Winda Kirana Ade Putri : Pemeriksaan Penyalahgunaan Rhodamin B Sebagai Pewarna Pada Sediaan Lipstik Yang Beredar Di Pusat Pasar Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kosmetika 2.1.1. Pengertian Kosmetika
Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga
untuk kesehatan. Tranggono, 2007 Kosmetika berasal dari kata kosmein Yunani yang berarti “berhias”.
Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini , dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Sekarang kosmetik dibuat
manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan. Wasitaatmadja, 1997
Pada tahun 1955 Lubowe menciptakan istilah “cosmedik” yang merupakan gabungan dari kosmetik dan obat yang sifatnya dapat mempengaruhi
faal kulit secara positif, namun bukan obat. Ilmu yang mempelajari kosmetika disebut “kosmetologi” yaitu ilmu yang
berhubungan dengan pembuatan, penyimpanan, aplikasi penggunaan, efek dan efek samping kosmetika. Wasitaatmadja, 1997
2.1.2. Penggolongan Kosmetik
Dewasa ini terdapat banyak kosmetika yang dijual di pasar bebas, baik produk di dalam maupun luar negeri. Jumlah yang demikian banyak memerlukan
usaha penyederhanaan kosmetika baik untuk tujuan pengaturan maupun pemakaian. Usaha tersebut berupa pengolongan kosmetika.
Kosmetika dapat dibagi atas beberapa golongan, antara lain :
Winda Kirana Ade Putri : Pemeriksaan Penyalahgunaan Rhodamin B Sebagai Pewarna Pada Sediaan Lipstik Yang Beredar Di Pusat Pasar Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
a. Menurut Jellinek 1959 kosmetika dibagi menjadi :
1. Preparat pembersih
2. Preparat deodoran dan antiperspirasi
3. Preparat protektif
4. Emoliaen
5. Preparat dengan efek dalam
6. Preparat dekoratifsuperfisial
7. Preparat dekoratif dalam
8. Preparat buat kesenangan
b. Menurut Wells FV dan Lubowe 1964 kosmetika dikelompokkan
menjadi: 1.
Preparat untuk kulit muka 2.
Preparat untuk higienis 3.
Preparat untuk tangan dan kaki 4.
Kosmetika badan 5.
Preparat untuk rambut 6.
Kosmetika untuk pria dan toilet 7.
Kosmetika lain c.
Menurut Brauer EW 1978 dan Princilles of Cosmetics for The Dermatologist mengklasifikasikan kosmetika menjadi :
1. Toiletries : sabun, sampo, pengkilap rambut, konsdisioner rambut,
penata, pewarna, pengeriting, pelurus rambut, deodoran, antiperspiran, dan tabir surya
Winda Kirana Ade Putri : Pemeriksaan Penyalahgunaan Rhodamin B Sebagai Pewarna Pada Sediaan Lipstik Yang Beredar Di Pusat Pasar Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2. Skin care : pencukur, pembersih, astringen, toner, pelembab, masker,
krem malam, dan bahan untuk mandi 3.
Fragrance : perfume, colognes, toilet waters, body silk, bath powder, after shave agent
d. Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta maksud evaluasi produk
kosmetik dibagi menjadi 2 golongan : 1.
Kosmetik golongan I adalah: a.
Kosmetik yang digunakan untuk bbayi b.
Kosmetik yang digunakan disekitar mata, rongga mulut dan mukosa lainnya
c. Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan
penandaan d.
Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya.
2. Kosmetik golongan II adalah kosmetik yang tidak termasuk golongan I
Badan POM, 2004 e.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi ke dalam 13 kelompok :
1. Preparat untuk bayi, misalnya bedak bayi, minyak bayi, dll
2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll
3. Preparat untuk mata, misalnya mascara, eye shadow, dll
4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll
5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dll
6. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut, dll
Winda Kirana Ade Putri : Pemeriksaan Penyalahgunaan Rhodamin B Sebagai Pewarna Pada Sediaan Lipstik Yang Beredar Di Pusat Pasar Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
7. Preparat make-up kecuali mata,misalnya bedak, lipstik, dll
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth
washes,dll 9.
Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dll 10.
Preparat kuku, misalnya cat kuku, lossion kuku, dll 11.
Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung,dll 12.
Preparat cukur, misalnyasabun cukur, dll 13.
Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation,dll. Tranggono, 2004
f. Penggolongan kosmetik menurut sifat dan cara pembuatan
1. Kosmetik modern,diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern
termasuk diantaranya adalah cosmedic 2.
Kosmetik tradisional : a.
Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun
b. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet
agar tahan lama. c.
Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar- benar tradisional dan diberi warna yang menyerupai bahan
tradisional. Tranggono, 2004 g.
Penggolongan kosmetika menurut kegunaannya bagi kulit 1.
Kosmetik perawatan kulit skin care cosmetic Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit.
Termasuk di dalamnya:
Winda Kirana Ade Putri : Pemeriksaan Penyalahgunaan Rhodamin B Sebagai Pewarna Pada Sediaan Lipstik Yang Beredar Di Pusat Pasar Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
a. Kosmetik untuk membersihkan kulit cleanser : sabun, cleansing
cream, cleansing milk, dan penyegar kulit freshener b.
Kosmetik untuk melembabkan kulit mosturizer, misalnya mosturizer cream, night cream, anti wrinkel cream
c. Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen
foundation, sun block creamlotion d.
Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit peeling, misalnya scrub ceram yang berisi butiran-butiran halus yang
berfungsi sebagai pengamplas abrasiver h.
Kosmetik riasan dekoratif atau make-up Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit
sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri self
confident. Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan pewangi sangat besar. Kosmetik dekoratif terbagi menjadi 2 golongan,yaitu :
a. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan
dan pemakaian sebentar, misalnya lipstik, bedak, pemerah pipi, eyes shadow, dll
b. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam
baru lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengeriting rambut, dan preparat penghilang rambut. Tranggono,
2004
Winda Kirana Ade Putri : Pemeriksaan Penyalahgunaan Rhodamin B Sebagai Pewarna Pada Sediaan Lipstik Yang Beredar Di Pusat Pasar Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2.2 Kosmetika Rias Bibir