Winda Kirana Ade Putri : Pemeriksaan Penyalahgunaan Rhodamin B Sebagai Pewarna Pada Sediaan Lipstik Yang Beredar Di Pusat Pasar Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
suhu cuaca di sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih sesuai diatur pada suhu lebih kurang 62°,
biasanya berkisar antara 55-75°C. Depkes RI, 1985
2.2.2 Persyaratan Lipstik
Persyaratan untuk listik yang dituntut masyarakat antara lain : 1.
Melapisi bibir secara mencukupi 2.
Dapat bertahan di bibir dalam jangka waktu lama 3.
Cukup melekat pada bibir tetapi tidak sampai lengket 4.
Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir 5.
Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya 6.
Memberikan warna yang merata pada bibir 7.
Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya 8.
Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau berbintik-bintik, atau memperlihatkan hal lain yang tidak menarik.
Tranggono, 2004
2.2.3 Komposisi Lipstik
Bahan-bahan utama pada lipstik adalah : a.
Lilin Misalnya: carnauba wax, paraffin waxes, ozokerite, beewax, candellila wax,
spermaceti, ceeresine. Semuanya berperan pada kekerasan lipstik b.
Minyak Fase minyak dalam lipstik dipilih terutama berdasarkan kemampuannya
melarutkan zat- zat eosin. Misalnya, minyak castor, tetrahydrofurfuril alcohol, fatty acid alkylolamides, dihydric alcohol, beserta monoethers dan monofatty
Winda Kirana Ade Putri : Pemeriksaan Penyalahgunaan Rhodamin B Sebagai Pewarna Pada Sediaan Lipstik Yang Beredar Di Pusat Pasar Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
acid esternya, isopropyl myristate, isopropyl palmitate, butyl stearate, parafin oil.
c. Lemak
Misalnya, krim kakao, minyak tumbuhan yang sudah dihidrogenasi misalnya hydrogenated castrol oil, cetyl alcohol, oleyil alcohol, lanolin
d. Acetoglycerides
Direkomendasikan untuk memperbaiki sifat thixotropik batang lipstik sehingga meskipun temperatyr berfluktuasi, kepadatan lipstik konstan.
e. Zat-zat pewarna
Zat pewarna yang dipakai secara universal di dalam lipstik adalah zat warna eosin yang memenuhi dua persyaratan sebagai zat warna untuk lipstik, yaitu
kelekatan pada kulit dan kelarutannya di dalam minyak. Pelarut terbaik untuk eosin adalah castrol oil. Tetapi furfuryl alkohol beserta ester-esternya terutama
stearat dan ricinoleat memiliki daya melarutkan eosin yang lebih besar. Fatty acid alkylolamides, jika dipakai sebagai pelarut eosin, akan memberikan warna
yang sangat intensif pada bibir. f.
Surfaktan Surfaktan kadang-kadang ditambahkan dalam pembuatan lipstik untuk
memudahkan pembasahan dan dispersi partikel-partikel pigmen warna yang padat
g. Antioksidan
h. Bahan pengawet
Bahan pewangi fragrance atau lebih tepat bahan pemberi rasa segar flavoring, harus mampu menutupi bau dan rasa kurang sedap dari lemak-lemak dalam
Winda Kirana Ade Putri : Pemeriksaan Penyalahgunaan Rhodamin B Sebagai Pewarna Pada Sediaan Lipstik Yang Beredar Di Pusat Pasar Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
lipstik dan menggantinya dengan bau dan rasa yang menyenangkan. Tranggono,2004
2.3 Struktur Anatomi Bibir