2007. picture books: past, present and future.

http://groups.yahoo.com/group/pengajian_komik_dkv/message/4218 Mustaqim, Karna. MARI MEMBACA KOMIK.

http://209.85.175.104/search?q=cache:FjF8EGbAB58j:internal_artikel.

blogspot.com/2004/07/mari-membaca-komik_07.html+ponchi+e&hl=ja&ct=clnk&cd=l&gl=jp&lr=lang_id Rosidi, Rain. 2001. KABINET KOMIK “indie”.

http://komikazemedia.tripod.com/arsip/02-04-06kabinetindie.htm

Soeherman, Bonnie. 2007. Mastering Manga Character. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.


(4)

Wendyartaka, Anung. 2007. “Manga” Masih Mendominasi Dunia.

http://www2.kompa.com/kompas-cetak/0711/26/pustaka/4021504.htm.

2007. HARAJUKU STILE Berani Berekspresi, Tak Lupa Tradisi. http://adhieyharajuku.blogspot.com/2007/10/ harajuku-stile-berani-berekspresi-tak.html

2007. Sejarah Tentang Komik. http://hansteru.wordpress.com/2007/12/05/sejarah-tentang-komik/

2007. Selintas sejarah komik Indonesia.

http://komiktime.blogspot.com/2007/05/selintas-sejarah-komik-indonesia.html

AOIndonesia.net, ...nama baru wajah lama. http://adanahmad.com/?p=196 Apa boleh buat, sekarang memang eranya komik jepang.

http://www.asmakmalaikat.com/go/buku/2001/28012001_1.htm Coretan2 Orang Jepang.

http://209.85.175.104/search?q=cache:LhblFH6ZvU4J:sunupunyacerita. blogs.friendster.com/birusaphire/tentang_jepang/index.html+manga+alir an+moe+wikipedia+indonesia&hl=ja&ct=clnk&cd=l&gl=jp

Cosplay. http://id.wikipedia.org./wiki/Cosplay

Kenapa Komik Jepang Lebih Banyak Beredar Di Negara Kita??.

http://liv3.wordpress.com/2008/04/18/ kenapa-komik-jepang-lebih-banyak-beredar-di-negara-kita/

Komik Dalam Gambaran Sejarah.


(5)

Manga And Anime Fever. http://64.203.71.11/kompas-cetak/0705/11/muda/3521331.htm

Manga Seng Ada Lawan.

http://209.85.175.104/search?q=cache:PGB7Q9sB_BoJ:klipingbuku.blogs

pot.com/2007/08/manga-seng-ada-lawan.html+penjualan+komik+jepang+gramedia&hl=en&ct=clnk&cd=5& gl=id&lr=lang_id

MENGENAL JENIS DAN KATEGORI MANGA.

http://209.85.175.104/search?q=cache:s3yODdqUIRMJ:a4n_t4k3s hl.blog2.plasa.com/category/manga/+manga+genre+moe&hl=ja&c t=clnk&cd=4&gl=jp&lr=lang_id

Otaku!?. http://adanahmad.com/?p=225

SEJARAH SINGKAT ANIME DAN MANGA. http://www.animindo.net/old/sejararah.php SHOTAKON.

http://209.85.175.104/search?q=cache:dJAzHMHzppQJ:id.wikiped ia.org/wiki/Shotachon+shotacon+wikipedia+indonesia&hl=ja&ct= clnk&cd=3&gl=jp

Ukiyo-e. http://id.wikipedia.org/wiki/Ukiyo-e

Wabah Japanese Mania Menyerang Tak Perlu Panik Dan Tak Perlu Dibendung. eikichionozuka.wordpress.com/200.05/03/ wabah-japanese-mania-menyerang-tak-perlu-panik-dan-tak-perlu-dibendung/


(6)

http://72.14.235.132/search?q=cache:R649VJ9SUFoJ:dosen.amikom.ac.id/downl oads/materi/Pt%25203%2520sampling%2520%26%2520tabulasi.rtf+rumus+men entukan+jumlah+sampel+dari+populasi&hl=id&ct=clnk&cd=2&gl=id

http://bawana.wordpress.com/category/teori-psikologi/ http://komikaze99.multiply.com/journal

http://www.ftspl.uii.ac.id/TA/detail.php?nim=00.512.179 http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=5787