Henni Harisandi : Pengaruh Waktu, Temperatur Dan Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Pada Air Kondensat Dengan Perebusan Sistem Tiga Puncak Di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Kebun Rambutan Tebing Tinggi, 2008.
USU Repository © 2009
sama dan berdekatan, sehingga minyak dan air masing-masing terpisah. Peristiwa ini akan mempermudah minyak keluar dari perikarp. Penetrasi uap yang sempurna pada
perikarp, terutama buah yang paling dalam, akan mempertinggi efesiensi ekstraksi minyak. Pemecahan emulsi yang telah dimulai dari perebusan akan membantu proses
pemisahan minyak dari air dan padatan lainnya pada stasiun klarifikasi.
− Membantu proses pelepasan inti dari cangkang
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 15. Kadar air yang turun hingga 15 akan menyebabkan inti susut sedangkan tempurung biji tetap,
maka terjadi inti yang lekang dari cangkang. Hal ini akan membantu proses fermentasi di dalam nut silo, sehingga pemecahan biji dapat berlangsung dengan baik,
demikian juga pemisahan inti dari cangkang dalam proses pemisahan kering atau basah dapat menghasilkan inti yang mengandung kotoran lebih kecil.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tekanan uap 2,8-3 kgcm
2
dengan lama perebusan sekitar 90 menit. P.M. Naibaho, 1990
2.6 EFESIENSI PEREBUSAN
2.6.1 Deaerasi
Henni Harisandi : Pengaruh Waktu, Temperatur Dan Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Pada Air Kondensat Dengan Perebusan Sistem Tiga Puncak Di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Kebun Rambutan Tebing Tinggi, 2008.
USU Repository © 2009
Deaerasi adalah pembuangan dari udara dari dalam ketel rebusan yang dilakukan dengan memasukkan uap dengan cara pipa uap dibuka, katup deaerasi dan katup
kondensat dibuka yang berlangsung selama 2 – 5 menit. Deaerasi atau pembuangan udara dari steriliser dilakukan dengan cara membuka pipa inlet, deaeration valve dan atau
condensate valve. Udara dibuang dengan cara memasukkan uap secara cepat sehingga terjadi pencampuran antara uap dan udara. Karena udara lebih berat maka udara akan
turun kebawah dan dibuang melalui deaeration valve atau melalui pipa kondensat. Deaeration akan berlangsung pada saat pembuangan air kondensat selama sistem
perebusan berlangsung. Jadi, langkah pertama dari proses perebusan adalah proses deaerasi.
2.6.2 Pembuangan Air Kondensat Dan Pembuangan Uap Bekas
Frekuensi pembuangan air kondensat dan pembuangan uap bekas selama proses perebusan tergantung pada siklus perebusan. Puncak pertama dicapai dengan membuka
pipa uap inlet pipe selama 7 menit umumnya tekanan 1,5 kgcm
2
kemudian pipa uap masuk ditutup dan pipa kondensat, exhause pipe dibuka dengan tiba-tiba sehingga
tekanan turun sampai 0,5 kgcm
2
+3 menit, kemudian pipa kondensat ditutup. Puncak kedua dicapai, pipa uap masuk dibuka selama 10 menit tekanan 2 – 2,5 kgcm
2
, kemudian pipa uap masuk ditutup dan pipa kondensat dan exhause pipe dibuka hingga
tekanan 1 kgcm
2
3 menit. D. Darnoko, 2003
Air kondensat yang terbentuk harus tetap dibuang, dengan tujuan :
Henni Harisandi : Pengaruh Waktu, Temperatur Dan Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Pada Air Kondensat Dengan Perebusan Sistem Tiga Puncak Di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Kebun Rambutan Tebing Tinggi, 2008.
USU Repository © 2009
1. Jika air kondensat tidak dikuras, maka dapat mengisi ketel rebusan dan merendam
roda lori dan merusak. 2.
Jika air kondensat sampai merendam tandan buah, maka sebagian besar miyak akan ikut terbuang dan merupakan kerugian bagi pabrik
3. Air kondensat yang mengikat minyak pada buah luka mempunyai kadar asam
lemak bebas yang tinggi dan bersifat korosi, dan dapat merusak badan ketel rebusan terutama sekali pintu ketel rebusan.
4. Pada akhir siklus perebusan, air kondensat dapat mendenyar flash off dalam
ketel rebusan dan memperlama waktu pengurasan air pengembunan.
2.6.3 Pemasakan Buah